Tradisi Guti Nale, Kebiasaan Orang Mingar Berburu Cacing Saat Purnama

Tradisi Guti Nale, Kebiasaan Orang Mingar Berburu Cacing Saat Purnama
info gambar utama

Masyarakat Desa Pasir Putih, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur memiliki tradisi unik yang dilakukan secara turun temurun. Komunitas adat yang dikenal dengan sebutan orang Mingar ini biasa melakukan Guti Nale.

Guti Nale merupakan tradisi menangkap atau mengambil Nale, dalam bahasa Indonesia disebut Nyale—sejenis cacing laut. Tradisi ini dilakukan setiap bulan Februari dan Maret atau pada purnama ke 6–7 di bulan ke dua dan purnama ke 7–8 di bulan ke tiga.

Menurut cerita yang beredar, tradisi Guti Nale sudah berlangsung sejak lama pada tahun 500 masehi. Belum ada penelitian yang menjelaskan asal usul tradisi ini. Namun yang jelas, Guti Nale dituturkan dari generasi ke generasi lewat cerita yang sarat dengan mistis magisnya.

Festival Guti Nale

Tradisi menangkap cacing di Desa Pasir Putih diangkat dalam Festival Guti Nale yang berlangsung pada 1–3 Maret 2024 lalu. Kegiatan ini diharapkan dapat mengangkat warisan budaya dan membuka peluang pariwisata di Nusa Tenggara Timur.

Kepala Desa Pasir Putih Wenseslaus mengatakan, pengangkatan tradisi Guti Nale menjadi sebuah kegiatan pariwisata bertujuan untuk menghidupkan kembali memori narasi tentang budaya yang menghidupi nale.

Menurutnya, nale tidak hanya sebatas materi atau benda, melainkan memiliki spirit atau jiwa yang telah membuat nale hidup sampai saat ini. Masyarakat percaya bahwa para leluhur dan tetua adat yang telah merawat mereka menjadi budaya.

Baca juga Mengenal Tradisi Budaya Maritim di Nusa Tenggara Timur

Diikuti wisatawan mancanegara

Tradisi Guti Nale tidak hanya diikuti oleh warga desa. Para pengunjung berdatangan dari Kota Lewoleba hingga wisatawan dari berbagai daerah. Festival kali ini diikuti oleh enam wisatawan mancanegara dari Perancis dan Belanda.

Nale yang telah ditangkap kemudian diolah oleh para ibu yang terlibat dalam pameran UMKM dan kuliner dalam festival di pinggir pantai tersebut. Festival Guti Nale menjadi ikon wisata budaya sekaligus pendukung pelaku UMKM kuliner pantai.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata Yakobus Andreas Wuwur menilai kehadiran berbagai festival yang dikemas oleh desa-desa wisata di lembata menjadi salah satu upaya untuk mendorong kemandirian desa dalam menarik wisatawan.

Baca juga Tradisi Bertaruh Nyawa di Lamalera, Nusa Tenggara Timur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini