Catat 10 Rekor Baru, Tahun 'Pandemi' Jadi Tahun Kebangkitan Pasar Modal Indonesia

Catat 10 Rekor Baru, Tahun 'Pandemi' Jadi Tahun Kebangkitan Pasar Modal Indonesia
info gambar utama

Berawal dari krisis kesehatan yang melanda Indonesia dan seluruh dunia akibat Covid-19, isu ini tentu saja merembet dan memberi dampak sangat tajam terhadap perekonomian Indonesia. Ekonomi menjadi sangat lesu dan kontraksi sangat tajam di tengah terbatasnya kegiatan masyarakatnya.

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB), berkurangnya jam kerja produktif, sampai pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran pun tidak bisa dihindari. Namun siapa sangka bahwa Tahun Pandemi yang mendominasi dampak kelesuan ekonomi ini ternyata menjadi tahun kebangkitan pasar modal Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi, bahwa tahun 2020 justru menjadi tahun kebangkitan investor ritel dalam negeri di pasar modal Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya pencapaian yang dicatatkan BEI, khususnya dari segi pengembangan pasar modal.

‘’Pada tahun 2020 ini, telah tercipta 10 rekor baru yang merupakan pencapaian tertinggi di sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,’’ ungkap Hasan dalam keterangan tertulisnya dikutip Kontan.co.id (14/12/2020).

Apakah ini hikmah dibalik keterpurukan akibat pandemi Covid-19?

Di tengah situasi darurat dan mengejutkan seperti yang terjadi sepanjang tahun 2020 ini, diketahui bahwa literasi dan iklusi pasar modal Indonesia yang dilakukan BEI terus dicanangkan. Hal tersebut tentu saja dilakukan untuk mendorong stabilitas pasar modal dan dalam rangka mengurangi dampak pandemi.

Berikut 10 rekor baru sejarah yang dicatatkan BEI sepanjang 2020.

  1. Penambahan Investor Baru

Hal ini terlihat dari jumlah Single Investor Identification (SID) baru pasar modal yang mencakup saham, obligasi, reksadana, dan instrument investasi lainnya. Jumlah penambahan SID baru mencatatkan rekor tertinggi sepanjang tahun, yakni 48,82 persen.

Atau sebanyak 1.212.930 SID bertambah yang menjadikan jumlah investor saat ini sudah mencapai 3.697.284 SID per tanggal 10 Desember 2020. Khusu untuk SID saham saja sudah bertambah 488.088 SID. Jumlah ini naik sangat signifikan yaitu 93,4 persen dari total pertumbuhan SID baru pada tahun 2019.

  1. Dominasi Kepemilikan Investor Retail Domestik

Dari jumlah kepemilikan saham yang tercatat di BEI berjumlah Rp3,491 triliun, ternyata 50,44 persennya merupakan milik investor retail domestik. Sisanya, sebanyak 49,56 persen dimiliki investor asing. Itu artinya investor domestik sudah mendominasi dan ini terwujudk pada tahun 2020.

‘’Terbukti bahwa stabilitas dan kekuatan pasar modal Indonesia hanya bisa terwujud jika investor domestik, terutama ritel, bangkit menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang terefleksi dari berbagai data pencapaian tahun ini,’’ ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Hoesen, dikutip Kompas.com (14/12/2020).

  1. Kenaikan Nilai Transaksi Harian

Dari dominasi investor domestik tersebut juga berimbas pada kenaikan nilai transaksi harian para investor tersebut. Bahkan nilai transaksinya harian secara tahunan (year to date) juga mencatat rekor tertinggi.

Tercatat mulai dari Januari hingga November 2020, dari total nilai transaksi sebesar Rp8,42 triliun sebanyak 45,9 persen di antaranya adalah kontribusi aktivitas transaksi investor ritel domestik. Jumlah tersebut juga memmbukukan peningkatan aktivitas tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Baca: BEI Cetak Rekor Traksaksi Harian Sepanjang Sejarah di Tengah Kekhawatiran PSBB Jakarta Jilid 2

  1. Kenaikan Frekuensi Transaksi Tahunan dan Bulanan

Masih karena dipengaruhi oleh dominasi investor domestik, para investor ini juga berperan atas frekuensi transaksi di BEI. Tercatat secara tahunan, frekuensi rata-rata transaksi di 2020 meningkat 31,98 persen menjadi 619.000 kali transaksi dan merupakan capaian tertinggi sepanjaang sejarah. Pada tahun 2019 saja, transaksi investor domestik hanya mampu mencapai 469.000 kali.

Dari transaksi bulanan, BEI juga mencatat frekuensi transaksi tertinggi yang terjadi pada bulan November 2020 dengan kenaikan menjadi 44 persen menjadi 984.000 kali transaksi dari 681.000 transaksi pada Oktober 2020. Lagi-lagi ini rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal.

  1. Kenaikan Aktivitas Investor Ritel Domestik

Meningkatnya frekuensi transaksi tersebut juga berimbas pada kenaikan aktivitas investor ritel domestik dari sisi harian dan bulanan. Rata-rata investor aktif per hari sepanjang tahun 2020 meningkat hingga 56 persen menjadi sebanyak 85.079 SID per hari. Pada tahun 2019, rata-rata investor aktif hanya 54.530 SID perhari.

Sedangkan dari rata-rata investor aktif per bulan, sepanjang tahun 2020 ini meningkat 45 persen menjadi 270.975 SID dari 186.102 SID pada tahun 2019.

  1. Penyebaran Investor di Daerah

Peningkatan jumlah investor domestik juga dipengaruhi oleh mulai meratanya persebaran jumlah investor di Indonesia. Jika sebelumnya jumlah investor lebih banyak di Pulau Jawa, maka pada tahun 2020 ini jumlah investor sudah mulai merata di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai wilayah Indonesia Timur.

Meski Pulau Jawa masih mendominasi yaitu 71 persen dari seluruh total jumlah investor saham di BEI, namun catatan tersebut memperlihatkan adanya kenaikan jumlah investor di empat wilayah lain. Seperti Sumatera 16 persen, Kalimantan 5 persen, Sulawesi 4 persen, dan kawasan Indonesia Timur 4 persen.

  1. Jumlah Investor Berusia Muda Meningkat Signifikan

Dari sisi demografi, penambahan jumlah investor domestik juga sejalan dengan meningkatnya jumlah investor dari kalangan usia muda. BEI mencatat, investor berusia 18-25 tahun dan 26-30 tahun telah mengalami penambahan kumulatif tertinggi pada periode 2017 hingga 2020.

Khusus pada tahun 2020, jumlah investor baru dari kelompok usia 18-25 tahun naik 43,23 persen atau bertambah 211.030 SID dari total investor baru 2020. Sementara dari kelompok usia 26-30 tahun naik 19,74 persen atau bertambah 96.396 dari total investor baru 2020.

  1. Peningkatan Saluran Distribusi

Seperti yang dikatakan di awal, literasi dan inklusi pasar modal Indonesia juga turut meningkatkan ekspansifnya saluran distribusi informasi pasar modal Indonesia dengan kehadiran 30 Kantor Perwakilan BEI, 500 Galeri Investasi BEI, dan 442 komunitas investor yang tersebar di seluruh Indonesia.

Keterlibatan teknologi dan dampak media sosial juga menjadi salah satu yang mendorong hal tersebut. BEI melihat bahwa akun media sosial BEI serta Kantor Perwakilan BEI semakin aktif, terlihat dengan semakin meningkatnya jumlah followers dan subscribers.

Salah satu contohnya adalah followers Instagram 30 Kantor Perwakilan BEI, yang secara akumulasi jumlah kenaikannya mencapai 189 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019. Total penambahannya mencapai 75.212 followers.

  1. Kenaikan Jumlah Partisipan dalam Edulasi yang Dilaksanakan

Sejalan dengan meningkatnya followers dan aktivitas mereka di media sosial BEI dan 30 Kantor Perwakilannya, hal ini juga memengaruhi pada capaian jumlah dan partisipasi program-program pengembangan pasar modal Indonesia.

Selama 2020, terdapat 7.946 kegiatan edukasi yang diselenggarakan oleh BEI dan 30 Kantor Perwakilannya. Dari jumlah kegiatan edukasi tersebut, tercatat 1,2 juta peserta telah mengikuti kegiatan ini. Jumlah ini termasuk yang tertinggi sepanjang sejarah, pasalnya pada tahun 2019 saja, dari 6.964 kegiatan edukasi, hanya diikuti oleh 292.073 perserta saja.

  1. Kontribusi Galeri Investasi BEI Dalam Meningkatkan Jumlah Investor

Yang terakhir adalah pencapaian dari kontribusi Galeri Investasi BEI yang juga memberikan pengaruh cukup kuat dalam peningkatkan jumlah investor domestik. Khususnya pertumbuhan jumlah investor saham di pasar modal Indonesia.

Sampai bulan Oktober 2020, dari total 500 Galeri Investasi BEI, terhadap 210.312 SID investor saham yang tercipta. Jumlah investor saham tersebut juga menyumbang nilai transaksi yang tak sedikit, yaitu sebesar Rp2,2 triliun.

Itulah 10 rekor baru yang dicapai oleh BEI sepanjang tahun 2020. Prestasi-prestasi tersebut membukukan rekor baru sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Khususnya peningkatan investor domestik. Sepertinya sudah banyak yang melek investasi ya dipengaruhi kondisi krisis akibat pandemi.

Kawan GNFI sudah daftar jadi investor pasar modal Indonesia? Yang sudah jadi investor sejak lama, bagaimana nih portofolionya?

--

Sumber: Kontan.co.id | Kompas.com | CNBCIndonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini