5 Praktik Self-Compassion, Cara Agar Kesehatan Mentalmu Tetap Terjaga

5 Praktik Self-Compassion, Cara Agar Kesehatan Mentalmu Tetap Terjaga
info gambar utama

Self-compassion pertama kali dipopulerkan oleh Kristin Neff, profesor di departemen psikologi pendidikan Universitas Texas. Istilah ini dapat diartikan sebagai sikap penerimaan dan kebaikan terhadap diri sendiri dalam menghadapi kesulitan, kegagalan, atau penderitaan. Tindakan tersebut juga melibatkan pengakuan bahwa kesalahan dan kelemahan adalah bagian alami dari kehidupan manusia.

Selain itu, self-compassion merupakan wujud welas asih pada diri sendiri layaknya ia peduli pada seorang teman yang sedang mengalami kesusahan. Kawan GNFI merasa sedih juga kan, saat mendengar teman dekat dilanda masalah? Itulah gambaran tentang welas asih pada diri sendiri. Lantas, mengapa self-compassion penting, terutama bagi kesehatan mental?

Baca juga: Pelatihan Self-Compassion Kepada Remaja di 5 Panti Asuhan Kota Bandung

Manfaat Self-Compassion

Manfaat melakukan self-compassion
info gambar

Di dunia yang sering kali penuh dengan tekanan dan standar yang tinggi, memberikan diri sendiri izin untuk tidak sempurna dan menghargainya dalam proses pertumbuhan menjadi aspek penting untuk menjaga kesehatan mental.

Self-compassion bukanlah bentuk egoisme. Akan tetapi, lebih pada memberikan perawatan diri yang diperlukan agar dapat berfungsi secara optimal dan berkontribusi secara positif dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik self-compassion juga dapat mengurangi risiko masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan burnout. Dengan mengembangkan sikap lembut pada diri sendiri, seseorang cenderung lebih mudah mengatasi kegagalan dan menghadapi situasi sulit tanpa terperangkap dalam siklus penilaian diri yang negatif.

Selain itu, sikap ini juga memperkuat konektivitas sosial, mengurangi perasaan kesepian, dan meningkatkan empati terhadap orang lain.

Baca juga: Anak Muda Indonesia Sangat Optimis, Kenapa Isu Mental Health Meningkat?

5 Praktik Self-Compassion untuk Menjaga Kesehatan Mental

Self-compassion dapat membantu seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan stabil. Berikut adalah lima praktik self-compassion yang dapat Kawan terapkan untuk menjaga kesehatan mental.

1. Mengakui Emosi yang Dirasakan

Kawan dapat mengawali praktik self-compassion dengan cara mengakui emosi yang sedang hadir. Berikan izin kepada diri sendiri untuk merasakan segala macam emosi, baik itu kegembiraan, kekhawatiran, maupun kesedihan. Katakan pada dirimu sendiri bahwa setiap emosi adalah valid dan merupakan pengalaman manusiawi yang normal.

2. Perlakukan Diri Sendiri seperti Teman Baik

Tidak jarang seseorang memperlakukan dirinya sendiri dengan buruk. Sementara itu, ia tampak baik saat berinteraksi dengan orang lain, terutama kepada yang dianggapnya sebagai orang terdekat. Padahal, sikap yang baik tersebut juga dibutuhkan oleh dirinya sendiri.

Oleh karena itu, ubahlah cara bicaramu pada diri sendiri dengan cara yang lembut dan penyayang. Bayangkan diri Kawan sebagai teman baik yang memberikan dukungan dan kata-kata penyemangat dalam situasi sulit. Hindari menghakimi diri sendiri dan berbicaralah pada dirimu dengan kasih sayang, ya.

Baca juga: Yuk, Sayangi Diri Sendiri dengan Terapan 8 Jenis Self Care Ini!

3. Latihan Pernapasan dan Meditasi

Praktik self-compassion dengan meditasi
info gambar

Praktik pernapasan dalam dan meditasi berdampak positif untuk menenangkan pikiran dan meredakan stres. Fokus pada pernapasan dalam membantu membawa kesadaran pada momen saat ini dan mengurangi kecemasan terhadap masa depan atau penyesalan terhadap masa lalu. Nah, dengan cara ini seseorang dapat menciptakan ruang untuk self-compassion.

Dengan mengalokasikan waktu untuk merenung dan berfokus pada pernapasan, Kawan dapat menciptakan keadaan batin yang lebih damai, mendukung pertumbuhan pribadi, dan meningkatkan kemampuan welas asih pada diri sendiri.

4. Journaling

Daripada terus berfokus pada hal-hal negatif tanpa menemukan solusi, Kawan dapat mencurahkan semua perasaan yang sedang dirasakan ke dalam sebuah jurnal. Tulis dan identifikasi segala jenis emosi yang sedang muncul, seperti rasa marah, kecemasan, kesedihan, atau ketakutan.

Jika merasa nyaman, Kawan juga bisa mencatat secara detail kejadian yang sedang mengganggu pikiranmu. Ekspresikan respons atau perasaanmu terhadap momen tersebut. Sampaikan juga harapan dan upaya yang dapat Kawan kontrol untuk memberikan perasaan lega pada dirimu.

Baca juga: Pentingnya Menghindari Self Sabotage untuk Pengembangan Diri

5. Menciptakan Boundaries dan Menghargai Diri Sendiri

Sadari boundaries atau batasan diri dan berikan izin pada diri sendiri untuk tidak selalu sempurna. Hindari overcommitment dan berani berkata “tidak” ketika orang lain mulai mengganggu batasan yang sudah Kawan tetapkan. Sebab, menciptakan batasan yang sehat membantu mencegah kelelahan dan stres berlebihan. Selain itu, Kawan juga perlu menghargai setiap pencapaian kecil dan prestasi yang telah didapatkan.

Itu dia lima praktik self-compassion yang dapat Kawan terapkan. Ingat, bahwa melakukan praktik-praktik ini bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebaliknya, merupakan langkah bijak untuk merawat diri sendiri dengan penuh kasih sayang dan pengertian serta menjaga kesehatan mental agar tetap prima.

Referensi:

  • https://www.alodokter.com/self-compassion-ketahui-manfaat-dan-cara-melakukannya
  • https://www.mindful.org/the-transformative-effects-of-mindful-self-compassion/
  • https://positivepsychology.com/how-to-practice-self-compassion/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini