Pengkol – Guyangan, Episentrum Ulama Pinggir Bengawan Rajekwesi

Artikel ini milik Jurnaba dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Pengkol – Guyangan, Episentrum Ulama Pinggir Bengawan Rajekwesi
info gambar utama

Para Ulama berada di Guyangan, Pengkol, dan Sranak pada periode 1700 M, menjadi saksi empiris betapa islam sangat dekat dengan maritim sungai Rajekwesi. 

Pada paruh pertama periode 1700 M, terdapat migrasi rombongan ulama dari Kasepuhan Padangan menuju Rajekwesi (Bojonegoro). Mayoritas membangun pemukiman di pinggir Bengawan Solo. Dengan berlokasi di tiga titik konsentrasi: Pengkol, Guyangan, dan Sranak.

Wajib diketahui, Pengkol adalah nama lama Desa Ledok Bojonegoro. Paguyangan, saat ini menjadi Guyangan Kecamatan Trucuk. Sementara Sranak juga menjadi nama desa di Kecamatan Trucuk. Pengkol, Paguyangan, dan Sranak pernah jadi jujugan rombongan keluarga dari Kasepuhan Padangan.

Catatan Syekh Abdurrohman Klotok dalam Manuskrip Padangan (1788), mencatat secara jelas nama dan titik lokasi perpindahan rombongan keluarga besar Kasepuhan Padangan itu menuju pinggir sungai Rajekwesi, sebagai bagian dari pelebaran titik-titik dakwah islam.

Kiai Janudin Guyangan, Kiai Nalaterun Klangon, Kiai Sumoterun Sembung, Kiai Sadipo Sranak, Kiai Singoleksono Pengkol, Nyai Nadipah Tulung, hingga Nyai Ireng Pengkol, adalah rombongan keluarga dari Kasepuhan Padangan yang bermigrasi ke wilayah Rajekwesi (Bojonegoro), pada titimangsa periode 1700 M itu.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini