Gunung Marapi Erupsi, Ketinggian Kolom Letusan Hingga 1,5 KM

Gunung Marapi Erupsi, Ketinggian Kolom Letusan Hingga 1,5 KM
info gambar utama

Gunung Marapi di Sumbar kembali erupsi pada Rabu pagi (27/3/2024), pukul 08.39 WIB. Menurut laporan dari Badan Geologi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ketinggian kolom letusan Gunung Marapi tercatat mencapai 1.500 meter di atas puncak gunung, yang setara dengan kira-kira 4.391 meter di atas permukaan laut.

Melansir dari katadata.co menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Marapi di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 27 Maret 2024 pukul 00.00-06.00 WIB menunjukkan terjadi 1 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 30,7 milimeter dan lama gempa 105 detik.

Kemudian, 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,2 milimeter dan lama gempa 25 detik serta 1 kali gempa low frequency dengan amplitudo 8,5 milimeter dan lama gempa 24 detik.

Baca juga: Cerita Erupsi Gunung Kelud yang Musnahkan Kejahatan di Pulau Jawa

Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia mencatat 439 peristiwa letusan atau erupsi gunung api di berbagai lokasi di Indonesia. Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat merupakan gunung yang paling sering mengalami erupsi, tercatat sebanyak 146 kali letusan dan Gunung Marapi masih berstatus Siaga (Level III).

Imbauan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi

Penduduk dan pengunjung yang berada di sekitar area Gunung Marapi diminta untuk tidak memasuki wilayah dalam jarak radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi dan menghindari melakukan aktivitas apapun di sana.

Dampak Erupsi Gunung Marapi

Warga yang tinggal di sekitar lembah, aliran sungai, atau daerah bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar terutama selama musim hujan.

Erupsi Gunung Marapi memiliki dampak yang signifikan terhadap wilayah sekitarnya. Debu vulkanik yang tersebar luas dapat mengganggu kesehatan manusia dengan menyebabkan gangguan pernapasan dan iritasi pada mata dan tenggorokan. Selain itu, hujan abu vulkanik juga dapat merusak tanaman pertanian, infrastruktur, dan sistem transportasi, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi masyarakat lokal.

Jika terjadi hujan abu, disarankan bagi masyarakat untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna mencegah gangguan pada saluran pernapasan (ISPA), serta memakai perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu, mereka juga disarankan untuk mengamankan sumber air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang menumpuk untuk mencegah kerusakan atau keruntuhan.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi dan Kisah Sang Juru Kunci Mbah Maridjan

sumber:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/03/27/waspada-siang-ini-gunung-marapi-kembali-erupsi-rabu-27-maret-2024

https://www.liputan6.com/regional/read/5560360/gunung-marapi-erupsi-lagi-rabu-pagi-27-maret-2024-tinggi-kolom-letusan-1500-meter?page=2

https://www.detik.com/sumut/berita/d-7263693/gunung-marapi-meletus-pagi-ini-lontarkan-abu-vulkanik-1-5-kilometer

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RH
AS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini