Kenali Candi dari Kotanya Majapahit Mojokerto!

Kenali Candi dari Kotanya Majapahit Mojokerto!
info gambar utama

Mojokerto merupakan Kotanya Majapahit. Di mana saat ini sudah terbukti banyak candi-candi peninggalan kerajaan ini yang ditemukan di berbagai wilayah Kota Mojokerto. Sebenarnya, apa saja sih, candi-candi ini?

Beberapa bangunan bersejarah di Mojokerto mencakup Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Bajangratu, Candi Tikus, dan Candi Wringin Lawang, yang merupakan situs penting dari era Majapahit. Ada juga Candi Kolam Segaran yang berbeda karena bentuknya yang menyerupai sebuah kolam.

Setiap candi-candi ini memiliki beragam bentuk dan sejarah sampai bagaimana ditemukannya di salah satu daerah Mojokerto. Memangnya, bagaimana ya bentuk dan sejarah dari candi masing-masing? Simak penjelasannya sampai selesai!

Baca Juga: Merawat Candi Muarajambi untuk Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

1. Candi Brahu

Candi Brahu adalah struktur berbentuk pagoda yang tinggi, berlokasi di Dusun/Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Tempat ini digunakan sebagai krematorium untuk jenazah raja-raja dan berfungsi juga sebagai stupa di bagian atap sisi tenggara. Mpu Sendok dalam prasasti yang dibuat pada tanggal 9 September 939 (861 Saka) menyebutkan peran Candi Brahu sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja.

Diketahui bahwa Candi Brahu merupakan bangunan Buddha yang diduga sudah ada sebelum masa Majapahit, ditandai dengan keberadaan stupa pada atap bagian sisi tenggara. Dimensinya adalah 18 x 22,5 meter dengan tinggi mencapai 20 meter.

2. Candi Gentong

Candi Gentong, terletak di Trowulan village, Tromulan district, Kabupaten Mojokerto, adalah bangunan dengan dua pagoda yang dibuat dari bahan bakar merah. Sebagai candi Budha, fungsi utamanya adalah sebagai tempat pemakaman. Mpu Sendok dalam prasasti tertulis pada tanggal 9 September 939 (861 Saka) mencantumkan Candi Gentong sebagai salah satu candi di Trowulan.

Dengan dimensi 18 x 22,5 meter dan tinggi 20 meter, candi ini telah dikenal sejak zaman Majapahit, menunjukkan kemungkinan keberadaannya sebelum era tersebut. Candi Gentong memiliki struktur pagoda yang tinggi dan berperan sebagai lokasi pemakaman.

Baca Juga: Candi Cetho, Menjelajahi Keindahan Alam dan Budaya di Tengah Udara Sejuk Pegunungan

3. Candi Bajangratu

Kenali Candi Mojokerto_Candi Bajang Ratu
info gambar

Candi Bajangratu, terletak di Desa Temon, Mojokerto, adalah situs pemakaman yang berasal dari era Majapahit (abad ke-13 hingga ke-16). Namanya, "Bajangratu," berasal dari gabungan kata "Bajang" yang berarti 'muda' dan "Ratu" yang berarti 'raja'. Candi ini adalah gapura yang berdiri antara abad ke-13 dan ke-14 M, dikenal sebagai tempat pemakaman yang memiliki struktur gapura yang tinggi.

4. Candi Tikus

Kenali Candi di Mojokerto_Candi Tikus
info gambar

Candi Tikus, terletak di Kompleks Trowulan, dukuh Dinuk, Desa Temon, Mojokerto, adalah peninggalan kerajaan Hindu yang berbentuk pagoda tinggi dan merupakan tempat mandi. Dibangun pada abad ke-14 Masa Majapahit, candi ini adalah petirtaan Majapahit yang tersembunyi di bawah tanah.

Ditemukan pada tahun 1914 oleh ahli arkeologi Belanda J. Le Poer Trench, Candi Tikus mewakili kemegahan dan kekayaan pada masa kejayaan Majapahit.

Baca Juga: Menguak Asal Muasal 3 Candi Besar di Malang

5. Gapura Wringin Lawang

Kenali Candi di Mojokerto_Gapura Wringin Lawang
info gambar

Gapura Wringin Lawang, terletak di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, adalah sebuah peninggalan dari kerajaan Majapahit yang berdiri sejak abad ke-14. Berfungsi sebagai gapura, candi ini merupakan pintu masuk ke ibu kota kerajaan Majapahit, mewakili masa kejayaan dan kekayaan kerajaan tersebut.

Dengan bentuk pagoda yang tinggi, candi ini menjadi simbol pintu masuk utama ke ibu kota kerajaan Majapahit.

6. Kolam Segaran

Kolamyang terletak di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, adalah salah satu peninggalan kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan. Bangunan ini berbentuk kolam dan dibangun sekitar abad ke-15. Fungsinya sebagai sistem pengaturan air untuk menghadapi kekeringan saat musim kemarau dan banjir saat musim hujan.

Luas kolam ini mencapai 6,5 hektare dengan panjang 375 meter, lebar 175 meter, dan kedalaman 2,88 meter. Ditemukan pada tahun 1926, mengalami pemugaran pertama pada tahun 1966, dan pemugaran kedua pada tahun 1974. Sayangnya, saat ini kondisi kolam mengering, terutama pada musim kemarau.

Dari rangkaian candi-candi yang ada di Mojokerto, Kawan dapat melihat keindahan dan keagungan warisan sejarah yang tersimpan. Setiap candi memiliki cerita dan nilai-nilai budaya yang berharga, mencerminkan kejayaan dan kearifan masa lalu.

Meskipun beberapa di antaranya mengalami kerusakan atau kondisi yang memprihatinkan, penting bagi Kawan untuk menjaga, merawat, dan menghormati warisan tersebut agar tetap abadi bagi generasi mendatang.

Dengan menjelajahi dan memahami warisan sejarah ini, Kawan dapat lebih menghargai dan memahami perjalanan panjang peradaban manusia di masa lalu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini