Belajar Syaja’ah Nafsiyah seperti Thomas Matulessy

Belajar Syaja’ah Nafsiyah seperti Thomas Matulessy
info gambar utama

Keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menghadapi penderitaan maupun bahaya merupakan tindakan yang terlihat mudah, tetapi tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Namun, tokoh yang satu ini, yakni Thomas Matulessy, dikenang sebagai pahlawan nasional yang berjasa untuk tanah kelahirannya.

Beliau dengan senang hati rela berkorban untuk Indonesia dan dikenal sebagai sosok yang penting serta patut untuk dicontoh oleh orang-orang generasi sekarang. Saking terkenalnya tokoh ini, Thomas Matulessy terdapat pada uang kertas pecahan Rp1.000.

Masa Muda Thomas Matulessy

Thomas Matulessy atau yang biasa disapa Kapitan Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 di Haria, Maluku Tengah. Beliau merupakan pahlawan yang berperang untuk Maluku melawan VOC Belanda. Ayah Thomas, Frans Matulessy, lahir di Itawaka. Sementara ibunya, Fransina Silahooi, berasal dari Siri Sori Serani.

Thomas dilahirkan dalam keluarga bangsawan Raja Sahulau, sebuah kerajaan yang berada di Teluk Seram Selatan. Pria tersebut juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Yohanis Matulessy. Sejak kecil, beliau tumbuh dan dibesarkan di negara yang kaya akan keanekaragaman alam, budaya, dan tradisi.

Laksamana Raja di Laut, Penjaga Lautan Tersohor yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Kekayaan alam Indonesia tentu sangat melimpah dan terkenal di dunia. Terlebih lagi, Kepulauan Maluku diberi julukan The Spice Island. Julukan ini diberikan kepada Maluku dikarenakan rempah-rempahnya menjadi daya tarik tersendiri ketika bangsa Eropa tiba di Nusantara.

Bahkan, pada masa terbentuknya Maluku, bangsa Eropa, khususnya Portugis dan Belanda, berhasil menipu penguasa setempat dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Oleh sebab itu, monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda terhadap Maluku membawa kesengsaraan bagi rakyat. Apalagi dengan kebijakan penyerahan paksa berupa kopi, ikan asin, rempah-rempah, dan lain sebagainya kepada Belanda.

Perlakuan tidak manusiawi Belanda terhadap masyarakat Maluku membuat geram Thomas Matulessy. Kelak, dari sini, Kawan GNFI akan mengenalnya dengan sebutan Kapitan Pattimura untuk melawan Belanda.

Masa kecil Thomas dibentuk oleh latar belakang keluarganya yang bangsawan dan prajurit. Hal ini memungkinkannya untuk menerima pendidikan yang layak serta pelatihan militer. Di masa mudanya, Thomas dikenal karena semangat juangnya yang kuat dan ketertarikannya pada seni bela diri tradisional. Beliau adalah seorang prajurit berbakat dan bertugas di Angkatan Darat selama tentara Inggris berkuasa di Maluku.

Prestasi dan Kisah Heroik Kapitan Pattimura

Adapun dalam karier militernya, ia menunjukkan keahliannya dalam peperangan dan kepemimpinan. Pattimura memiliki masa lalu militer yang mengesankan bersama tentara Inggris.

Ketika Inggris mengambil alih kepemimpinan Belanda di Maluku dan membutuhkan tentara lokal, Pattimura dengan penuh semangat mengajukan diri. Selama dinas militernya, dia lebih dari sekedar prajurit biasa. Karena keahliannya yang luar biasa, Thomas menjalani berbagai kursus pelatihan intensif dan akhirnya dipromosikan menjadi sersan mayor.

Beliau mengubah nama belakangnya karena kebanggaan dan pengakuan atas posisinya. Maluku pada tahun 1817, menyaksikan perlawanan heroik terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Salah satu perlawanan legendaris yang dilakukan Kapitan Pattimura adalah bersama masyarakat Maluku berjuang dengan gagah berani melawan Belanda menggunakan kapal karo-karo untuk menentang monopoli perdagangan rempah-rempah.

Setelah masa pendudukan Inggris yang singkat, Belanda kembali berkuasa dan menerapkan kebijakan yang merugikan rakyatnya. Hal ini mencakup sistem tanam paksa dan distribusi kekayaan yang tidak merata. Rasa ketidakadilan ini memicu kemarahan dan perlawanan yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura.

Dengan strategi yang bijaksana dan dilengkapi dukungan penuh rakyat, Kapitan Pattimura dan kavalerinya mampu meraih kemenangan simbolis dengan merebut Benteng Duurstede di Pulau Saparua. Kemenangan ini tidak hanya mengejutkan Belanda, tetapi juga menimbulkan gelombang perlawanan di seluruh Maluku.

Namun, prestasi dan pengorbanan Kapitan Pattimura tidak sia-sia. Perlawanan membangkitkan semangat kebangsaan dan keinginan kemerdekaan di hati masyarakat Indonesia.

Mengenal 11 Pahlawan Nasional Yang Diabadikan Dalam Bentuk Patung di Indonesia

Pattimura Dikenang sebagai Pahlawan Nasional

Pada tanggal 16 Desember 1817, Thomas Matulessy meninggal di usia 34 tahun. Penyebabnya adalah ketika dirinya dibawa ke Ambon oleh Belanda untuk bekerja sama, beliau menolak. Hal ini membuat marah Belanda dan mereka memutuskan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Thomas Matulessy.

Sehari sebelum hukuman mati, Belanda terus membujuk Pattimura agar mau bekerja sama dengan Belanda. Namun usaha mereka sia-sia. Akhirnya, pada tanggal 16 Desember 1817, Kapitan Pattimura dihukum gantung di Benteng Victoria, Ambon.

Di tanggal 6 November 1973, Kapitan Pattimura atau yang memiliki nama asli Thomas Matulessy, resmi dianugerahi gelar Pahlawan Indonesia sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 087 Tahun 1973.

Meski kekuatan Belanda besar, tetapi semangat juang Pattimura dan masyarakat Maluku terus menginspirasi generasi mendatang.

Dari kisah Thomas Matulessy ini, Kawan GNFI dapat belajar bahwa Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy rela mengorbankan nyawanya demi kepentingan bangsa Indonesia. Ia memilih mati di tiang gantungan sebagai putra bangsa daripada hidup bebas sebagai pengkhianat yang akan disesali seumur hidup.

Maka dilihat dari sikap Pattimura yang rela berkorban serta berani menegakkan kebenaran dan menghadapi penderitaan maupun bahaya, pantas untuk mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Indonesia. Jadi, keberanian dan keteguhan hati Pattimura dapat menginspirasi semangat dan menjadi teladan bagi generasi penerus.

Sekiranya dengan adanya kisah hidup Thomas Matulessy, generasi sekarang dapat terinspirasi untuk berani menegakkan kebenaran dan menghadapi penderitaan.

Jamin Ginting, Pahlawan Nasional Indonesia Kebanggaan Masyarakat Karo

Referensi:

  • Damarjati, D. (2022, July 5). Profil Kapitan Pattimura: Nama Asli, Agama, dan Asal-usul Moyangnya. detikNews. Retrieved March 20, 2024, from https://news.detik.com/berita/d-6163966/profil-kapitan-pattimura-nama-asli-agama-dan-asal-usul-moyangnya
  • Ningsih, W. L. (2021, July 11). Mengapa Maluku Dijuluki The Spicy Island? Kompas.com. Retrieved March 20, 2024, from https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/11/115522779/mengapa-maluku-dijuluki-the-spicy-island
  • Yustika, G. (2023, October 18). Biografi Pattimura Singkat, Pahlawan dari Tanah Maluku! Orami. Retrieved March 20, 2024, from https://www.orami.co.id/magazine/biografi-pattimura

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FH
KO
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini