Peran Piil Pesenggiri dalam Mewujudkan Perdamaian dan Keadilan Berkelanjutan

Peran Piil Pesenggiri dalam Mewujudkan Perdamaian dan Keadilan Berkelanjutan
info gambar utama

Seperti yang kawan GNFI tahu, perdamaian tidak akan terwujud seutuhnya selama perselisihan besar masih ada di tengah-tengah kita. Perselisihan ini dapat dilatarbelakangi berbagai faktor, yang di antaranya berbeda kepentingan, berbeda sudut pandang, berbeda kebudayaan, hingga cara hidup dari masing-masing individu, dan lain sebagainya.

Pada artikel ini, mari kita mengulik pelaku utama dari terjadinya suatu perselisihan dengan pertanyaan mengapa lebih memilih berperang bukan berdamai? Mengapa lebih memilih berbohong bukan jujur dan terbuka (terhadap permasalahan sosial)? Mengapa lebih memilih berselisih bukan mencari jalan tengah untuk mengatasi masalah? Mengapa lebih memilih mencuri bukan bersyukur dan lebih berempati?

Dan mari kita jawab dari dalam hati kita, karena tingkat kesadaran akan pentingnya perdamaian dalam diri setiap individu mempengaruhi tingkat kesadaran pentingnya bernegoisasi, diskusi, mediasi dan metode-metode penyelesaian konflik lainnya untuk menyelesaian suatu konflik.

Kesadaran ini akan berpengaruh pula pada tindakan bijak yang diambil terutama dalam keputusan yang berkaitan dengan pihak lain. Sehingga dapat disimpulkan, perdamaian akan terwujud dari tiap-tiap diri individu.

Untuk itu, perlu adanya kesadaran individu mengenai pentingnya toleransi dan empati yang tertanam dalam diri. Kesadaran tersebut dapat kita temukan dan tumbuhkan ketika kita berani menengok ke belakang dan memetik setidaknya satu pelajaran dari sana. Bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa sejak dahulu kala dengan perbedaan kebudayaan. Bahasa adat dan ras, tetapi berhasil memerdekakan diri dari tawanan bangsa asing dan mampu mempertahankan perdamaian antarpenduduk dengan berbagai perbedaan.

Dari berbagai suku yang ada di Indonesia, pasti ada kebudayaan suku bangsa yang memiliki kearifan lokal berisi ajakan perdamaian dan tanggung jawab atas tugas yang sedang kita emban. Seperti esensi (nilai dasar) dari salah satu kearifan lokal masyarakat Lampung.

Hal ini menjadi pedoman hidup masyarakat lampung ketika berinteraksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Piil Pesenggiri yang unsur-unsurnya berkaitan dengan menghargai satu sama lain, gotong royong, menjaga nama baik, dan hubungan yang baik antar masyarakat.

Kain Celugam, Wastra yang Menjadi Identitas Budaya Lampung Barat

Berikut unsur-unsur Piil Pesenggiri yang sesuai dengan tujuan SDGs nomor 16 mengenai Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.

Foto oleh irwan zahuri: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-tengara-jalan-masuk-indonesia-14519157/
info gambar

Juluk-Adok

Falsafah kehidupan masyarakat Lampung yang berkaitan dengan perilaku, perkataan, dan kepribadian sesuai dengan gelar yang dimilikinya. Masyarakat Lampung memiliki aturan-aturan khusus dalam memberi gelar (nama atau julukan selain nama sejak lahir yang sesuai dengan tingkatan atau urutan pohon keluarga). Setiap individu harus berperilaku serta beretika sesuai dengan gelar tersebut.

Jika kita lihat nilai dasar dari falsafah Juluk-Adok, akan sesuai dengan gelar atau jabatan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Pada dasarnya, diri kita sendiri memiliki peran dan tanggung jawab, sehingga mampu melaksanakan peran dan tugasnya masing-masing dengan maksimal.

Nilai falsafah ini berkaitan pula dengan upaya yang harus selalu dilakukan untuk menjaga nama baik yang mereka miliki.

Pada permisalan sederhana, jika para pemangku kuasa suatu daerah mampu menjaga dan mengupayakan terjaganya nama baik yang mereka miliki, tentunya dengan melaksanakan tanggung jawabnya, berperilaku, berpikir, beretika dan bertindak dengan bijak sesuai jabatan dan tugas yang diemban, maka keadilan dan kelembagaan yang tangguh dan berkelanjutan akan berhasil diwujudkan.

Foto oleh Ida Rizkha: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-mengenakan-jilbab-merah-muda-di-pasar-menjual-sayuran-mendapat-pijat-bahu-3012422/
info gambar

Nemui-Nyimah

Nilai falsafah yang berkaitan dengan tradisi silaturahmi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat lampung dan ramah ketika menerima tamu. Dari definisi singkatnya dapat kita ketahui bahwa unsur Piil Pesenggiri ini berkaitan dengan sikap toleransi yang menjunjung tinggi hubungan baik antarmasyarakat sekitar.

Tentunya, kita tidak berperilaku baik hanya dengan antarsuku lampung saja, melainkan juga dengan suku lainnya yang menjadi tamu atau pendatang. Unsur ini pula berkaitan dengan kosep perdamaian yang saling mengunjungi untuk mempererat relasi persaudaraan atas dasar kemanusiaan.

Wajah Baru Pantai Setigi Heni Lampung Selatan: Terawat dan Ada Spot Camping Juga

Namun, untuk mewujudkan perdamaian masyarakat yang berkelanjutan tidak cukup hanya dengan saling sapa, saling mengunjungi, dan ramah terhadap tamu yang datang. Diperlukan juga kepedulian terhadap sesama, empati, dan adanya sikap saling tolong-menolong yang berasal langsung dari hati yang tulus membantu.

Foto oleh Tom Fisk: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-udara-orang-yang-mengendarai-truk-1869580/
info gambar

Nilai saling membantu yang termuat dalam nemui-nyimah, terkandung juga dalam unsur Piil Pesenggiri: Sakai Sambayan yang mengharuskan masyarakat Lampung untuk saling tolong-menolong dan bersikap saling menghormati serta menghargai antaranggota masyarakat. Kedua unsur tersebut memiliki nilai dasar yang saling berkaitan dan sangat condong pada interaksi masyarakat dengan tidak bersikap individualistis.

Nengah-Nyappur

Nengah-Nyappur, memiliki esensi nilai yang mengharuskan masyarakat lampung aktif bermasyarakat dan berkontribusi dalam kegiatan sosial yang positif.

Keempat nilai Piil Pesenggiri di atas, memiliki nilai dasar yang dapat diterapkan atau dijadikan sebagai referensi untuk membenahi dan membentuk ulang jati diri.

Umumnya, jati diri kita semua agar memiliki sikap toleransi yang tulus dan menjadi masyarakat yang peduli. Tentunya, masyarakat harus tetap melestarikan salah satu kearifan lokal silaturrahmi dan memiliki hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan para tetangga dan sanak saudara.

Dan khususnya untuk para pemangku kuasa agar dapat membangun ulang jati diri yang tulus ketika mengemban tanggung jawab yang mereka miliki dengan adil, bijak, dan sekaligus menjadi figur yang baik.

Dengan demikian, nilai dasar Piil Pesenggiri dapat diimpelementasikan atau paling tidak menjadi sedikit referensi dalam mengupayakan perwujudan perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh dan berkelanjutan.

Foto oleh Shoudho J.: https://www.pexels.com/id-id/foto/kayu-pantai-musim-panas-atap-16381984/
info gambar

Jadi Kawan, jika kita lihat lebih dekat, para pemimpin daerah sebelumnya adalah bagian dari kita yang kemudian kita percaya untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Artinya, mereka lahir, tumbuh, dan berkembang di tanah kelahiran yang sama dengan kita.

Mereka dibesarkan dengan keadaan lingkungan iklim yang sama, dari budaya negara yang sama, hingga berkebangsaan yang sama dengan kita. Pada awalnya, mereka memiliki visi misi memajukan tanah kelahiran tercinta. Namun, berbeda kenyataannya ketika sudah memegang jabatan impiannya.

Sebagian dari mereka ada yang memilih menjadi pemimpin yang mengikuti sifat tamak dan menunjukkan rendahnya moral yang dimilikinya. Sedangkan sebagian lainnya lebih memilih untuk berintegritas dan bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya.

8 Kuliner Khas Provinsi Lampung, Ada Mie Kodon yang Jadi Primadona

Dapat disimpulkan bahwa ada yang menghilang dan menimbulkan sesuatu hal baru lainnya. Yang hilang yakni integritas atas tanggung jawab dalam diri setiap warga negara sebagai calon pemimpin masa depan, dan memunculkan hal baru.

Hal ini bisa dalam bentuk berbagai konflik nyata yang sedang kita alami sekarang. Sebagai contoh, disebabkan oleh ketamakan, obsesi jabatan, menomorsatukan budaya, ras, agama, kepentingan, dan etnisnya masing-masing tanpa adanya toleransi terhadap pendapat, kepentingan, dan identitas pihak lain.

Upaya meningkatkan toleransi menjadi sangat diperlukan kini hingga nanti.

#WritingCamp

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini