Dorong Generasi Muda Bertani, Bayer Beri Dukungan Lewat Teknologi dan Kolaborasi

Dorong Generasi Muda Bertani, Bayer Beri Dukungan Lewat Teknologi dan Kolaborasi
info gambar utama

Regenerasi petani adalah hal yang amat dibutuhkan dunia demi terpenuhinya kebutuhan pangan umat manusia. Untuk itu, Bayer turut mendorong generasi muda untuk terjun di sektor pertanian.

Tak hanya sekedar mendorong, Bayer yang merupakan perusahaan kesehatan dan pertanian terkemuka global turut memberi dukungan. Salah satunya lewat International Conference of Youth in Agriculture (ICYA) 2024 di Yogyakarta pada 22-25 Februari 2024.

ICYA adalah konferensi yang diselenggarakan oleh International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS), organisasi mahasiswa di bidang pertanian dan ilmu terkait yang terbesar di dunia. Sejak 2021, Bayer telah berkomitmen mendukung IAAS dan beragam inisiatif-inisiatifnya, tak terkecuali ICYA.

“Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian di seluruh dunia. Meskipun perannya sangat penting, tingkat partisipasi pemuda masih rendah, sedangkan rata-rata usia petani justru semakin menua. Bayer menyadari kebutuhan mendesak untuk melibatkan generasi muda dalam sektor ini guna mendorong inovasi, memperkuat sistem pangan lokal, memberikan kecukupan pangan masyarakat, dan menyediakan peluang kerja yang menguntungkan,” ujar Nele Herrmann Valente selaku NextGen Agricultural Leaders Lead, Bayer Crop Science.

ICYA 2024 mengangkat tema besar: “Youth-Led Solutions for Zero Hunger: Nurturing a Sustainable Future through Agriculture." Sebanyak 91 mahasiswa dari 11 negara berpartisipasi dalam konferensi ini.

“Kami mengapresiasi dukungan Bayer kepada generasi muda di ranah pertanian selama ini. Melalui ICYA 2024, para muda di bidang pertanian diharapkan lebih berdaya untuk berkontribusi mewujudkan kelaparan nihil pada 2030 mendatang – selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang ditargetkan PBB,” tukas Gilmore Ginting, National Director of IAAS Indonesia, sebagai pelaksana ICYA 2024.

Dukungan seperti yang diberikan Bayer sangat dibutuhkan mengingat tingkat partisipasi generasi muda dalam dunia pertanian relatif masih rendah. Fenomena ini pun ternyata terjadi di berbagai belahan dunia.

Dampaknya, petani didominasi orang-orang berusia tua. Di Amerika Serikat dan Afrika misalnya rata-rata petani berusia 60 tahun. Sementara itu di kawasan Asia, usia rata-rata petani adalah 66 tahun, lalu di negara tetangga Indonesia yakni Filipina dan Thailand, kisaran usianya adalah 57 dan 54 tahun.

Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata, Sensus Pertanian 2023 dari BPS mencatat bahwa mayoritas petani berumur 55 tahun. Adapun kalangan milenial (27-42 tahun), hanya sebesar 25,61 persen di mana proporsinya jadi yang terkecil dibandingkan generasi X (42,39 persen) dan baby boomer (27,61 persen).

Kolaborasi dan Teknogi

Bersama IAAS, Bayer menjalin kolaborasi untuk menarik sebanyak mungkin anak muda ke dunia pertanian. IAAS memiliki lebih dari 10.000 anggota di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 50 negara. Di Indonesia, keanggotaan IAAS mencapai 1.000 mahasiswa.

Di samping itu, ada pula wujud kolaborasi lainnya antara Bayer dengan berbagai pihak. Misalnya, pembangunan ekosistem Better Life Farming (BLF) yang memberi ruang kepada mitra swasta dan pemerintah untuk bekerja sama meningkatkan penghidupan petani kecil di pedesaan.

Dengan BLF, petani juga bisa mendapatkan akses kepada teknologi canggih. Saat ini, sudah lebih dari 2.700 Better Life Farming Centers (BFLC) beroperasi di seluruh dunia, termasuk 644 di antaranya di Indonesia.

Dengan BLFC, 440.000 petani lahan kecil di 15 provinsi telah merasakan manfaatnya. Teknologi tersebut terbukti meningkatkan produktivitas hingga 20 persen, juga menaikkan pendapatan hingga 30 persen.

Selain BLFC, masih ada teknologi lain dari Bayer yang membuat pertanian semakin produktif dan efisien, mulai dari benih bioteknologi, produk perlindungan tanaman, dan penggunaan digital farming.

Pengalaman dalam berkolaborasi dan menerapkan teknologi itu pula yang jadi salah satu bahasan di ICYA 2024. Selan diskusi, Para peserta juga berkesempatan mengunjungi fasilitas Bayer JUARA (Juwiring Agriculture Research and Academy) di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D) pertanian seluas 9 hektar milik Bayer.

Di Bayer JUARA, dorongan berupa kolaborasi dan teknologi lagi-lagi diberikan. Bayer menjalin kerja sama institusi pendidikan papan atas seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sebelas Maret guna menghadirkan solusi yang bisa mengakomodir kolaborasi dan teknologi, khususnya bersama generasi muda.

“Melalui partisipasi aktif dalam acara-acara seperti ICYA yang diselenggarakan oleh IAAS, Bayer berharap dapat membuka komunikasi dan membangun jaringan dengan pemuda-pemuda yang menjadi pemimpin masa depan dalam industri pertanian. Kehadiran mereka di garis depan inovasi dan transformasi akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai keberlanjutan dan kemajuan dalam pertanian global,” kata Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability, Bayer Indonesia, Laksmi Pravita.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini