Mengenal Jombang sebagai Salah Satu Penghasil Tembakau di Indonesia

Mengenal Jombang sebagai Salah Satu Penghasil Tembakau di Indonesia
info gambar utama

Jombang adalah sebuah kota, distrik, dan pusat kabupaten Jombang di Jawa Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 36,40 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 139.831 pada Sensus 2020. Kota Jombang mempunyai iklim savana tropis dengan curah hujan sedang hingga sedikit dari Mei hingga Oktober dan hujan lebat dari November hingga April.

Jombang dikenal karena potensi pariwisatanya, dengan berbagai panorama alam yang indah, situs sejarah, dan tempat-tempat ibadah. Beberapa destinasi wisata populer termasuk Tirta Wisata, Pujasera Kebonrojo, Monumen Pesawat Tempur, Alun-Alun, Sendang Made, Candi Arimbi, Sumber Boto, Pariwisata Panglungan, Air Terjun Tretes, Gua Sigolo-Golo, Kedung Cinet, dan Bendungan Plabuhan.

Jombang memiliki beragam objek wisata menarik, mulai dari situs bersejarah seperti Sendang Made dan Makam Pahlawan Nasional K.H Abdul Wahab Chasbullah, monumen seperti Ringin Contong, hingga keindahan alam seperti Air Terjun Sekelip Wonosalam dan Air Terjun Gerenjeng.

Baca Juga: Tungguk Tembakau: Kebudayaan Lokal Simbol Harmonisasi Masyarakat Lereng Merbabu Boyolali

Tidak hanya itu, ada juga taman yang menawan seperti Taman Kebon Rojo serta lokasi menarik lainnya seperti Tambangan Gumulan Tapen dan Samudera Lestari. Dengan berbagai pengalaman yang ditawarkan, Jombang menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan yang mencari kombinasi antara sejarah, budaya, dan keindahan alam.

Jombang dikenal atas kontribusinya yang signifikan dalam produksi tembakau di Indonesia. Kota ini merupakan salah satu produsen tembakau terkemuka, yang membantu menyerap tenaga kerja, berkontribusi pada pendapatan pajak, dan mendukung ekonomi dengan berbagai cara. Sektor ini mempekerjakan jumlah yang besar orang, dengan Jawa Timur sendiri menyumbang 33% dari produksi tembakau nasional.

Sejarah pertanian tembakau di Jombang bermula pada awal abad ke-20 ketika budidaya tembakau dimulai di wilayah tersebut. Wilayah ini terkenal dengan tanah suburnya, yang membuatnya cocok untuk menanam tembakau. Pada tahun 1920-an, Asosiasi Tembakau Zimbabwe dibentuk, dan produksi tembakau menjadi kegiatan ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kawasan Industri Hasil Tembakau Akan Dibangun di Jawa Timur

Pertanian tembakau di Jombang telah menjadi sumber penghasilan bagi petani dan telah berkontribusi pada ekonomi lokal. Sektor ini mempekerjakan jumlah yang besar orang dan mendukung berbagai industri, termasuk pengolahan dan manufaktur tembakau. Budidaya tembakau juga terkait dengan latar belakang budaya wilayah tersebut, dengan pengaruh dari kedua komunitas pesisir dan daerah pedesaan.

Namun, ada tantangan dalam industri tembakau, seperti kesulitan dalam membeli benih tembakau dan masalah kepemilikan tanah. Meskipun tantangan tersebut, pertanian tembakau tetap menjadi aspek penting dalam ekonomi Jombang dan terus memainkan peran penting dalam sektor pertanian wilayah tersebut.

Produksi tembakau di Jombang menjadi penopang perekonomian Indonesia karena kabupaten ini merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Produksi tembakau di Jombang memiliki berbagai varietas, seperti Jember, Bondowoso, dan Situbondo, yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi untuk mengurangi impor tembakau dari luar negeri.

Baca Juga: Stasiun Medan Menjadi Saksi Jayanya Tembakau Deli

Tembakau di Jombang memberikan manfaat ekonomi bagi petani, seperti net profit yang tinggi sekitar IDR 35 juta hingga IDR 45 juta per hektar per musim, serta membantu dalam pengurangan pengangguran dan pengurangan pengangguran. Industri tembakau di Jombang juga menjadi penopang perekonomian lokal, melalui kegiatan pengolahan, pengemasan, dan penjualan produk.

Pemerintah Indonesia juga menyediakan program-program untuk mendukung petani tembakau di Jombang, seperti program penggantian impor Virginia leaf, yang menguatkan petani untuk memanfaatkan lahan yang tersedia untuk menanam varietas ini. Selain itu, pemerintah juga menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk mendorong pertanian tembakau di provinsi dan kabupaten lainnya.

Produksi tembakau di Jombang memiliki potensi untuk menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia, karena memiliki banyak potensi untuk mengurangi impor tembakau dari luar negeri dan menjadi sumber devisa bagi negara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini