Tanjung Bendera, Sebuah Saksi Perjuangan di Tapal Batas

Tanjung Bendera, Sebuah Saksi Perjuangan di Tapal Batas
info gambar utama

Tidak dapat dipungkiri, sebagai daerah yang jauh dari pusat kota, akses jalan ke Temajuk sulit untuk dibilang mudah. Jalan tanah berpasir dengan semak belukar di kanan kirinya harus dilalui selama 3 jam. Kala siang, jalan yang menghubungkan Temajuk dengan ibukota kecamatan Paloh menjadi begitu berdebu dan panas seakan sedang membara. Tapi, walau begitu, ada sebuah hiburan kecil yang akan membuatmu melupakan segala kepayahan menuju Temajuk.

Namanya Tanjung Bendera. Tanjung Bendera dapat ditemui di jalan Temajuk menuju ibukota Kecamatan. Fyi, jalan ke Temajuk hanya ada 1 jalur darat. Sehingga siapapun yang akan pergi ke atau dari Temajuk harus melalui jalur tersebut. Tanjung Bendera, letaknya sekitar 30 km dari pusat desa Temajuk. Jika mengendarai motor, kira-kira Tanjung Bendera dapat ditempuh dalam waktu 1 jam perjalanan.

Tanjung Bendera sejatinya bukanlah bangunan. Di Tanjung Bendera, kita hanya akan menemukan pohon kelapa yang tinggi menjulang dan gubug reyot bertuliskan “Bela Negara”. Tapi kalau kita menyempatkan untuk berhenti dan berdiri membelakangi pohon tersebut, akan terdengar deburan ombak dan terlihat jalan setapak menuju laut. Kalau kita ikuti jalan setapak itu, akan kita temukan padang ilalang sekaligus padang bunga Geranium di kanan kiri jalan. DI depan mata, akan tampak hamparan pasir putih dan air laut biru dengan ombak kecil yang menenangkan. Pantai yang kita lihat itu, bernama Pantai Tanjung Bendera.

Pantai Tanjung Bendera itu begitu sepi, tidak banyak orang yang datang ke sana mengingat daerah tersebut steril dari pemukiman. Pun jalanan yang dilalui sangat menantang dan jauh dari keramaian. Tapi pantai tersebut adalah little escape yang sempurna saat dalam perjalanan menuju Temajuk. Setelah berjam-jam bergelut dengan debu dan panasnya jalanan, lelah akan hilang kala mampir ke pantai ini. Gemerisik angin, tarian ilalang karena tertiup angin, indahnya hamparan Geranium, ditambah romantisnya pantai yang hanya dimiliki seorang diri benar-benar akan membuatmu rasa letihmu rontok tak bersisa. Pun, pantai itu menjadi sebuah hiburan pembuka, yang menjadi awalan hiburan-hiburan lain yang akan melenakan kala kita sampai di Temajuk 1 jam kemudian.

(Berpose di Lembutnya Pantai Tanjung Bendera/Zahra-UGM)
info gambar

Menelisik lebih jauh tentang Tanjung Bendera tak akan lepas dengan sejarah berdirinya bangsa ini. Tanjung Bendera, dulu adalah tempat di mana camp tentara Indonesia berdiri untuk menjaga daerah perbatasan. Daerah antara Tanjung Bendera dan Tanjung Datoe (tapal batas Indonesia) adalah daerah yang dinilai rawan. Daerah ini berbatasan langsung dengan Laut China Selatan. Karena dulu masih dipenuhi hutan, pesisir daerah ini menjadi tempat berlabuh barang dagangan dan orang secara ilegal. Daerah ini juga merupakan daerah perbatasan dengan Malaysia yang sangat rawan pencaplokan. Maka tak heran daerah tersebut dijaga ketat oleh Tentara Indonesia.

Baca juga : Temajuk “Tempat Masuk Jalur Komunis”, Sang Surga di Ujung Perbatasan Indonesia

Sekitar tahun 1966, Partai Komunis Indonesia mulai berkembang. PKI dahulu “bergabung” dengan tentara Indonesia supaya dapat mempertahankan diri sekaligus memata-matai tentara. Strategi PKI ini akhirnya ketahuan hingga akhirnya tentara yang terindikasi PKI ditumpas di camp tentara di Tanjung Bendera. Ratusan mayat jatuh bergelimpangan kala itu. Beberapa ada yang diambil keluarganya dan dimakamkan secara wajar, sedang sisanya dibiarkan hingga menjadi tengkorak dan terurai menjadi tanah.

Daerah tersebut tetap menjadi daerah rawan, bahkan daerah merah. PKI dan PGRS (Pasukan Gerakan Rakyat Serawak = PKI-nya Malaysia) bersarang di sana. Sembari ditumpas, tahun 198-0an, daerah tersebut akhirnya dijadikan daerah pemukiman. Setelah cukup ramai dan aman, tentara Indonesia di tarik dan Tanjung Bendera tinggallah sebuah nama.

Pantai Tanjung Bendera boleh jadi begitu cantik dan mempesona. Tapi dibalik kecantikan itu ternyata tersimpan kisah perjuangan tentara Indonesia dalam menumpas PKI dan PGRS. Berkunjung ke Pantai Tanjung Bendera, selain melunturkan keluh, ternyata juga menumbuhkan semangat untuk turut berjuang bagi bangsa ini. Bahwa keindahan, kecantikan, keutuhan negeri yang kita nikmati saat ini adalah hasil tumpah darah puluhan ribu orang yang ikhlas berjuang untuk negeri. Maka, tidak ada alasan lagi untuk bermalas-malas dan berdiam diri. Maka, ketika sudah singgah dan rehat sejenak di Pantai Tanjung Bendera, teruskan perjalanan ke Temajuk lagi, karna masih banyak tempat yang akan membuat anda terlena untuk lebih lama dan lama lagi di Temajuk. *(AP/Zahratul Iftikar)

#CeritaDariEkorBorneo merupakan sebuah program Tim KKN UGM Temajuk 2016 bekerjasama dengan GNFI. Yaitu sebuah serial cerita perjalanan yang mengangkat potensi serta inspirasi dari daerah Temajuk, sebuah daerah dari ekor Borneo yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia.

Caption (Sumber Gambar)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini