Geopark atau Taman Bumi merupakan suatu konsep manajemen pengembangan kawasan secara berkelanjutan yang memadu serasikan tiga keragaman alam yaitu keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity) yang bertujuan untuk pembangunan serta pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada asas perlindungan (konservasi) terhadap ketiga keragaman tersebut.
Kabupaten Sumedang kaya potensi keragaman geologi yang tersebar di kawasan Waduk Jatigede dan sekitarnya, di mana wilayah tersebut menjadi habitat terakhir Fosil Tempurung Kura-kura dan Fosil Gading Stegodon (Gajah Purba) yang sudah menjadi warisan kehidupan masa lalu (Geoheritage). Dari temuan tersebut selanjutnya diketahui bahwa di wilayah tersebut, khususnya di Desa Jembarwangi dan Desa Darmawangi telah dihuni oleh fauna dan kemungkinan Hominid sejak periode Pleistocene (±11 ribu hingga 1,8 juta tahun lalu).
Tentunya di Sumedang juga sudah diluncurkan Geopark Lembah Cisaar - Jatigede Sumedang (The Kingdom of Stegodon) pada hari Kamis, 21 Maret 2024 di Aula Tampomas Pusat Pemerintahan Sumedang. Peluncuran tersebut dihadiri unsur Forkopimda, para Kepala SKPD, Camat, Pimpinan BUMN/BUMD, para Guru Besar Universitas, Organisasi Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya.
Penamaan Geopark tersebut mengingat bahwa Geopark Lembah Cisaar-Jatigede Sumedang memiliki sebaran keragaman geologi, hayati dan budaya yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Sumedang, khususnya di Kecamatan Jatigede.
Menurut Advisor Geopark Lembah Cisaar yang juga Guru Besar ITB Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA mengatakan, "bahwa daerah yang sudah menjadi Geopark tentunya harus bisa mencapai masyarakat yang terdidik dan sehat, kemudian lingkungan yang terjaga, dan ekonomi yang meningkat." Ujarnya.
Baca Selengkapnya
