Australia Investasi Rp654 Miliar, Dukung Penegakkan Hukum Maritim di ASEAN

Australia Investasi Rp654 Miliar, Dukung Penegakkan Hukum Maritim di ASEAN
info gambar utama

Pemerintah Australia mengucurkan pendanaan sebesar 64 juta dolar AU atau Rp654 miliar untuk meningkatkan kemitraan maritim di Asia Tenggara selama empat tahun ke depan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 juta dolar AU atau Rp410 miliar termasuk pendanaan baru.

Investasi ini akan memperluas kerja sama kedua wilayah dan berkontribusi terhadap perdamaian, kemakmuran, dan pengelolaan ranah maritim di ASEAN.

”Australia bekerja sama dengan ASEAN untuk meningkatkan ketahanan terhadap paksaan dan memastikan jalur perairan yang melayani kita semua tetap terbuka dan dapat diakses,” ujar Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, dalam Konferensi Forum Kerja Sama Maritim KTT Khusus ASEAN-Australia 2024 di Melbourne Convention and Exhibition Centre, Senin (4/3).

Didukung 135 Negara, RI Kembali Jadi Anggota Organisasi Maritim Internasional

Beberapa proyek kemitraan yang sudah berjalan antara lain: pelestarian terumbu karang melalui Australian Institute for Marine Science, penegakan hukum maritim dan kesadaran domain yang dilakukan oleh Pasukan Perbatasan Australia. Lalu, pemetaan geospasial, tata kelola lingkungan laut bersama Australian Centre for International Agricultural Research, serta perlindungan laut dengan Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan, dan Air.

“Kami mendukung upaya untuk menggunakan norma, aturan, dan prinsip, untuk meningkatkan stabilitas maritim dan kami menyambut baik upaya Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina, untuk membatasi batas maritim mereka sesuai dengan UNCLOS,” sambung Penny.

Kerja sama ini mendukung ASEAN Maritime Outlook dan pilar maritim ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Australia bekerja sama dengan ASEAN untuk menanggapi tantangan maritim bersama dan menegakkan hukum internasional, khususnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

Penny menyatakan bahwa Australia telah memberikan pelatihan hukum laut di seluruh ASEAN dan menjadi tuan rumah bersama lokakarya tentang isu-isu maritim dan pencegahan konflik. Dia lalu bercerita, Presiden Marcos dan Perdana Menteri Albanese pada pekan lalu melakukan kegiatan kerja sama maritim dalam mendukung keamanan dan stabilitas di kawasan.

”Kami akan terus bekerja dengan kawasan ini untuk melindungi dan mengamankan sumber daya dan lingkungan maritim serta sungai, baik untuk memetakan terumbu karang ataupun mencegah penangkapan ikan ilegal,” tandasnya.

Mengenal Panglima Laot, Tradisi Aceh Dalam Penjagaan Maritim Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini