Anak Bangsa dari Tapanuli Wakili Indonesia di KTT Iklim Pemuda PBB

Anak Bangsa dari Tapanuli Wakili Indonesia di KTT Iklim Pemuda PBB
info gambar utama
  • Arrum Harahap, salah satu delegasi Indonesia di KTT Iklim Pemuda PBB.
  • Pria asal Tapanuli, Sumatera Utara, ini terpilih dari 7 ribu lebih pendaftar yang ingin mengikuti acara itu.
  • Arrum merupakan pegiat lingkungan-iklim dan pengurus Youth For Climate Change Sumatra, dan sempat aktif di YEL/SOCP pada 2017 sampai Juni 2019.

Seorang anak bangsa asal Tapanuli, Sumatra Utara, terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia KTT Iklim Pemuda PBB. Dia adalah Arrum Harahap, pemuda pegiat lingkungan-iklim dan pengurus Youth For Climate Change Sumatra.

KTT Iklim Pemuda PBB diselenggarakan di New York City pada Sabtu (21/9) lalu. Ini adalah gelaran pertama, dan menjadi pertemuan terbesar para pemimpin iklim muda di PBB dalam sejarah. Lebih dari 7 ribu pemuda/pemudi berusia 18-29 tahun mendaftar untuk menghadiri KTT Iklim Pemuda PBB. Dari sekian banyak pendaftar, dipilih 500 orang dan Arrum salah satunya.

Sehari sebelumnya (20/9), Arrum berkesempatan mengikuti Climate Strike di Battery Park New York bersama Greta Thunberg, aktivis iklim berusia 16 tahun dari Swedia. Bersama ratusan ribu peserta lainnya, mereka menuntut agar pemimpin dunia melakukan aksi nyata untuk perubahan iklim.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan: Murka Tuhan Akibat Ulah Kita Sendiri

Arrum Harahap di KTT Iklim Pemuda PBB | Foto: Dok. Arrum Harahap
info gambar

Arrum yang merupakan mahasiswa Universitas Andalas jurusan Pengelolaan Sumber Daya Alam ini juga menjadi salah satu dari tiga tiga pemuda Indonesia yang terpilih sebagai Delegasi UNESCO Man and Biosphere (MAB). Itu adalah salah satu program UNESCO berbasis ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara manusia dan alam.

“Sebagai delegasi UNESCO MAB, melalui konferensi ini, saya berharap ke depannya peran pemuda dalam mitigasi perubahan iklim di Indonesia semakin besar. Indonesia adalah salah satu negara yang paling kaya akan Biodiversiti. Hutan hujan tropis kita adalah salah satu solusi untuk mengatasi perubahan iklim,” kata Arrum dalam keterangan resminya.

“Saat ini ada 16 cagar biosfer di Indonesia. Hal ini tentunya perlu ditingkatkan lagi, dengan diakuinya satu kawasan menjadi cagar biosfer maka proteksi terhadap kawasan tersebut pun akan meningkat. Hutan Batang Toru di Tapanuli adalah salah satu hutan yang sangat potensial untuk menjadi cagar biosfer UNESCO," ujar Arrum, yang sempat bergabung dalam Program Konservasi Orangutan Sumatera bersama Yayasan Ekosistem Lestari, sejak tahun 2017 hingga Juni 2019.

Arrum juga mengikuti Climate Strike di Battery Park, New York City | Foto: Dok. Arrum Harahap
info gambar

BACA JUGA: Taman Lumut, Koleksi Unggulan Kebun Raya Cibodas

“Saya sangat berharap pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan bersama-sama mengajukan Hutan Batang Toru menjadi cagar biosfer maupun situs warisan dunia. Sebagai generasi muda, saya tidak ingin menyaksikan kiamat ekologis terjadi di depan mata, baru-baru ini daftar merah IUCN menyebutkan 28.000 spesies dalam status terancam punah. Kita tentu tidak ingin kehilangan harimau, orangutan, tapir, dan trenggiling dari Hutan Batang Toru. Jika hal ini terjadi, kita bukan hanya kehilangan keanekaragaman hayati, tapi juga akan kehilangan masa depan kita, krisis iklim itu nyata!" pungkas Arrum.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini