Mengenal Sandal Upanat, Terinspirasi dari Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur

Mengenal Sandal Upanat, Terinspirasi dari Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur
info gambar utama

Pengunjung Candi Borobudur wajib memakai sandal khusus bernama Upanat Barabudur ketika hendak menaiki struktur candi. Penggunaan alas kaki itu bertujuan untuk meminimalisasi keausan pada batu tangga.

Sandal Upanat Barabudur terbuat dari bahan-bahan sederhana. Bagian strap dan alas permukaan atas terbuat dari anyaman pandan, lalu penjepit bagian depan dari batok kelapa, dan alas bagian bawah dari busa ati. Upanat yang berarti ’alas kaki’ pertama kali diciptakan pada 1997 oleh Basiyo—pelaku industri kreatif lokal di sekitar Candi Borobudur. Saat itu sandal tersebut belum punya nama.

Lalu, Sejak 2021, Balai Konservasi Borobudur mengadakan kajian khusus dan uji coba penggunaan Upanat di Candi Borobudur. Para peneliti menemukan bahwa sandal Upanat Barabudur ternyata aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 di Candi Borobudur. Di relief itu, terdapat gambar dua orang yang sedang mempersembahkan alas kaki kepada Brahmana. Alas kaki itulah yang dianggap sebagai sandal upanat.

Keunikan Alat Musik dari Labu yang Sudah Terpahat di Relief Candi Borobudur

Brahmantara, Pengkaji dan Pelestari Balai Konservasi Borobudur, melakukan kajian untuk mendapatkan prototipe alas kaki yang memenuhi kriteria ketahanan atau durability, ergonomi, dan keselarasan visual (DEKS). Pengkajian itu juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal Borobudur.

Kajian dilakukan dalam dua tahap, yaitu uji laboratorium terhadap beberapa sampel material alas kaki dan pembuatan sandal khusus.

“Awalnya kita mendesain beberapa bentuk. Setelah melalui beberapa literasi bentuk, ternyata ada relief di Candi Borobudur, tepatnya Relief Karmawibhangga nomor 150 tentang alas kaki itu. Maka bentuk sandal ini sama dengan bentuk di panel 150,” ujar Brahmantara di Magelang, Jawa Tengah, dikutip dari situs Kemdikbudristek RI.

Brahmantara menyimpulkan bahwa sandal Upanat Barabudur dapat mencegah keausan batu batu tangga dan batu lantai. Setelah melakukan uji gesekan, dia mengetahui bahwa jenis material bahan spon ati menghasilkan dampak keausan yang jauh lebih rendah daripada spon batu.

Asal Usul Candi Borobudur : Kuil Buddha Terbesar di Dunia

Brahmantara dan tim sudah beberapa kali menguji sandal Upanat Barabudur. Uji coba terakhir dilakukan bersamaan dengan uji coba Travel Pattern pada akhir Januari 2022. Travel Pattern artinya pembuatan jalur-jalur kunjungan ke Candi Borobudur dan potensi wisata di sekitarnya agar kunjungan turis bisa lebih terarah dan tematik.

Saat itu, penggantian alas kaki dilakukan di depan pintu gerbang zona satu atau gerbang timur Candi Borobudur.

“Untuk hasil uji coba beberapa kali, setelah penyesuaian dimensi, jarak tali, dan lain-lain, uji coba terakhir kemarin hampir semua pengunjung merasakan nyaman dan enak digunakan,” jelas Brahmantara.

Kemdikbudristek RI menulis, dari perspektif nilai histori dan filosofi, selain meminimalisasi keausan, sandal Upanat Barabudur juga bermanfaat sebagai media edukasi pelestarian kepada pengunjung. Sandal ini termasuk dalam paket wisata Candi Borobudur. Para pelancong juga bisa membawanya pulang sebagai suvenir.

Sandal Upanat Barabudur juga termasuk bagian dari program pelestarian berbasis pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh pengrajin di kawasan Candi Borobudur. Penggunaan sandal ini menjadi salah satu penggerak ekonomi kreatif di sekitar kawasan candi karena para perajin lokal dilibatkan penuh dalam pembuatan sandal upanat. Menurut catatan Kemenparekraf RI, saat ini sudah ada delapan rumah produksi yang dipercaya untuk memenuhi kebutuhan 1.200 pasang sandal Upanat Barabudur per hari.

Pesona Wisata di Desa Wringinputih, Destinasi Tersembunyi sekitar Borobudur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini