Menguak Asal Muasal 3 Candi Besar di Malang

Menguak Asal Muasal 3 Candi Besar di Malang
info gambar utama

Apakah Kawan tahu bahwa Malang juga memiliki Candi yang tak kalah unik sejarahnya? Lalu, apa saja dan dari mana saja sih, candi ini berasal?

Di Malang, terdapat tiga candi kuno yang terkenal sampai ke mancanegara yang tentunya wajib Kawan ketahui keberadaannya terlebih dahulu! Diantaranya Candi Singasari, Candi Kidal, dan Candi Songgoriti.

Candi-candi itu merupakan penanda sejarah dan budaya yang layak dikunjungi bagi mereka yang tertarik dengan sejarah daerah tersebut. Keberadaan candi-candi ini menjadi bukti kejayaan masa lalu kerajaan Singasari dan Majapahit di wilayah tersebut. Simak sejarah dan ciri khas 3 candi ini!

Malaysia Open 2024, Tantangan Pertama Bulu Tangkis Indonesia Tahun Ini

Candi Singasari

Candi Singasari © Balai Pelestarian Cagar Budaya Jatim

Candi Singasari merupakan candi Hindu-Budha kuno yang terletak di desa Candirenggo, Malang. Candi ini dibangun sekitar tahun 1300 Masehi sebagai penghormatan kepada Raja Kertanegara yang meninggal pada tahun 1292 dari Singasari sendiri.

Bangunan Singasari merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari dengan memiliki perpaduan unsur Hindu dan Buddha di dalamnya. Diyakini pula bahwa candi ini dibangun di bawah pengawasan Patih Jinordhana, seseorang yang memiliki jabatan tinggi saat itu.

Struktur utama Candi Singasari terbuat dari batu andesit dan menghadap ke barat. Kompleks candi awalnya mencakup area 200 m × 400 m dan terdiri dari beberapa candi, tetapi hanya Candi Singosari yang masih bertahan hingga hari ini. Candi ini dianggap sebagai tempat ibadah dan pengabdian kepada raja terakhir Singasari, Kertanegara.

Candi Singasari memiliki ciri khas dalam gaya arsitektur Candi Jawa Timuran. Bangunannya berdiri di tengah halaman dengan tubuh candi di atas batur kaki setinggi sekitar 1,5 m. Selain itu, Candi Singasari juga dikenal sebagai Candi Cungkup atau Candi Menara karena pada masanya merupakan candi tertinggi dalam sejarah.

Candi Kidal

Candi Kidal © Balai Pelestarian Cagar Budaya Jatim

Candi Kidal merupakan candi Hindu-Buddha yang terletak di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi yang didirikan pada tahun 1248 Masehi memiliki tujuan utama untuk menghormati Anusapati, Raja kedua Kerajaan Singasari yang memerintah selama 20 tahun (1227-1248).

Dengan arsitektur khas Jawa Timuran, candi ini memiliki bagian kaki candi besar dan tinggi. Tubuh candi sedikit menjorok ke belakang dan atap candi yang terdiri dari tiga tingkat dengan bentuk kubus pada bagian paling atas.

Candi Kidal terkenal dengan relief Garudeya, sebuah cerita mitologi Hindu yang menyampaikan pesan moral pembebasan dari perbudakan. Relief Garudeya sendiri saat ini yang diangkat menjadi batik asli Malang dengan nama Batik Garudeya.

Cerita Sape: Alat Musik yang Diajarkan oleh Para Dewa pada Warga Dayak

Candi Songgoriti

Candi Songgoriti © Balai Pelestarian Cagar Budaya y

Candi Songgoriti berlokasi di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1799 oleh Belanda. Dengan ukuran 14,36 × 10 meter dan tinggi aktual 2,44 meter, candi ini memiliki relung atau cekukan di tubuhnya yang digunakan sebagai tempat berdirinya arca.

Cekukan di sisi timur adalah lokasi untuk arca Ganesha, meskipun sebagian arca tersebut kini hilang. Sebelah utara tidak memiliki arca lagi, dan relung baratnya menyimpan arca Agastya, wujud lain Dewa Siwa.

Candi Songgoriti memiliki sejarah terkait perpindahan Mataram Kuno ke Jawa Timur, dan letaknya dekat dengan sumber air panas serta merupakan bagian dari kawasan terpadu wisata. Arti dari "Songgoriti" sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu "sangha" yang berarti ‘kumpulan’ dan "riti" yang berarti ‘logam kuningan’ yang merujuk pada “daerah perajin kuningan.”

Sejarah Candi Songgoriti dan perkembangannya melibatkan beberapa tahap penting. Awal sejarahnya terletak pada Pemerintahan Mataram Kuno yang bertempat di Jawa Timur.

Candi Songgoriti ini menjadi jejak sejarah perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur pada masa pemerintahan Mpu Sindok, Raja Medang atau Mataram Kuno. Pada era ini, daerah tersebut menjadi sebuah perkampungan dan candi digunakan untuk menutup kawah.

Candi ini sempat direnovasi oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1849 oleh Rigg dan kembali pada tahun 1863 oleh Brumund. Dan sempat dijadikan sebagai tempat pemandian suci Songgoriti oleh Van Ijsseldijk.

Hingga saat ini, Candi Songgoriti menjadi pusat kegiatan seni budaya yang digunakan untuk berbagai acara seperti pagelaran, pameran seni, dan tampilan budaya.

Siswi SMA Indonesia Akan Mendaki Gunung Aconcagua, Seberat Apa Tantangannya?

Sejarah Candi Singasari, Candi Kidal, dan Candi Songgoriti merupakan titik-titik penting dalam warisan sejarah dan budaya di Malang. Melalui struktur bangunan yang unik, relief yang memikat, dan kaitan keberadaannya dengan kerajaan-kerajaan besar seperti Singasari dan Majapahit, ketiganya menjadi saksi bisu perkembangan zaman.

Hingga saat ini, candi-candi ini juga menjadi perwujudan komitmen untuk menjaga dan memahami akar sejarah yang kaya di wilayah ini.

Sebagai destinasi wisata bersejarah, setiap candi membuka jendela menuju masa lalu, menawarkan pengalaman yang mendalam bagi Kawan yang ingin memahami jejak-jejak peradaban yang telah lalu.

Tentunya Candi Singasari, Candi Kidal, dan Candi Songgoriti merupakan investasi dalam warisan kultural yang tak ternilai harganya. Oleh karenanya mari jaga warisan budaya nenek moyang kita untuk masa depan budaya Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini