Filosofi Rujak Bebek

Filosofi Rujak Bebek
info gambar utama

Kerentanan manusia di setiap transisi fase kehidupan yang dimulai dari lahir, menikah, meninggal, hingga pascameninggal, mendorong manusia melakukan ritual sebagai upaya untuk menghindari malapetaka. Dalam kebudayaan Indonesia, hadirnya makanan memiliki peranan penting bagi keberlangsungan ritual, seperti rujak bebek dalam ritual tujuh bulanan.

Rujak bebek adalah jenis rujak yang proses pembuatannya dengan cara menumbuk bahan sampai lumat atau halus menggunakan lumpang dan alu. Bahan-bahan umum untuk membuat rujak bebek berupa buah-buah segar seperti mangga, jambu, mentimun, bengkuang, kedondong, pisang batu, nanas muda, mengkudu muda, lobi-lobi, dan ubi.

Bumbu dari rujak bebek adalah gula merah, cabai rawit, garam, terasi, dan air asam. Tentu saja, kombinasi buah dan bumbu dari rujak bebek versi Sunda, Jawa, atau daerah lain berbeda-beda. Setelah bumbu ditumbuk terlebih dahulu, buah dikupas kulitnya dan dipotong, lalu dimasukkan ke dalam lumpang dan ditumbuk menggunakan alu.

Menikmati Lezatnya Rujak Otek, Menjaga Kearifan Lokal Masyarakat Lumajang

Proses penumbukan ini menghasilkan suara 'bek' yang berulang, dari sanalah nama rujak bebek tercipta. Secara penulisan, ada beberapa versi nama dari jenis rujak ini, rujak bebeg atau rujak beubeug, tetapi nama yang tercantum dalam KBBI adalah rujak bebek.

Rujak bebek merupakan bagian dari tradisi masyarakat Sunda dan Jawa dalam tradisi tujuh bulanan kehamilan seorang wanita untuk pertama kali. Tradisi ini bermakna bahwa pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam di dalam rahim ibu.

Dalam upacara ini calon ibu yang sedang hamil dimandikan dengan air kembang dan disertai doa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat. Upacara ini diikuti oleh acara pemotongan tumpeng yang diawali dengan doa kemudian makan rujak, dan seterusnya.

Pada zaman dahulu, pelaksanaan tujuh bulanan memiliki beberapa ritual yang perlu dilakukan seperti sungkeman, siraman, memasukkan telur ayam, mengganti kain sebanyak tujuh kali, membelah kelapa gading, selamatan, dan hidangan. Pada hidangan ini, rujak termasuk dalam menu yang harus disajikan dan rujak bebek sering dijadikan pilihan.

Mencocol Rujak sebagai Perantara Silaturahmi Masyarakat Nusantara

Pada saat hamil usia tujuh bulan, para wanita akan terasa berat untuk bernafas seiring membesarnya ukuran janin dan rahim. Sebagian wanita hamil juga kemungkinan merasakan kram dan sakit punggung. Banyak kondisi yang perlu diperiksakan dan hal yang perlu diperhatikan pada usia kehamilan tujuh bulan.

Tidak hanya bagi calon ibu, hal ini bisa saja membuat calon ayah dan anggota keluarga lain merasa cemas. Di sinilah tradisi tujuh bulanan dan tradisi lainnya ditujukan sebagai sarana yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan atau kejadian yang tidak diinginkan.

Dasar dari semua upacara tradisi adalah suatu ungkapan rasa bersyukur dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan dan kenteraman. Rasa bersyukur dan permohonan ini diungkapkan dalam bentuk lambang-lambang yang masing-masing mempunyai makna.

Selain itu, rujak bebek juga memiliki persepsi berbeda di kebudayaan lain. Mengutip Tabloid Pamor, dalam ritual Ruwat Bumi Cipendok, terdapat atraksi pembuatan rujak bebek yang merupakan gambaran dari kisah cinta Raden Ranusentika dengan Dewi Mas Inten, cerita rakyat yang berasal dari masyarakat Curug Cipendok, Banyumas.

Atraksi tersebut dimaknai sebagai gambaran manusia dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Alu dan lumpang mempersatukan semua rasa mulai dari pahit, getir, manis, tetapi dengan penggunaan bumbu yang pas, pastinya akan menghasilkan rujak bebek yang nikmat.

9 Jenis Rujak Unik yang Wajib Kamu Coba, Selain Rujak Buah!

Diibaratkan dalam hubungan asmara, menyatunya cinta kasih dua insan dengan penuh keikhlasan dan rasa saling mengerti, pastinya akan menghasilkan keturunan yang baik. Di balik kesederhaannya, rujak bebek memiliki peranan dan filosofi yang menarik dalam budaya Indonesia.

Referensi:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini