Kota-Kota Ini Bakal Menjadi Kontributor Utama Ekonomi Digital RI

Kota-Kota Ini Bakal Menjadi Kontributor Utama Ekonomi Digital RI
info gambar utama

Digitalisasi bukanlah topik asing di abad ke 21 ini. Digitalisasi kini kian merambah ke banyak sektor tidak terkecuali sektor ekonomi di Indonesia.

Laporan yang dirilis oleh salah satu perusahaan modal ventura yakni Alpha JWC Ventures bersama Kearney, digitalisasi dalam bidang ekonomi di Indonesia tidak hanya didominasi oleh wilayah perkotaan besar (kota metropolitan) namun juga diiringi pertumbuhan di wilayah luar kota metropolitan.

Definisi ekonomi digital versi Encarta Dictionary adalah bussiness transaction on the internet, the marketplace that exists on the internet atau secara ringkas diartikan sebagai transaksi yang terjadi di dunia internet.

Laporan Alpha JWC Ventures bersama Kearney menyatakan bahwa ekonomi digital di Indonesia tidak hanya disumbang oleh kota metropolitan dalam hal ini seperti Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, namun juga dikuti perkembangan ekonomi digitial di kota tier (tingkat) 2 dan kota tier (tingkat) 3.

Penelitian yang berjudul “Next Wave Of Growht Digital Beyond Metropolitan Indonesia” tersebut, kabupaten dan kota di Indonesia dikelompokkan menjadi 4 tiers berdasarkan kriteria sosio-ekonomi.

Kontribusi Semarang, Makassar, hingga Jepara bakal lampaui Jakarta

Klasifikasi wilayah berdasarkan tier beserta prakiraan pertumbuhan ekonomi untuk kontribusi masing-masing wilayah terhadap PBD nasional. © Alpha JWC
info gambar

Penelitian Alpha JWC Ventures dan Kearney menampilkan diagram prakiraan pertumbuhan ekonomi untuk kontribusi masing-masing wilayah terhadap PBD nasional. Diagram tersebut menunjukkan bahwa wilayah kota tier 2 dan 3 mengalami pertumbuhan ekonomi lebih cepat ketimbang kota metropolitan atau kota tier 1.

Berikut adalah tingkatan (tiers) yang dikelompokkan dalam penelitian tersebut:

1. Metropolitans

Kota metropolitan menjadi tingkatan pertama dengan dekripsi populasi yang mendiami kota tersebut memiliki pengaruh besar dalam sektor ekonomi, budaya dan politik. Jabodetabek, Surabaya dan Bandung merupakan contoh dari 15 kota metropolitan menurut Alpha JWC Ventures dan Kearney.

2. Rising Urbanities

Tier ke dua yakni Rising Urbanities dan tier ke tiga Slow Adopters diidentikkan dengan kota atau kabupaten dengan populasi konsumen kelas menengah, pengembangan infrastruktur digital dan logistik yang menampakkan pertumbuhan.

Terdapat 76 kota dan kabupaten yang masuk dalam kelompok tier 2 yang mana di antaranya adalah Semarang, Makassar, dan Denpassar,

3. Slow Adopters

Tidak berbeda jauh dengan Rising Urbanities, Tier ketiga, Slow Adopters, juga diidentikan dengan kota atau kabupaten dengan populasi konsumen kelas menengah, pengembangan infrastruktur digital dan logistik yang menampakkan pertumbuhan.

Terdapat 101 kota dan kabupaten yang dikelompokan ke dalam tier 3, di antaranya adalah Kabupaten Magaleng, Kota Prabumulih, dan Kabupaten Bangli.

4. Rigid Watchers

Kelompok ke empat dalam kalsifikasi tiers kali ini diidentikkan dengan kota atau kabupaten yang lebih kecil dengan pertumbuhan infrastruktur digital dan logistik yang masih sedikit. Kabupaten Jepara, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Poso merupakan contoh daerah dari 322 kota/kabupaten yang masuk dalam kelompok tier 4.

Pada tahun 2020, kontribusi kota metropolitan dalam PBD Nasional sebanyak 13%, sementara wilayah dalam klasifikasi kota tier 2 dan 3 berkontribusi sebanyak 46%.

Lima tahun kedepan, yakni pada tahun 2025, kontribusi yang diberikan kota tier 2 dan 3 sebanyak 49% hingga 51%, yang dalam hal ini bakal jauh melampaui kota metropolitan (13%-14%).

Itu artinya kontribusi Kota Semarang, Makassar, Denpasar, Prabulmulih bahkan Jepara bakal lebih besar Jakarta. Berdasarkan data tersebut, kota tier 2 dan 3 akan lebih menjanjikan dalam aspek ekonominya untuk kontribusi PDB.

Pertumbuhan sektor ekonomi digital Indonesia

6 sektor pertumbuhan ekonomi digital Indonesia © Alpha JWC
info gambar

Pertumbuhan ekonomi digital di wilayah kota tier 2 dan 3 terbagi ke dalam beberapa sektor yakni e-commerce, pembayaran, kendaraan-pengiriman, pinjaman, kesehatan dan pendidikan.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di wilayah kota tier 2 dan 3 pada tahun 2025 untuk setiap sektornya yakni 48% di bidang e-commerce, 41% di bidang pembayaran, 35% di bidang kendaraan-pengiriman, 45% di bidang pinjaman, 46% di bidang kesehatan dan 45% di bidang pendidikan.

Persentase tersebut merupakan proykesi pertumbuhan ekonomi digital yang mana semua sektor mengalami pertumbuhan dari tahun 2020 hingga tahun 2025.

Berdasarkan hasil penelitian Alpha JWC Ventures dan Kearney, dilihat dari sektor-sektor yang dipaparkan tersebut, wilayah kota tier 2 dan 3 akan mempunyai kontribusi yang lebih besar dalam ekonomi digital pada tahun 2025 untuk Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar ekonomi digital Indonesia tidak hanya bergantung pada kota metropolitan namun juga didukung dengan pertumbuhan ekonimi digital di wilayah luar metropolitan.

Guna menyambut pertumbuhan ekonomi digital di wilayah kota tier 2 dan 3, pemerintah juga perlu mengupayakan berbagai macam dukungan seperti pembangunan infrastruktur digital, edukasi konsumen digital hingga aturan-aturan yang berkaitan dengan ekonomi digital.

Lain halnya dengan pemerintah yang harus mengupayakan dukungan dengan berbagai infrastruktur dan kebijakan yang relevan, pihak penyelenggara atau investor harus menetapkan langkah-langkah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dengan cara fokus dalam menetapkan dasar-dasar ekonomi digital di suatu daerah, berinvestasi untuk jangka panjang dan pendekatan digitalisasi ekonomi secara lokal.

Oleh sebab itu, guna menyambut dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi digital di Inodnesia perlu adanya sinergi dari berbagai pihak.

Sumber referensi: Alpha JWC Ventures | Kearney | Kompas.com

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

IA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini