Dilema Ekonomi dan Lingkungan, dari Greenflation Menuju Green Economy

Dilema Ekonomi dan Lingkungan, dari Greenflation Menuju Green Economy
info gambar utama

Krisis iklim dan pemanasan global memaksa seluruh industri untuk memperhatikan lingkungan yang mulai rusak. Ekonomi dunia yang sangat bergantung pada energi fosil akan tertatih-tatih untuk beranjak menjadi ekonomi hijau yang ramah lingkungan.

Tentu perubahan menggunakan energi terbarukan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Greenflation adalah salah satu tantangan yang perlu kawan GNFI kenali lebih dalam.

Penjelasan Greenflation

Greenflation merupakan akronim dari green dan inflation yang berarti inflasi hijau. Greenflation sendiri adalah fenomena ekonomi yang mengacu pada kenaikan harga barang atau jasa yang ramah lingkungan.

Inflasi hijau terjadi akibat preferensi konsumen yang bergeser menuju produk-produk yang memiliki emisi rendah bagi alam sekitar. Kondisi ini mengakibatkan permintaan barang/jasa yang tinggi sehingga terjadi kelangkaan di pasar dan menaikkan harga secara bertahap.

PLTA Sebagai Pembangkit yang Ramah Lingkungan, Apakah Benar?

Terjadinya greenflation bukan merupakan suatu hal yang seluruhnya buruk. Justru greenflation menjadi indikasi bahwa masyarakat sudah mulai tertarik untuk berpindah menuju penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Hal ini tentu saja akan memicu perpindahan industri oleh produsen sehingga bisa memproduksi lebih banyak barang/jasa yang dibutuhkan. Masa transisi itulah yang menyebabkan kenaikan harga yang disebut dengan greenflation ini.

Alasan lain terjadinya inflasi hijau adalah karena butuh biaya yang sangat tinggi untuk memproduksi barang yang memiliki emisi rendah. Perusahaan memerlukan investasi besar-besaran untuk riset, produksi, bahkan edukasi agar bisa menjangkau pasar.

Dampak dari Greenflation

Greenflation sebagai masa transisi akan memberikan dampak sementara kepada produsen dan konsumen. Bagi produsen, investasi pada produk ramah lingkungan akan meningkatkan biaya produksi. Biaya tambahan lain seperti regulasi emisi dan peraturan lingkungan dapat menaikkan biaya operasional perusahaan.

Hal ini akan sangat berpengaruh pada margin keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan. Di sisi lain, meningkatkan permintaan konsumen memberikan peluang pasar yang bisa dimanfaatkan untuk penjualan.

Bagi konsumen, akan terjadi penurunan daya beli dan minat konsumen karena harga produk yang tinggi. Keadaan ini akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat terutama apabila harga yang naik adalah produk-produk vital dan esensial.

Greenflation sendiri diharapkan hanya terjadi dalam jangka yang pendek. Dalam jangka panjang harga produksi diperkirakan akan mencapai titik normal sehingga daya beli dari konsumen dapat meningkat dan bermanfaat bagi lingkungan.

Energi terbarukan, greenflation, green economy
info gambar

Mengatasi dan Menanggulangi Greenflation

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika menghadapi greenflation:

Kebijakan dan peraturan yang memudahkan

Pemangku kebijakan dapat membuat peraturan yang memudahkan perusahaan untuk memproduksi barang/jasa ramah lingkungan. Peraturan ini bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk berpindah haluan secara mudah tanpa terkekang oleh regulasi yang berbelit-belit.

Tren Sustainable Fashion, Alternatif Industri Fashion Ramah Lingkungan

Insentif dan suntikan dana pemerintahan

Pemerintah dapat melakukan insentif suntikan dana bagi perusahaan yang mengembangkan produk yang bermanfaat bagi lingkungan. Subsidi juga bisa diberikan untuk menekan biaya operasional dari regulasi atau peraturan yang memberatkan.

Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil

Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dapat mendorong produsen untuk segera mengeluarkan produk yang mendukung ekonomi hijau. Konsumen juga perlu diberikan edukasi agar ikut serta beralih meramaikan pasar yang ramah lingkungan.

Pengembangan teknologi energi alternatif terbarukan

Teknologi alternatif yang lebih canggih diperlukan untuk memanfaatkan energi alternatif terbarukan sehingga bisa menekan biaya operasional produsen. Efektivitas yang meningkat memberikan harga produk yang lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat.

Menuju Green Economy

Greenflation merupakan masa transisi menuju masyarakat yang rendah emisi dan bisa memaksimalkan energi terbarukan. Kondisi ini apabila bisa berlangsung optimal dalam jangka panjang akan membentuk siklus ekonomi hijau.

Green economy (ekonomi hijau) sebagai model ekonomi berfokus pada pertumbuhan yang ramah lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan, dan pengurangan jejak karbon. Tujuan utamanya adalah menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan perlindungan lingkungan.

Demi mencapai tujuan tersebut maka inflasi hijau sendiri harus dikontrol sehingga tidak memberikan dampak buruk yang berkepanjangan. Perputaran ekonomi yang sehat tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat tetapi juga lingkungan sekitar menjadi lebih baik.

Menyelami Keindahan dan Prospek Masa Depan Plaju Ecoprint, Ekspresi Seni Ramah Lingkungan

Referensi:

  • https://environment-indonesia.com/pengenalan-green-inflation-apa-itu-dan-bagaimana-bisa-terjadi/
  • https://bisnisindonesia.id/article/perbedaan-ekonomi-hijau-dan-inflasi-hijau-greenflation

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini