Barisan Tokoh Wanita Tangguh Indonesia (Bagian 2)

Barisan Tokoh Wanita Tangguh Indonesia (Bagian 2)
info gambar utama

Di artikel sebelumnya, Good News from Indonesia (GNFI) telah menyajikan bagian pertama dari Barisan Tokoh Wanita Tangguh Indonesia. Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, dan Retno Marsudi menjadi tiga tokoh wanita Indonesia yang kami pilih di bagian pertama.

Lalu, siapa saja yang masuk di bagian kedua?

BACA JUGA: Barisan Tokoh Wanita Tangguh Indonesia (Bagian 1)

Tri Rismaharini

Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini | Foto: mediabidik.com
info gambar

Sosok tegas, enerjik namun sangat ramah ini adalah wali kota wanita pertama di Surabaya, panggilannya Ibu Risma. Beliau lahir di Kediri Jawa Timur.

Ibu Risma sering kali menjadi sorotan karena ketegasannya terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Seperti pada kesempatan menegur PNS yang tertawa saat briefing, Ibu Risma memang sangat tegas terhadap perilaku indisipliner.

Tak hanya itu, figur ibu Risma juga dikenal sebagai peran sesungguhnya dari seorang pemimpin. Turun ke jalan untuk membantu mengatasi macet, menyapu trotoar menggunakan sapu lidi pribadinya, aksi cepat untuk mendatangi kebutuhan para warganya, melakukan inspeksi dan evaluasi terhadap birokrasi pemerintah yang memberatkan rakyat di bawahnya, adalah contoh kepedulian yang ia berikan kepada warganya.

Alumnus Institut Sepuluh Nopember ini sudah sering mendapatkan penghargaan sebagai wali kota terbaik. Salah satunya di tahun 2013 dirinya menang penghargaan Future Government Awards 2013 tingkat Asia-Pasifik, Risma berhasil menyisihkan peserta nominasi lainnya yang berasal dari 800 kota di seluruh Asia-Pasifik. Salut!

Selanjutnya di tahun 2015, Risma juga kembali meraih penghargaan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia! World City Mayors Foundation memberikan penghargaan tersebut kepadanya, karena peran Risma sebagai wali kota dapat dikatakan sukses membawa perubahan yang lebih baik untuk Surabaya.

Kebijakannya dalam tujuan memperbaiki kotanya menjadi tempat yang ramah lingkungan dan sehat, baik dari kondisi masyarakatnya, maupun dalam perekonomiannya.

Pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama dengan tokoh-tokoh lain seperti CEO Facebook, Mark Zuckerberg; Perdana Menteri India, Narendra Modi; dan tokoh-tokoh lainnya.

Mira Lesmana

Mira Lesmana | Foto: kedainews.com
info gambar

Selanjutnya ada seorang wanita yang sudah memiliki kredibilitas fantastis nih di bidang perfilman. Dia adalah produser film Ada Apa Dengan Cinta, Mira Lesmana.

Seorang putri dari tokoh terkenal juga yaitu Jack Lesmana (populer di bidang musik jaz Indonesia pada tahun 1960-an). Mira Lesmana lahir di Jakarta tahun 1964.

Beberapa film karyanya antara lain Ceh Kucak Gayo (1995) (co-producer), Petualangan Sherina (2000) (produser), Ada Apa Dengan Cinta? (2002) (produser), Laskar Pelangi (2008) (produser), Sang Pemimpi (2009) (produser), Pendekar Tongkat Emas (2014) (produser) dan masih banyak lagi film bagus lainnya hasil dari tangan wanita satu ini.

Melalui film-filmnya yang sudah menjadi langgangan penghargaan, kualitas seorang Mirles pastinya sudah tidak lagi diragukan. Seperti film Athirah, yang memenangkan penghargaan film panjang terbaik pada Piala Citra 2016.

Di tahun yang sama, ia meraih penghargaan Piala Hendrick Gozali untuk Sosok Maestro Perfilman Indonesia.

Wah, keren banget deh Mira Lesmana! Kalau kalian suka film yang mana?

Alamanda Shantika

Alamanda Shantika | Foto: fimela.com
info gambar

Nah, yang terakhir ada seorang wanita tangguh dari dunia digital startup. Alamanda Shantika, atau yang biasanya dipanggil Alamanda. Figur di balik berdirinya Binar Academy, sekolah coding gratis yang diperuntukan bagi siapapun yang berminat mempelajarinya.

Sosok Alamanda sangat menginspirasi bahwa semua orang dapat menjadi sebuah bintang, walaupun diterpa badai yang gelap. Dulu, Alamanda pernah diterpa permasalahan ekonomi keluarga.

Saat ia ingin memulai kuliah, ayahnya jatuh sakit dan terkena stroke. Akibatnya, Alamanda harus menunda keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke tahap yang lebih tinggi.

Ia harus bekerja keras demi bertahan hidup. Dengan keahliannya dalam teknik coding yang pernah ia lakukan saat usianya 14 tahun, ia memulai berbagai pekerjaan untuk mendesain website.

GNFI sempat berbincang dengan Alamanda dalam sesi GoodTalk. Video tersebut bisa kalian tonton di bawah ini.

Referensi: id.wikipedia.com | youtube.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RN
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini