Menjadi Pemimpin Sukses dan Bernilai

Menjadi Pemimpin Sukses dan Bernilai
info gambar utama

“Sebaik-baik Manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” Ahmad, ath-Thabrani

Rasullullah SAW menganjurkan kita sebagai manusia untuk selalu berbuat baik terhadap orang lain dan makhluk hidup lainnya. Hal ini menjadi indikator bagaimana menjadi seorang insan yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kebermanfaatannya pada yang lain. Adakah berguna atau malah sebaliknya, menjadi benalu dan merugikan banyak orang bahkan lingkungan.

Sebagai pemuda Indonesia yang sudah berumur 29 tahun dan berasal dari kaum intelektual, penulis selalu berusaha untuk melibatkan diri dalam kebermanfaatan. Bukan hanya soal melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti gotong royong atau pengabdian masyarakat, meskipun memang hal demikian termasuk salah satunya. Gotong royong di lingkungan sekitar artinya kita memberikan tenaga yang kita miliki dalam pekerjaan secara ikhlas.

Namun, tentu ada hal-hal lain yang bisa dikategorikan dengan kata “berbagi” dan bermanfaaat bagi orang lain. Ahmad Buchort Nh mengelompokkan aspek dari “bermanfaat dalam artian berbagi” ini ke dalam 4 hal:

  • Berbagi tenaga
  • Berbagi ilmu atau keahlian
  • Berbagi materi atau bersedekah
  • Berbagi kebaikan dengan artian memperlihatkan sikap atau karakter yang baik.

Nah, empat hal di atas sebenarnya dalam hidup yang didefinisikan sebagai bentuk berbagi atau menebar kebermanfaatan untuk orang lain.

3 Fungsi Organisasi Eksternal Kampus sebagai Pembentuk Kepribadian Mahasiswa

Organisasi dan Kepemimpinan

Menurut penulis, salah satu wadah untuk dapat mengaplikasikan ke empat aspek berbagi tersebut adalah melalui organisasi. Sebagai contoh, organisasi intra saat kita masih mengenyam pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi. Secara tidak sadar, keempat aspek tersebut masuk dalam penerapan dalam berorganisasi. Azas dari organisasi adalah tujuan bersama, yang artinya untuk kepentingan banyak orang.

Nah, keempat perincian penerapan berorganisasi dalam keempat aspek di atas bisa disimak penjelasannya sebagai berikut:

Tenaga

Jelas bahwa organisasi artinya kevolunteeran (relawan) atau bisa dikatakan sebagai lembaga nonprofit, yang mana loyalitas atau tenaga kita secara sukarela diminta untuk menjalankan kegiatan–kegiatan atau program kerja pada sebuah organisasi. Seperti yang penulis alami sendiri di beberapa organisasi.

Sebagai contoh, para anggota rela bergadang untuk mempersiapkan acara yang akan dilaksanakan besok harinya. Padahal, juga berefek pada kewajiban utama, yaitu kuliah. Bahkan, tak jarang ada yang sampai ujian susulan dan gagal karena rangkaian kegiatan yang memang tidak bisa diwakilkan atau ditinggalkan.

Materi

Tujuan kita bergabung dalam sebuah organisasi adalah untuk berproses dan belajar. Maka, sudah dipastikan kita tak akan bisa menghitung jumlah materi yang sudah dikeluarkan selama berorganisasi.

Contoh sederhananya seperti kebutuhan bensin agar kendaraan kita tetap bisa berjalan dalam kegiatan berorganisasi.

Organisasi OSIS: Membentuk Pemimpin Masa Depan

Ilmu atau Keahlian

Di awal tahun, biasanya akan ada kaderisasi atau kepengurusan baru, yang mana anggota baru juga bergabung. Otomatis, kita dituntut untuk bisa mengayomi junior di organisasi dengan melakukan pendampingan dan menjadi fasilitator.

Tebarkan Kebaikan

Dan yang keempat adalah menebar kebaikan atau lakukan sikap yang dapat ditiru. Hal ini sesuai dengan kata pepatah, “Berteman dengan penjual parfum, sedikit banyaknya kita akan kebagian wanginya”. Artinya, jika kita sudah berkumpul dengan orang-orang yang punya visi dan berwawasan, maka kita juga akan terbawa arus menuju perubahan.

Dengarkan setiap ide-ide dan karya dari para senior-senior yang dikagumi. Belajar dari sana dan terus evaluasi diri untuk kinerja yang lebih baik.

Menurut penulis, organisasi ibarat jembatan penghubung penyeberangan di sebuah sungai. Jika tidak berkumpul pada kelompok dengan visi dan misi yang sama, akan lebih mudah bagi kita untuk bisa terbawa arus dan tidak tahu akan bermuara di mana.

Rasanya, semua pencapaian yang penulis dapatkan hingga sekarang ini adalah pengaruh besar saat belajar di organisasi. Bahkan, lulus jalur prestasi di bangku kuliah pun sepertinya juga karena lampiran beberapa sertifikat organisasi dan prestasi. Terlebih lagi, beberapa beasiswa di kampus juga biasanya menyantumkan persyaratan harus aktif berorganisasi.

Kenyataannya memang begitu. Organisasi membawa pengaruh penting dalam perjalanan pendidikan dan kehidupan sebagian orang. Banyak perubahan-perubahan lebih baik yang penulis alami ketika benar-benar menggelutinya. Seperti kata Pramodya Ananta Toer, “Didiklah masyarakat dengan organisasi, didiklah penguasa dengan perlawanan.”

Imbas Organisasi terhadap Kesehatan Mental, Kenali Kapasitas Diri

Organisasi adalah ruang yang tepat untuk belajar mengatur waktu, beradaptasi, menumbuhkan pribadi yang berkarakter, dan bernilai. Namun, tentu itu semua juga dilihat dari sudah sejauh mana kita loyal dan adaptif terhadap organisasi yang kita ikuti dan siapa yang menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Organisasi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kepemimpinan. Organisasi adalah tempat belajar para pemimpin. Berawal dari memimpin diri sendiri sebelum mengatur banyak kepala dan karakter, mulailah untuk memanajemen waktu dengan kegiatan yang produktif.

Belajar mengatur kelompok kecil dalam kepanitiaan atau kapan harus berbicara dan bekerja. Dengan demikian, ketika telah menjadi pemimpin dalam kepengurusan organisasi, seseorang menjadi terbiasa berpikir cepat dan terlatih menghadapi kesulitan di lapangan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini