Intip Rekam Jejak Peninggalan Budaya Arab yang Menjadi Kearifan Lokal di Indonesia

Intip Rekam Jejak Peninggalan Budaya Arab yang Menjadi Kearifan Lokal di Indonesia
info gambar utama

Kawan GNFI, Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alam dan keragaman budaya lokalnya, tetapi juga diperkaya oleh jejak sejarah panjang perjalanan warga Arab di tanah air.

Hingga kini, warga keturunan Arab masih banyak tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Masuknya warga Arab telah membentuk lapisan budaya yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Beberapa budaya akulturasi Arab keturunan yang saat bisa kita jumpai di Indonesia, di mana saja?

Diplomasi Indonesia Aktif Perjuangkan Pendidikan Perempuan di Afghanistan

Kampung Arab

Monumen Salak di Taman Condet al-Hawi
info gambar

Keberadaan Kampung Arab di Indonesia membawa warna tersendiri bagi keberagaman di Indonesia. Terdapat banyak sekali komunitas Arab yang membentuk perkampungan dengan identitas khasnya. Kampung-kampung Arab ini memperlihatkan keunikan mereka melalui berbagai aspek, termasuk budaya, tradisi, dan kuliner yang karakteristik.

Beberapa di antaranya adalah Kampung Pekojan yang pada zaman Kolonial menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan Kampung Condet yang lekat dengan image pertokoan minyak wangi yang tersebar di sepanjang jalannya. Ada juga Kampung Arab Pekalongan yang pertama kali didirikan oleh ulama dari Hadramaut dan menjadi pusat perdagangan kain mori dan lain sebagainya.

Bahasa

Dari perspektif ilmu kebahasaan atau linguistik, dapat dijelaskan bahwa bahasa Indonesia dapat dikategorikan sebagai salah satu variasi dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tergolong sebagai bahasa terbuka, di mana banyak kata-kata dari berbagai bahasa lain diadopsi dan diserap ke dalamnya.

Bahasa Indonesia secara aktif mengintegrasikan banyak kata dari beragam bahasa asing dan daerah ke dalam strukturnya, dan salah satu contohnya adalah pengaruh kata-kata dari bahasa Arab.

Akulturasi bahasa terjadi melalui proses adopsi dengan penyesuaian pengucapan. Banyak terdapat istilah yang ternyata berasal dari serapan dari bahasa Arab, di antaranya adalah:

Khatulistiwa = Khat al-istiwa

Derajat = Darajah

Kabar = Khabar

Berkat = Barokah

Makalah = Maqalatun

Rezeki = Rizq

Resmi = Rasmiyyun

Diaspora Arab di Indonesia: Siapa, Kapan, dan Bagaimana

Tarian Zapin

Anak kecil menampilkan tari zapin
info gambar

Salah satu warisan budaya yang telah meresap dalam kehidupan sehari-hari adalah tarian Zafin atau Zapin. Berasal dari bahasa Arab "Zafn," tarian ini memadukan pergerakan kaki cepat dengan ritme pukulan, menciptakan koreografi yang menghibur dan edukatif.

Awalnya hanya ditarikan oleh penari laki-laki, kini Zapin melibatkan penari perempuan dan campuran. Alat musik petik gambus dan tabuh marwas menyertai, menjadikan tarian ini sebagai wujud akulturasi seni yang memikat.

Sapaan atau Panggilan

Proses akulturasi dalam lingkup keluarga inti mencakup bentuk sapaan atau panggilan yang digunakan antara anak dengan orang tua mereka. Dalam budaya Arab-Jawa, sapaan anak kepada ayahnya sering kali diwujudkan dengan memanggilnya 'Abi', sedangkan untuk ibunya, anak-anak cenderung menggunakan sebutan 'Umi'.

Hal ini mencerminkan dinamika interaksi keluarga yang mencampuradukkan elemen-elemen dari kedua budaya, menciptakan sebuah bentuk komunikasi yang unik dan khas.

Alat Musik Gambus

Gambus, alat musik tradisional yang berasal dari Semenanjung Arab. Merdunya Syiar Islam dari Arab telah menyatu dengan kebudayaan Melayu di Nusantara. Dengan bentuk mirip kecapi atau gitar, gambus menghias kesenian tradisional di daerah-daerah seperti Aceh, Deli, Belitung, dan Lampung. Dengan senar tunggal atau ganda, alat musik ini mengiringi berbagai pertunjukan hiburan di berbagai wilayah.

Tradisi Pernikahan

Tradisi pernikahan menggambarkan sebuah proses akulturasi yang terjadi antara budaya Arab dan Indonesia. Pernikahan dalam budaya Arab di Indonesia telah mengalami akulturasi dengan unsur-unsur budaya Jawa. Keluarga di Indonesia, khususnya yang berasal dari Jawa, mengadopsi tradisi Arab dengan menerapkan sistem perjodohan untuk anak-anak mereka.

Dalam hal ini, kriteria pernikahan telah ditetapkan oleh orang tua, menciptakan sebuah perpaduan antara budaya Arab yang telah mengalami akulturasi dengan budaya Jawa-Indonesia. Dengan demikian, praktik ta’aruf diperbolehkan sebagai bagian dari adaptasi budaya yang terjadi dalam proses pernikahan.

Gaya Bahasa dan Etika Sosial

Bukan hanya dalam seni dan pakaian, budaya Arab juga tercermin dalam gaya bahasa dan etika sosial. Orang Arab cenderung bersifat basa-basi, menanyakan kabar dan keadaan sebagai ungkapan kelembutan. Tradisi merangkul dan mencium pipi saat bertemu akrab, serta menghormati tamu dengan penuh kehangatan, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dari Zapin yang menghibur hingga gambus yang mengalun syiar Islam, serta busana tradisional yang mencerminkan keimanan, Indonesia adalah saksi perpaduan harmonis antara budaya lokal dan jejak panjang perjalanan warga Arab. Adakah di antara Kawan GNFI yang sering mengalami keindahan budaya Arab ini dalam kehidupan sehari-hari? Bagikan pengalaman dan pandangan kalian!

Sumber:

https://merahputih.com/post/read/akulturasi-budaya-budaya-arab-yang-menjadi-bagian-dari-kearifan-lokal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini