Lagi! Indonesia Juarai Kompetisi Daya Ingat Internasional

Lagi! Indonesia Juarai Kompetisi Daya Ingat Internasional
info gambar utama
  • Tim Olimpiade Memori Indonesia kembali meraih prestasi tinggi di kompetisi daya ingat internasional.
  • Indonesia menempati posisi runner-up di 6th Philippines International Open Memory Championship.
  • Indonesia berada di bawah Filipina, namun unggul dari Tiongkok, India, dan Uzbekistan.

Usai menjuarai Japan Open Memory Championship, tim Indonesia kembali meraih prestasi membanggakan di kompetisi daya ingat internasional. Kali ini tim yang dipimpin oleh Grandmaster of Memory, Yudi Lesmana, ini menjadi runner-up di 6th Philippines International Open Memory Championship.

Kompetisi yang berlangsung pada 13-14 Juli 2019 itu dilalui Indonesia dengan merengkuh 6 medali emas, 7 perak, dan 8 perunggu. Indonesia pun berhak menempati 2nd Position Country Champion di bawah tuan rumah Filipina. Namun demikian, Indonesia tetap patut berbangga karena pencapaiannya lebih baik dari Tiongkok, India, dan Uzbekistan.

Kompetisi yang diselenggarakan di Dreamworld Hotel, Quezon City, ini mempertandingkan 10 jenis perlombaan yang menguji kemampuan otak, yakni Names and Faces (5 menit mengingat wajah dan nama); Binary Numbers (5 menit mengingat urutan angka biner); Random Images (5 menit mengingat urutan gambar); Random Numbers (5 dan 15 menit mengingat urutan angka); Fictional Dates (5 menit mengingat tahun dan kejadian); Random Words (5 menit mengingat urutan kata); Spoken Numbers (mengingat urutan angka yang diperdengarkan satu detik per angka); dan Random Cards (5 dan 10 menit mengingat urutan kartu remi).

BACA JUGA: Di Lomba Ini, Daya Ingat Orang Indonesia Lebih Bagus dari Jepang

Di kompetisi ini peserta dikelompokkan ke tiga kategori usia yakni Kids/Anak-anak (≤ 12 tahun), Junior/Remaja (13-17 tahun), Adult/Dewasa (18-59 tahun), dan Senior (> 59 tahun). Kemudian bagi para peserta yang baru mengikuti kompetisi daya ingat di Filipina, diberikan pula penghargaan Best New Player untuk masing-masing kategori.

Pada kategori Kids, Muhammad Daffa Dhiyauddin berhasil meraih 2 perak di cabang Speed Numbers dan Names and Faces. Selain itu, pelajar dari SMP Labschool Cibubur, Jakarta, ini memperoleh 4 perunggu di Random Images, Random Words, 15 Minute Numbers, dan Speed Cards.

Penghargaan Best New Player di kategori ini diraih oleh Fauzan Januar Aryawan (Top 5), Mila Andyni Adin (Top 6), dan Athaya Kemal Althaf (Top 8).

Suasana perlombaan di 6th Philippines International Open Memory Championship | Foto: Tim Olimpiade Memory Indonesia
info gambar

Kemudian di kategori Junior, pelajar Indonesia meraih jumlah medali yang mengesankan yaitu 6 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Medali ini disumbangkan oleh Shafa Annisa (Yogyakarta) dengan 5 emas, 1 perak, dan 3 perunggu, serta Aisha Nadine (Tangerang Selatan) dengan 1 emas, 5 perak, dan 1 perunggu.

Shah Brahma (Top 6) dan Alexa Aurelia (Top 7) meraih penghargaan Best New Player di kategori ini.

BACA JUGA: Agar Budaya Jawa Tidak Hilang Ditelan Masa

Shafa Annisa, siswi SMA Kesatuan Bangsa, Yogyakarta, juga berhasil meraih perolehan skor individual tertinggi ketiga pada kejuaraan ini, hanya terpaut sedikit saja dari Jamyla D. Lambunao dan Erwin G. Balines, Grandmaster of Memory dari Filipina.

Tak hanya itu, Aisha Nadine pelajar dari SMAN 2 Tangerang Selatan, mengungguli banyak atlet daya ingat dari negara lainnya di cabang Random Words.

Dalam 5 menit, pelajar kelas 10 yang akrab disapa Nadine ini sukses mengingat 92 kata, mengalahkan Erwin G. Balines yang harus puas dengan perolehan 85 kata. Sama seperti Shafa, Nadine pun telah menyandang gelar Grandmaster of Memory pada kejuaraan daya ingat tingkat dunia yang diadakan di Ancol, Jakarta, tahun 2017 silam.

Pencapaian-pencapaian ini menambah daftar juara yang diraih oleh Tim Olimpiade Memory Indonesia. Hingga berita ini ditulis, mereka telah mengantongi ratusan medali emas, perak, perunggu, 2 rekor dunia, serta 5 rekor MURI.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini