RI Gandeng UNESCO Kembangkan Literasi Kebencanaan Berbasis Masjid

RI Gandeng UNESCO Kembangkan Literasi Kebencanaan Berbasis Masjid
info gambar utama

Masjid dapat dikembangkan menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini, Kementerian Agama menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan UNESCO untuk bekerja sama memperkuat literasi kebencanaan melalui ekosistem masjid.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib mengungkapkan bahwa program kerja sama itu menargetkan masjid-masjid agar memiliki konsep dalam penanggulangan bencana, dengan menyesuaikan tata ruang dan arsitektur.

“Utamanya para takmir, memiliki mindset dalam penanggulangan bencana, maka kita membangun literasi di kalangan takmir maupun jemaah masjid. Seperti bagaimana sebaiknya tata ruang dan arsitektur masjid sehingga bisa menanggulangi bencana alam,” kata Adib.

Seperti apa langkah yang dilakukan?

Kemenag disebut akan meningkatkan literasi kebencanaan di kalangan aktivis, takmir, dan jemaah masjid. Berikutnya, akan dilakukan kerja sama penerbitan buku terkait pengelolaan masjid yang tanggap bencana alam, serta bimbingan teknis dengan para ahli.

Adib menjelaskan bahwa program tersebut tidak hanya terkait kebencanaan, tetapi juga terkait kesejahteraan masyarakat dan penanganan kesenjangan sosial. Pihaknya berharap agar masjid bukan hanya menjadi pusat syiar Islam, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat.

“Kita harapkan masjid atau tempat-tempat ibadah tidak hanya menjadi pusat syiar Islam yang toleran, tapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat untuk mengidentifikasi terkait dengan kebencanaan.” ujarnya.

Menurutnya, penguatan literasi kebencanaan sangat penting karena Indonesia termasuk negara yang sangat rentan bencana. Masjid maupun tempat ibadah lainnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap bencana alam.

Baca juga Melihat Bedug Raksasa di Masjid Istiqlal dan Kisahnya

Bantuan Operasional Masjid Ramah

Sebelumnya, Kemenag membuka program pengajuan Bantuan Operasional Masjid Ramah senilai Rp15 juta untuk masjid dan Rp10 juta untuk musala. Tujuannya adalah untuk meningkatkan fasilitas masjid dan musala agar lebih ramah terhadap difabel, hingga musafir.

Bantuan operasional tersebut ditujukan untuk mendukung aspek toolset atau sarana-prasarana. Dengan adanya dana ini diharapkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan ekosistem sehingga meningkatkan derajat ramah masjidnya.

Baca juga Masjid Negara Dibangun di IKN, Representasi Kemajemukan Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini