Limbah Pindang Kini Bisa Jadi Pupuk Mikroalga

Limbah Pindang Kini Bisa Jadi Pupuk Mikroalga
info gambar utama

Pengolahan berbasis zero waste telah menjadi salah satu solusi yang paling ampuh untuk menangani limbah yang mencemari lingkungan, tak terkecuali limbah cair ikan pindang.

Puluhan drum limbah cair ikan pindang di Desa Mlaten, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, telah menginisiasi lima mahasiswa Perikanan (FPIK) UB untuk menciptakan alat sederhana yang mampu mengolah limbah cair ikan pindang menjadi pupuk cair mikroalga yang lebih ekonomis.

Mereka memperkenalkan dan mengembangkan program SPROLINA kepada masyarakat Desa Mlaten, Pasuruan, sebagai wujud dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh kemristekdikti.

Mereka adalah Bagas Prasetya, Ipin Orshella, Muhammad Yusuf, Alfiandi dan Rivaldi yang dibimbing langsung oleh Dosen Budidaya Perairan, M. Fakhri. SPi., MP., MSc.

Sosialisasi program sprolina

Seperti yang dituturkan oleh Ketua Tim, Bagas Prasetya, bahwa terdapat lebih dari 10 UKM pemindangan yang mampu memproduksi ikan pindang layang sebanyak 300 kg sampai 1 ton per harinya.

Dari pengolahan tersebut menunjukkan bahwa sekali produksi dari 1 UKM pemindangan mampu menghasilkan sebanyak dua drum limbah cair pemindangan ikan layang.

Permasalahan lingkungan tersebut harus segera diatasi karena telah meningkatkan pencemaran bahan organik di Sungai Pasuruan. Namun di sisi lain, limbah cair tersebut menyimpan sejuta manfaat bagi tumbuh dan kembangnya mikroalga.

Sebelumnya juga telah dilakukan penelitian oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang diketua Silvia. Mereka membuktikan bahwa kandungan pupuk yang dihasilkan dari limbah cair ikan pindang mampu mendukung tumbuh kembangnya mikroalga.

“Dari hasil penelitian tersebut, terciptalah Sprolina fertilizer maker atau alat pengolah limbah pindang menjadi pupuk cair mikroalga,” terang Yusuf.

Teknologi ini yang akan didiseminasikan kepada Kelompok Pemuda Manunggal sebagai pelaksana dari kegiatan ini. Prinsip kerja alat ini sederhana, terdiri dari dua tandon dan satu tabung sterilisator.

“Dari dua tandon tersebut-lah limbah cair ikan pindang diolah melalui tahap flokulasi, fermentasi, enrichment nutrisi dan sterilisasi,” tambah Alfiandi.

Sosialisasi Program Sprolina Fertilizer Maker

Program pengabdian ini juga telah mendapat dukungan langsung dari Kepala Desa dan perangkatnya untuk terus dikembangkan di Desa Mlaten.

“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa UB, yang sangat peduli dan mau mentransformasikan ilmunya kepada karang taruna kami. Selain untuk mengatasi permasalahan lingkungan, tentunya juga untuk meningkatkan produktivitas kelompok pemuda manunggal,” jelas Kepala Desa Mlaten, Suryati saat sosialisasi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NC
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini