Terbesar di ASEAN, Ini Kecanggihan PLTGU Jawa-1 yang Dibangun Rp26 Triliun

Terbesar di ASEAN, Ini Kecanggihan PLTGU Jawa-1 yang Dibangun Rp26 Triliun
info gambar utama

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 siap beroperasi penuh usai melewati tes plant reliability run dan net dependable capacity pada Jumat (29/3/2024). Setelah semua tes tuntas, Indonesia akan resmi memiliki pembangkit listrik terintegrasi pertama di Asia dan terbesar se-Asia Tenggara.

PLTGU Jawa-1 terletak di Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat. Pembangkit ini memiliki kapasitas 1.760 megawatt (MW) dan bergerak menggunakan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sebesar 400 juta kaki kubik per hari yang dipasok dari kilang BP Tangguh LNG di Teluk Bentuni, Papua Barat.

"Proses formal administratif sudah kami tempuh dan lengkapi. Semoga semuanya lancar, sehingga kami bisa berkontribusi mendukung penyediaan listrik melalui kolaborasi bersama mitra strategis kami, yakni PLN," tutur Direktur Utama PT Jawa-1 Power (JSP), Asistia Semiawan, dalam keterangan tertulis di Karawang, Sabtu (30/3/2024).

Kilang Gas Alam Cair di Papua Barat Resmi Beroperasi, Habiskan Rp72,45 Triliun

Investasi Rp26 Triliun

Pembangunan PLTGU Jawa-1 resmi dimulai pada 19 Desember 2018, melibatkan sekitar 20 perusahaan dalam dan luar negeri. Proyek Strategis Nasional (PSN) ini menelan investasi sebanyak 1,8 miliar dolar AS atau setara Rp26 triliun.

Pembangkit tersebut dikelola oleh PT Jawa-1 Power (JSP), perusahaan konsorsium bikinan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) yang memegang kepemilikan 40 persen, Marubeni 40 persen, dan Sojitz 20 persen.

PLTP Kamojang, Penghasil Hidrogen dari Panas Bumi Pertama di Asia Tenggara

Teknologi efisien, harga listrik murah

PLTGU Jawa-1 mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan pembangkit listrik berkapasitas 1.760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing 880 MW. Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023.

Pembangkit ini menggunakan generasi terbaru single shaft combined cycle gas turbine yang menghasilkan efisiensi termal tinggi hingga 65 persen dan harga jual listrik kompetitif. Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, PLTGU Jawa-1 sangat tepat bagi energi transisi di Indonesia. Gasnya bisa dipakai untuk memanaskan uap.

“Hasil yang diperoleh lebih efisien, sehingga harga jual listriknya menjadi murah. Ini penting sekali," ujar Tutuka pada Kamis (25/3/2021).

Anggaran Rp6,8 Triliun, ESDM Mau Bangun Pipa Gas hingga 11 PLTS di 2024

Hubungkan Papua dengan Pulau Jawa dan Bali

PLTGU Jawa-1 menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali. Pasokan LNG dari kilang BP Tangguh akan diregasifikasi di kapal FSRU Jawa-1 yang bersandar di lepas pantai Cilamaya selama 25 tahun. Kementerian ESDM RI mencatat, kapal FSRU Jawa-1 memiliki kargo penyimpanan LNG berkapasitas 170.150 meter kubik, dengan kapasitas unit regasifikasi 320 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

Tekan 3,3 juta ton emisi karbon

CEO Pertamina NRE John Anis memproyeksikan, PLTGU Jawa-1 dapat menekan emisi karbon hingga 3,3 juta ton setara karbondioksida (CO2e) per tahun. Kontribusi yang sangat signifikan terhadap net zero emission (NZE).

Hal serupa juga dinyatakan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso. Keberhasilan PLTGU Jawa-1, kata dia, menjadi salah satu milestone penting dalam energi transisi di Indonesia. Pembangkit listrik terintegrasi ini diharapkannya mampu menyumbang pengurangan emisi karbon signifikan, sehingga dapat mencapai NZE di Indonesia.

"PLTU Jawa-1 menunjukkan bahwa pencapaian NZE akan menjadi lebih cepat dengan adanya dukungan semua pihak. Kami berharap, proyek ini akan mendorong berbagai proyek strategis energi transisi lainnya," tandas Fadjar.

10,5 Juta Ton Emisi Karbon di RI Berkurang Berkat Teknologi Co-Firing

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini