Proses Pengolahan Bunga Chamomile Sebelum menjadi Teh yang Istimewa

Proses Pengolahan Bunga Chamomile Sebelum menjadi Teh yang Istimewa
info gambar utama

Minum teh setiap hari bukanlah kebiasaan yang asing bagi masyarakat Indonesia. Kebiasaan ini sudah mendarah daging sejak lama dan tidak terikat oleh waktu. Mengonsumsi teh sangat menyegarkan, apalagi jika ditambahkan dengan es dan jeruk lemon. Terutama, karena negara kita adalah negara tropis yang sering kali terasa lebih panas udaranya.

Namun, tahukah Kawan bila dalam dunia kesehatan, ada teh yang memiliki efek menenangkan?

Mengenal Teh Chamomile

Jenis teh ini berbeda dari teh pada umumnya. Teh chamomile berasal dari bunga dengan nama yang sama. Chamomile (Matricaria chamomilla L.) merupakan tanaman herbal tahunan dan berbunga asli dari Eropa.

Bunga ini telah digunakan secara tradisional sebagai suatu sediaan obat dan farmasi, karena sifat anti-inflamasi dan anti-spasmodic yang dikaitkan dengan kandungan fenoliknya, termasuk flavonoid (Harbourne et al., 2009). Nah, Flavonoid pada chamomile ini bisa merangsang atau bisa bekerja pada reseptor benzodiazepin yang terdapat pada otak sehingga kemudian menimbulkan efek relaksasi (Adib-Hajbaghery & Mousavi, 2017).

Mencicipi Teh Putih, Jenis Teh Termahal di Indonesia

Jenis Chamomile untuk Pembuatan Teh

Matricaria recutita L. (German Chamomile) dan Anthemisnobilis L. (Roman Chamomile) adalah dua jenis chamomile yang umum dikenal dan termasuk dalam keluarga Asteraceae atau sering disebuat bunga aster. Salah satu jenis chamomile yang paling umum digunakan untuk teh yakni Matricaria recutita L. (German Chamomile) (Sagi et al., 2014).

Dilansir dari haenselblatt.com, berikut perbedaan dan persamaan dari dua jenis chamomile yang umum digunakan untuk teh!

Chamomile Romawi

Dikenal juga sebagai chamomile Inggris atau Rusia, adalah rerumputan yang tumbuh rendah di zona 4—11 dengan ketinggian sekitar 12 inci (30 cm.) Ia menyebar sampai dengan ranting batang.

Roman chamomile memiliki batang berbulu, yang menghasilkan satu bunga di setiap batang tunggal. Bunganya memiliki kelopak-kelopak putih dan cakram yang kuning dan agak bundar. Bunganya berdiameter sekitar 15—30 mm. Roman chamomile berbulu pada daunnya dan digunakan sebagai pengganti rumput ramah bumi di Inggris.

German Chamomile

Merupakan bunga tahunan yang dapat menabur sendiri secara besar-besaran. Tanaman ini strukturnya lebih tegak dengan tinggi sekitar 24 inci (60 cm) dan tidak menyebar seperti chamomile Romawi.

Chamomile Jerman juga memiliki dedaunan seperti pakis, tetapi batangnya bercabang dan punya kelopak putih. Bunganya berdiameter sekitar 12—24 mm.

Baik German chamomile maupun Roman chamomile dapat digunakan sebagai obat penenang ringan, antiseptik alami, penolak serangga, dan anti-spasmodik, anti-inflamasi, anti-jamur, dan anti-bakteri. Kedua tanaman tersebut terdaftar sebagai tanaman herbal yang aman.

Selain itu, keduanya dapat dimanfaatkan sebagai pencegah hama tanaman, sehingga sangat baik untuk buah maupun sayuran.

Segudang Manfaat dan Cara Membuat Teh Bunga Lavender

Pengolahan Bunga Chamomile

Bunga chamomile melewati beberapa proses pengolahan sebelum menjadi minuman yang menyegarkan. Lalu, bagaimana cara mendapatkan ekstrak chamomile?

Menurut (Harbourne et al., 2009), mengeringkan bunga chamomile menggunakan berbagai metode, seperti pengeringan udara, pengeringan oven pada suhu yang berbeda, pengeringan beku, atau ekstraksi langsung dari bunga segar. Adapun semua metode tersebut dapat mempengaruhi kualitas ekstrak.

Kondisi ekstraksi yang optimal melibatkan pengeringan oven pada suhu rendah, yakni suhu 40° C diikuti dengan ekstraksi air pada suhu yang lebih tinggi, yaitu 90° C selama 20 menit.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ekstrak chamomile yang kaya fenol dan kekeruhan rendah, cocok untuk sifat anti-inflamasi potensial dalam minuman.

Itu tadi proses pengolahan chamomile. Walaupun proses pengolahannya sederhana, tetapi tetap memperhatikan tingkat suhu untuk mengoptimalkan manfaatnya.

Bukan Teh Biasa: Dikembangkan UI, Teh Lacryma Punya Gizi Tinggi

Referensi:

  • https://id.haenselblatt.com
  • Adib-Hajbaghery, M., & Mousavi, S. N. (2017). The effects of chamomile extract on sleep quality among elderly people: A clinical trial. Complementary Therapies in Medicine, 35(October), 109–114. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2017.09.010
  • Harbourne, N., Jacquier, J. C., & O’Riordan, D. (2009). Optimisation of the extraction and processing conditions of chamomile (Matricaria chamomilla L.) for incorporation into a beverage. Food Chemistry, 115(1), 15–19. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2008.11.044
  • Sagi, S., Avula, B., Wang, Y. H., Zhao, J., & Khan, I. A. (2014). Quantitative determination of seven chemical constituents and chemo-type differentiation of chamomiles using high-performance thin-layer chromatography. Journal of Separation Science, 37(19), 2797–2804. https://doi.org/10.1002/jssc.201400646

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini