Mengenal Subspesies Anggrek Baru dari Raja Ampat

Mengenal Subspesies Anggrek Baru dari Raja Ampat
info gambar utama

Ada satu kabar baik dari Indonesia di akhir tahun lalu. Desember 2022, peneliti memublikasikan temuan anggrek baru dari Pulau Waigeo, Raja Ampat. Temuan tersebut dipublikasikan dalam OrchideenJournalvolume 10(1), Selasa (13/12/2022).

Jenis anggrek baru ini bernama Dendrobium lancilabium J.J. Sm subsp.wuryae. Nama Wuryae diambil dari nama Ibu Wakil Presiden RI, Wury Estu Handayani karena turut berkontribusi dalam mendukung konservasi anggrek, khususnya di Provinsi Papua Barat.

Penemuan anggrek berwarna merah cerah ini merupakan hasil ekspedisi Februari 2020. Tim peneliti berasal Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Republik Indonesia (BBKSDA Papua Barat) dan staf tim Fauna & Flora International (FFI).

Anggrek baru tersebut ditemukan di Gunung Nok, gunung berapi mati setinggi 880 meter. Waigeo, pulau di gugusan kepulauan Raja Ampat itu seakan surga bagi anggrek langka.

Sebelumnya, peneliti menemukan anggrek biru yang tak pernah nampak lagi selama 80 tahun di tempat itu, sejak ditemukan oleh ahli entomologi Inggris, Evelyn Cheesman pada 1938. Selain itu, ada juga—anggrek spesies berbunga putih—kemungkinan adalah Dendrobium aphanochilum Kraenzl.

Baca juga: 

Ciri Khas Subspesies Anggrek Wuryae

Anggrek Wuryae | Foto: OrchideenJournal Vol. 10 • 1
info gambar

Anggrek baru dari Raja Ampat ini memiliki beberapa ciri khas antara lain

  1. Batang: bentuk batang ramping dan berwarna merah kecokelatan. Memiliki panjang berukuran 16–19 cm dengan diameter 2,5 mm. Sedikit lentur, beruas, dan berdaun banyak.
  2. Akar: memiliki diameter 0,8–1,1 mm. Akar tidak bercabang. Kalaupun bercabang, sangat jarang dan halus.
  3. Daun: lebar dan lonjong bulat telur. Berwarna ungu kusam.
  4. Bunga: mirip subspesies lancilabum. Panjang bunga 3,5 cm dan lebar 3,2 cm. Hanya terdiri dari 3 kelopak bunga. Bibir bunga melekat dengan jarak 4-7 mm. Warna bunga bervariasi, yakni merah, jingga, merah darah, dan jingga merah muda. Sementara bibir bunga berwarna kuning dengan ujung jingga merah muda.
  5. Habitat: menumpang pada pohon ketinggian 8–12 meter di hutan lumut dan kabut, pada ketinggian 820 meter.
Baca juga: Ada yang Endemik, Ini 3 Spesies Anggrek Hantu yang Ditemukan di Indonesia

Menangkar Anggrek Baru

Masyarakat sekitar Gunung Nok tidak tahu tentang anggrek baru itu. Mereka menganggap semua anggrek sama saja. Seorang peneliti dari Universitas Papua, Jimmy Frans Wanma mengatakan keberadaan anggrek baru itu terancam karena hanya ada di sekitar Gunung Nok. Anggrek Wuryae bisa saja ditangkar, tetapi akan sulit karena tidak boleh dibawa keluar habitat aslinya.

"Kalau pun mau dikembangkan harus ditangkar di tempat ketinggian yang setidaknya sama termasuk habitatnya," ujar Jimmy, Rabu (14/12/2022), melansir Antaranews. Jimmy mengungkapkan rasa syukur bisa mengeksplorasi anggrek di Papua karena ekspedisi yang dilakukan menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Ketika pertama kali ditemukan, anggrek baru itu dilaporkan ke tim peneliti di Inggris. Namun, peneliti di Inggris mengungkapkan anggrek yang dilaporkan pernah dipublikasikan sebelumnya oleh Alfred Russel Wallace sekitar abad 19 dalam buku Kepulauan Nusantara.

Peneliti yang melaporkan kemudian membuat spesimen kering. Pada pertengahan 2022, mereka meneliti anggrek tersebut lebih dalam dengan bantuan dari peneliti Royal Botani Garden Kew di Inggris.

"Kita sudah bandingkan dengan spesimen lain yang tersimpan di herbarium di Inggris dan catatan-catatan herbarium lain yang mirip. Setelah kita cermati, ternyata ini jenisnya sangat beda dan baru," jelas Kepala Subbidang Diseminasi Kelitbangan Badan Riset Inovasi Daerah Papua Barat, Ezrom Batorinding, dikutip Antaranews.

Baca juga: Potret Eksistensi Anggrek Pensil, Si Ratu Anggrek dari Bengkulu

Penemuan anggrek baru di Raja Ampat ini diharapkan menjadi awal baru spesies tanaman lain yang ditemukan. Kekayaan flora dan fauna di Indonesia sebisa mungkin dilestarikan. Jangan sampai rusak oleh tangan-tangan orang jahat. Semangat menebar kebaikan, Kawan GNFI!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini