Nasihat-Nasihat ''Gila'' Bob Sadino untuk Anak Muda Indonesia

Nasihat-Nasihat ''Gila'' Bob Sadino untuk Anak Muda Indonesia
info gambar utama

Kawan GNFI, siapa tak kenal pengusaha kondang (alm) Bambang Mustari Sadino, atau orang lebih karib menulisnya dengan Bob Sadino? Tentu tak ada yang tak kenal.

Semasa hidupnya, Om Bob--demikian ia akrab disapa--meninggalkan pesan-pesan yang bisa memotivasi orang-orang, khususnya anak-anak muda. Celotehannya yang ceplas ceplos dalam berbagai kesempatan, juga tak kalah inspiratif.

Mendiang Om Bob juga tipikal yang bisa berbicara berjam-jam di hadapan para dosen, rektorat, serta para sarjana S2 dengan santainya. Tampilannya nyentrik, hanya mengenakan kemeja putih lusuh dan celana pendek jeans belel.

Meski begitu, bukan Om Bob namanya kalau tak menyisakan pesan dan wejangan kepada setiap orang yang berbicara padanya. Tak jarang pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick ini mengirim nasihat secara implisit kepada lawan bicaranya. Terutama untuk kalangan anak-anak muda.

Nah kawan, berikut beberapa pesan yang dianggap tidak masuk akal alias "gila" oleh sebagian kalangan di media sosial yang keluar dari mulut Om Bob, namun ada benarnya jika ditelaah lebih dalam.

''Jika ingin bahagia, jangan jadi karyawan.''

Om Bob mengajak orang untuk tidak berpuas diri menjadi karyawan sebuah perusahaan, atau menjalankan perusahaan orang lain. Pendek kata, ia ingin menyampaikan agar orang berani membangun perusahaannya sendiri.

''Orang bodoh sulit dapat kerja, hingga akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang bodoh mempekerjakan orang pintar.''

Bagi sebagian orang, kalimat ini mustahil. Mana ada orang yang bodoh bisa bikin usaha? Kira-kira mungkin itu yang terfikir. Tapi, tak sedikit orang yang tak lulus sekolah dan tak paham ilmu manajemen, bisa berhasil dan sukses di negeri ini. Dan boleh jadi betul kata Om Bob, ketika mereka sukses, mereka mepekerjalan orang-orang yang menyandang titel akademik untuk jadi karyawannya.

''IPK di atas 3 koma, alamat calon karyawan.''

Ini ada salah satu fakta yang menarik. Kata Om Bob, kalau kuliah IPK-nya di atas 3 (indeks prestasi kumulatif), itu tandanya bakal jadi calon karyawan. Ini juga merupakan kritik lain Om Bob terhadap sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Meski, tidak berarti semua yang ber-IPK rendah berarti berpeluang lebih besar jadi pengusaha.

''Kuliah itu hanya memasukkan 'sampah' ke kepala Anda.''

Salah satu saran "sinting" lainnya dari Bob sadino adalah tidak menjadikan perkuliahan hanya sebagai tempat "menimba" ilmu. Kalau ilmu dianggap sebagai air untuk mengisi gelas, maka gelas itu akan tumpah karena penuh dengan beragam hafalan.

''Kalau ingin kaya, bisnis sayuran.''

Om Bob memang seorang pengusaha sayuran, maka tak heran jika ia merekomendasikan bisnis sayuran untuk memulai usaha. Dia mengajarkan kepada anak-anak muda apa yang ia lakukan, dn menunjukkan apa yang sudah dilalui. Pendek kata, tak hanya asal bunyi saja, tapi ia tak pernah mengalaminya sendiri.

''Pebisnis itu harus nyentrik.''

Apakah pebisnis harus nyentrik? Kalau tipikal Om Bob, senyentrik apapun dia akan tetap dihormati. Maklum, selain pengusaha, dia juga menjadi mentor banyak orang. Namun pesan Om Bob ini bisa dimaknai sebagai, jangan menjadi orang yang tampil biasa-biasa saja.

''Bisnis itu hanya modal dengkul. Bahkan jika Anda tidak punya dengkul, pinjam dengkul orang lain.''

Ini jawaban Om Bob saat ditanya soal keterbatasan modal untuk usaha. Dia kemusian menjawab, ''Mau gak kira-kira kalau dengkulnya dibeli Rp500 juta? Tidak mau kan, berarti Anda punya modal Rp1 miliar dengan 2 dengkul Anda!"

Pertama, kalau mau jadi pengusaha jangan banyak mengeluh. Berhasil atau gagal adalah bagian hal biasa. Modal utama jadi pengusaha bukan sekadar soal uang, tapi juga kemauan. Enak di telinga, tapi tentu tak semudah itu kenyataannya.

Kedua, Om Bob sedang mengajarkan, hidup memang penuh perjuangan, dan keberhasilan adalah milik mereka yang tak pantang menyerah. Daripada mengeluh, kenapa tak coba pinjam "dengkul" orang saja?

Anak muda bisa melakukan apapun

Ilustrasi anak muda
info gambar

Meski celotehan Om Bob memang terdengar gila, namun ada sebuah studi yang menyebut bahwa anak-anak muda--terutama di usia 20--adalah waktu untuk bisa mengeksplorasi diri. Pendek kata, di rentang usia itu, anak-anak muda bisa melakukan apapun yang ia mau untuk menentukan masa depannya.

Dr Iona Ramia, Peneliti University of New South Wales dalam laman Independent menjelaskan, bahwa kepuasan hidup menurut riset yang ia lakukan adalah pada usia 20-an, lalu turun pada usia 40-an, dan kemudian naik lagi ketika masuk usia 65.

Sebuah tulisan pada Elite Daily menyebutkan bahwa setidaknya ada enam alasan mengapa kita bahagia pada usia 20-an. Di antaranya, kita lebih fit dan metabolisme masih cepat; kurang tanggung jawab, seperti tidak perlu membayar keperluan rumah (untuk yang masih tinggal dengan orang tua), dan tak peduli dengan karier.

Nah, bagi kawan GNFI yang masih berada pada rentang usia 20-an, laman Popsugar menyarankan agar jangan buang-buang waktu. Segera lakukan hal-hal ini dalam rentang usia itu.

Memperkaya jejaring

Buatlah jejaring pertemanan sebanyak-banyaknya. Dengan banyak teman kita punya banyak peluang. Menurut Karan Jaiswani, usia 20-an adalah pondasi anak muda untuk masa depan.

Bangun hubungan dengan teman-teman yang cocok, teman-teman yang membawa hidup kita menjasi lebih baik dan positif. Dan tentunya, teman yang bisa membantu dan mendukung kita meraih tujuan hidup.

Membaca

Tidak ada yang lebih produktif dari membaca. Baca apa saja yang kawan suka, semisal berita terbaru, non-fiksi, fiksi, buku tentang karier, atau motiviasi.

''Ini akan membuka banyak wawasan dan menumbuhkan ide.'' kata Rizwan Aseem, pengampu laman Observer.

Merawat tubuh

Dengan merawat tubuh, artinya kawan GNFI berinvestasi soal kesehatan untuk masa depan. Menurut Aseem, tubuh tidak bisa diganti atau ditukar dengan yang baru. Jadi, rawatlah. Lain itu, cobalah untuk menerapkan pola makan yang baik dan akhirnya membuat kita tetap sehat. Ini penting untuk tubuh pada masa depan.

Bangun kesehatan mental

Selain kesehatan fisik, merawat kesehatan mental dan pikiran juga penting. "Pikiran seperti otot, gunakan atau Anda akan kehilangan kemampuannya," kata Assem.

Pelajari keahlian baru

Ikuti hasrat atau keinginan yang kawan GNFI mau, Bila sudah ada jawabannya, perdalam dan asah terus keahlian itu.

Lakukan kebiasaan baik

Melakukan atau memiliki kebiasaan baru yang baik memang sulit, terutama ketia usia 20-an. Karena pada rentang usia itu akan penuh dengan kebebasan. tapi, bila kawan berhasil melakukannya, kawan akan sangat puas.

Mulai bangun sistem keuangan

Duduk dan renungkan bagaimana kawan GNFI menghabiskan uang. Apa saja yang sudah dibelanjakan. Ini penting mengingat kawan tentu butuh tabungan untuk mengeksplorasi hal-hal yang ingun kawan mau.

Rajin traveling

Pada usia 20-an kawan GNFI tentu masih punya banyak energi, jadi gunakanlah. Perkayalah pengalaman dengan melihat jendela dunia dan kebudayaan baru. Tentunya, akan banyak pelajaran dari petualangan ini.

Bahkan ada yang bilang, rajin piknik membuat kawan lebih kreatif dan cerdas. Jadi, apa salahnya memperbanyak piknik di usia remaja, bukan.

Nah, kawan GNFI, semogak hal-hal tadi cukup menginspirasi.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini