Legenda Sang Datu Kartamina, Buaya Kuning Kepercayaan Masyarakat Suku Banjar

Legenda Sang Datu Kartamina, Buaya Kuning Kepercayaan Masyarakat Suku Banjar
info gambar utama

Legenda mengenai keberadaan Buaya Kuning memang menjadi salah satu kisah mistis yang sangat populer bagi masyarakat Suku Banjar. Jika Kawan GNFI berkesempatan mengunjungi Kota Banjarmasin, tidak ada salahnya untuk mampir ke Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak di perbatasan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.

Perpustakaan tersebut banyak menyediakan buku-buku bacaan rakyat Suku Banjar mengenai legenda atau mitos-mitos berbasis sungai.

Legenda Datu Kartamina

Legenda lain yang juga cukup terkenal dan masih berkaitan dengan Buaya Kuning adalah legenda mengenai Datu Kartamina. Legenda ini mengisahkan tentang seseorang keturunan Raja Gagalang Kalua yang sangat pemberani. Beliau hidup di daerah Kalua (sekarang menjadi Kabupaten Tabalong), Provinsi Kalimantan Selatan.

Menurut kisah, Datu Kartamina ini mempunyai kebiasaan unik, lo, Kawan GNFI, yakni gemar merendamkan kakinya di air sungai. Beliau juga dikenal dengan kesaktian bisa membuat sebatang korek api menjadi seekor buaya. Batang korek api itu diletakkan di telapak tangan kanan seraya dibacakan mantra.

Legenda Buaya Kuning Masyarakat Suku Banjar

Oh, Gusti di alam hening
Hamba bermohon dengan bening
Ubahlah bilah ini menjadi buaya kuning
Bernyawa, berenang-renang menjaga keamanan

Tidak berapa lama setelah dibacakan mantra, maka batang korek api tersebut berubah bentuk menjadi buaya. Namun, ukurannyanya masih seperti cicak. Jika dimasukkan ke dalam air sungai, maka ukurannya menjadi semakin besar hingga bentuknya benar-benar sebesar buaya.

Menurut kepercayaan beberapa leluhur, Datu Kartamina merupakan Buaya Kuning yang selama ini diyakini keberadaannya oleh masyarakat Suku Banjar. Saat menjadi Buaya Kuning, Datu Kartamina berdiam di dasar sungai, dan adakalanya beliau naik ke permukaan air dengan periode yang tidak menentu.

Beberapa masyarakat yang sempat melihat Buaya Kuning itu naik ke permukaan air mengaku bahwa ukurannya sangat besar, sebesar pohon Aren dan wujudnya sangat menyeramkan.

Mengenal Legenda Sunan Pandanaran, Asal Mula Nama Kabupaten Boyolali

Nah, jika Buaya Kuning tersebut ingin berubah wujud menjadi manusia dan kembali menjadi Datu Kartamina, maka air sungai akan beriak-riak dan mengeluarkan buih yang sangat banyak. Tidak berapa lama setelahnya, Buaya Kuning akan muncul dan naik ke daratan. Lambat laun, wujud Buaya Kuning akan pudar dan berganti menjadi layaknya seperti manusia.

Kesaktian yang dimiliki oleh Datu Kartamina itu membuat orang-orang takjub dan terpukau. Mereka kemudian tertarik untuk berteman dengan Datu Kartamina agar bisa memiliki kesaktian serupa atau setidaknya memiliki benteng pertahanan jika menghadapi bahaya.

Tradisi di balik Legenda Datu Kartamina

Sebagaimana diceritakan sebelumnya, bahwa Datu Kartamina hidup di daerah Kalua yang saat ini menjadi bagian dari Kabupaten Tabalong. Oleh sebab itulah, kepercayaan masyarakat Suku Banjar di Kabupaten Tabalong mengenai Buaya Kuning masih sangat kuat. Selain tradisi Malabuh, ada pula tradisi memandikan bayi yang baru lahir di sungai.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, hal itu dimaksudkan agar sang bayi tidak rewel dan tidak penggaringan (tidak mudah sakit). Kepercayaan tersebut menjadi budaya yang melekat hingga saat ini. Oleh sebab itu, sangat mudah bagi kita untuk menjumpai anak-anak usia belia yang ramai mandi di sungai.

Legenda Sanak Pogalan, Sosok Dibalik Terciptanya Air Terjun Sedudo di Nganjuk

Masyarakat di daerah Hulu, seperti di Tabalong, Amuntai, dan Kandangan memiliki kepercayaan tersendiri mengenai air sungai. Mereka meyakini bahwa jika tidak mandi dengan air sungai, maka akan muncul penyakit, seperti ladar (kurang enak badan), demam, hingga badan yang terasa gatal-gatal.

Kepercayaan lainnnya adalah melarang anak-anak untuk mandi jika banyu baah (air pasang). Hal ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa banyu baah menjadi salah satu pertanda bahwa Datu Kartamina akan naik ke daratan dan berubah wujud menjadi manusia.

Nah, itu tadi legenda sang Datu Kartamina dan kepercayaan mengenai Buaya Kuning. Kira-kira ada legenda menarik apa saja, ya dari Suku Banjar?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini