Ada Makna Romantis di Balik ''Tape Uli'' Betawi

Ada Makna Romantis di Balik ''Tape Uli'' Betawi
info gambar utama

Penulis: Habibah Auni

#WritingChallenge#InspirasidariKawan#NegeriKolaborasi

Kawan, kuliner Betawi dikenal dengan keragaman dan sejarah panjangnya. Ini disebabkan akulturasi budaya antara Betawi dengan berbagai suku di Indonesia, Asia, dan Eropa, yang turut mempengaruhi penciptaan hidangan-hidangan Betawi. Maka, lahirlah aneka sajian Betawi yang lezat nan nikmat, termasuk tapai uli atau lazim disebut tape uli oleh orang Betawi.

Tape uli merupakan salah satu penganan asli Betawi yang memiliki akar sejarah panjang. Makanan hasil fermentasi dari singkong ini diketahui telah ada sejak 1957 silam, bahkan lebih lama dari itu. Salah satunya dikenal dengan nama tape uli Cisalak, sebagaimana dilansir dari detikfood.

Hingga kini, tape uli dihidangkan untuk berbagai acara besar yang menyimbolkan kebersamaan, seperti Idulfitri, Iduladha, dan perayaan Maulid. Kudapan ini juga lazim disejajarkan dengan berbagai kudapan manis, seperti madu mongso, tape ketan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Burjo Andeska Yogyakarta, Tempat Makan Ideal Mahasiswa

Sisi romantis dalam pembuatan tape uli

Penyajian tape uli tak dilakukan untuk sekadar tujuan akhirnya, ia juga melibatkan sisi kebersamaan atau romantis dalam pembuatannya. Sisi ini dapat dilihat dari proses pembuatan tape uli yang mengikutsertakan perempuan dan laki-laki.

Alim Molana, salah satu tokoh masyarakat di Warung Buncit, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip dari laman viva.co.id, menyebutkan bahwa pada proses pembuatan tape uli, tugas kaum pria adalah menumbuk ketan, sementara perempuan memegang andil dalam memasak tape uli.

Proses pembuatan yang sangat romantis ini, sambung Alim, sudah ada sejak zaman kejayaan Majapahit. Kandungan gluten yang tinggi pada ketan dapat membuat tape uli sangat lengket, di mana inilah yang menyimbolkan kedekatan antar pembuatnya maupun antar pemakannya di acara-acara besar.

Membuat tape uli pun sangat memerlukan sentuhan lembut, aspek kebersihan bahan dan tempat penyimpanannya patut diperhatikan. Menurut Alim, ini termasuk pantangan dalam membuat tape uli, yang jika dilanggar dapat mengakibatkan kegagalan total saat dihidangkan.

Pantangan-pantangan membuat tape uli lainnya, mengutip 1001Indonesia.net, tidak boleh dalam keadaan marah, tidak boleh dalam kondisi sedang menstruasi, dan dilarang berbicara tatkala sedang melakukan fermentasi.

Baca Juga: 8 Jenis Kerupuk Tradisional Sebagai Pelengkap Saat Makan

Lantas, bagaimana proses pembuatan tape uli?

Tapai Uli | Foto: Cookpad.com
info gambar

Pada dasarnya, bahan utama dari tape uli adalah tape ketan, ragi tape, kelapa parut segar, beras ketan putih, dan garam. Sebagaimana dibilang oleh Alim, membuat tape uli tidaklah mudah. Perlu ketelatenan dan kesabaran tinggi dalam mengukus ketan.

Pertama-tama, Kawan perlu merendam beras ketan yang sudah bersih selama 2 sampai 6 jam. Jika sudah, beras ketan ditiriskan dan dikukus sampai matang, kemudian langsung dipindahkan ke dalam wadah dan menaburinya dengan kelapa parut segar dan garam. Lalu, aduk-aduk hingga rata.

Jangan lupa untuk menyiapkan ragi dan menumbuknya hingga halus. Kawan bisa mengatur kelembutan dari tape uli dengan mengatur tingkat kehalusan pada penumbukannya.

Kemudian, taburkan ragi yang sudah halus pada tape yang sudah dingin. Masukkan sedikit demi sedikit ketan ke dalam wadah sembari ditaburi ragi. Tak lupa mengakhiri pembuatan ketan dengan membungkus tape uli.

Kawan ingin tape uli dengan rasa getir menggetarkan lidah? Cobalah menggunakan jenis ketan berbeda untuk tape dan uli. Untuk tape, gunakanlah ketan solos, sementara untuk uli pakailah ketan paris.

Tambah lagi, perhatikan perpaduan rasa asam, manis, dan gurih. Pastikan berada dalam takaran yang pas, tidak kurang dan lebih satu sama lain. Jika melanggar, tak ayal akan berbuah kegagalan pada rasa tape uli.

Baca Juga: Makanan Pokok Orang Nusantara 1500 Tahun Lalu

Tempat menemukan tape uli

Tapai Uli | Foto: The Little Snacks
info gambar

Kalau Kawan sedang sibuk dan belum sempat membuat tape uli sendiri, Kawan bisa membeli tape uli langsung di lokasi tanpa perlu menunggu acara-acara besar. Biasanya, tape uli dijajakan secara berkeliling oleh pedagang kaki lima di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Atau jika bosan menunggu pedagang kaki lima lewat, Kawan bisa menyambangi berbagai tempat yang menghidangkan tape uli, seperti di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur, rest area Sentul Tol Jagorawi, atau di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

Sediakan saja uang minimal Rp20 ribu untuk membeli satu porsi tape uli. Atau bagi Kawan yang ingin membawa pulang tape uli sebagai oleh-oleh untuk keluarga, anggarkan uang minimal sebesar Rp40 ribu.

Indonesia patut berbangga dengan tape uli, karena kehadiran kuliner khas Betawi satu ini dapat membawa kita pada kebersamaan dan merekatkan hubungan satu sama lain, baik itu dalam proses pembuatannya atau pencicipannya.

Tape uli bisa menjadi solusi bagi Kawan yang ingin mendekatkan diri dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Mencicipi bersama sembari menikmati kekhidmatannya, tidak ada yang salah dari ini, bukan?

Referensi:1001Indonesia.net | AyoBekasi.net | detikfood | Jawaban | Kompas.com | VIVA.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

KO
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini