Kota Medan Dulunya Kampung Jajahan Belanda, Berikut Sejarahnya!

Kota Medan Dulunya Kampung Jajahan Belanda, Berikut Sejarahnya!
info gambar utama

Masa penjajahan tidak akan pernah dilupakan oleh rakyat Indonesia. Bahkan, pada kalangan yang tidak hidup di masa itu pun harus tahu bagaimana perjuangan Indonesia untuk bisa meraih kemerdekaan.

Maka dari itu, mata pelajaran sejarah tidak bisa dilekangkan oleh sekolah. Tanpanya, bagaimana generasi-generasi berlanjut tahu perjuangan bangsanya sendiri? Peninggalan hasil jajahan pun sebisa mungkin dijaga, sebagai bukti yang bisa dilihat secara nyata. Misalnya saja, bangunan-bangunan peninggalan Belanda.

Berbicara tentang bangunan peninggalan Belanda, perlu diketahui bahwa Kota Medan juga ikut menjadi saksi pada masa penjajahan. Berikut sejarahnya!

Antara Medan dan Tanah Deli

Sosok berjasa yang membuka perkampungan Medan bernama Guru Patimpus. Nah, lokasi yang dipilih beliau terletak di Tanah Deli yang dulu keadaan tanahnya berawa-rawa. Luasnya sekitar 4000 hektar. Alhasil, sejak zaman penjajahan orang selalu mengait-ngaitkan Medan dengan Deli, yang lebih mudah disebut dengan Medan-Deli.

Istana Maimun, Jejak Melayu Deli Berumur Ratusan Tahun Lebih!

Dulunya, daerah yang disebut Tanah Deli dimulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat. Padahal, Kesultanan Deli yang pada saat itu memegang kuasa, wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah antara dua sungai tersebut.

Singkat cerita, awal mula Medan menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatra Utara adalah karena pada tahun 1863 orang-orang Belanda membuka perkebunan Tembakau di Deli. Dan ternyata, harumnya Tembakau yang dikenal dengan nama Tembakau Deli pun digemari oleh orang Eropa.

Sejarah Belanda di Tanah Deli

Belanda memang berhasil menguasai Nusantara selama kurang lebih setengah abad. Namun, tidak mudah untuk menguasai Tanah Deli, ada banyak sekali tantangan yang dihadapi. Sekitar tahun 1825—1830, Belanda harus melalui perang di Jawa dengan Pangeran Diponegoro.

Tidak hanya itu, hanya untuk menguasai Sumatra pun Belanda juga harus melawan Aceh, Minangkabau, dan Sisingamangaraja di daerah Tapanuli. Belanda baru berhasil menguasai Tanah Deli setelah berjuang kurang lebih 78 tahun, yaitu sejak 1864—1942.

Gubernur Jenderal Belanda, J. Van den Bosch memperkirakan bahwa untuk menguasai Sumatra secara keseluruhan memerlukan waktu sebanyak 25 tahun. Akan tetapi, pasukan yang telah dikerahkan—setelah perang Jawa berakhir—berhenti di tengah jalan atas mandat dari Menteri Jajahan Belanda, J. C. Baud. Sebelumya mereka telah mengalahkan Minangkabau, yang nama perangnya dikenal dengan nama Perang Paderi (1821-1837).

Tjong A Fie Mansion, Peninggalan Konglomerat Dermawan Kota Medan

Dilatarbelakangi oleh berbagai intriks peperangan, pada tanggal 1 Februari 1858 Belanda mendesak Sultan Ismail yang berkuasa di Riau untuk menandatangani agar daerah taklukan kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk Deli, Langkat, dan Serdang di Sumatera Timur masuk kekuasaan Belanda. Berhubung daerah Deli telah masuk kekuasaan Belanda, maka Kampung Medan pun otomatis ikut menjadi jajahan Belanda.

Di samping itu, Medan Putri (nama awal kampung kecil yang menjadi cikal bakal Kota Medan) yang telah menjadi pusat perdagangan terdorong pula menjadi pusat pemerintahan. Hal tersebut berdampak pada Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan (1879), Ibukota Residen Sumatra Timur dipindahkan dari Bengkalis ke Medan (1 Maret 1887), dan puncaknya Istana Kesultanan Deli yang awalnya ada di Kampung Bahari (Labuhan) ikut pindah karena Istana Maimun telah selesai (18 Mei 1891). Dengan demikian Ibukota Deli resmi pindah ke Medan.

1918 menjadi tahun diresmikannya Kota Medan menjadi Gemeente (Kota Praja) oleh Walikota Baron Daniel Mac Kay. Sementara berdasarkan “Acte van Schenking (Akte Hibah) pada 30 November 1918, Sultan Deli menyerahkan tanah kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung dari Hindia Belanda. Pada masa itu Medan baru terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu, dan Kampung Petisah Hilir.

Mengenal Asal Muasal Majapahit, Ternyata Ada di Mojokerto, lho!

Referensi:

https://portal.pemkomedan.go.id/menu/selayang-pandang/sejarah-kota-medan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini