Penulis: Ega Krisnawati
#WritingChallenge#InspirasidariKawan#NegeriKolaborasi
Kuliner yang harganya terjangkau umumnya identik dengan mahasiswa rantau. Hal ini disebabkan karena mahasiswa rantau dikenal tidak memiliki keleluasaan biaya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk makan.
Di Yogyakarta, warung yang dikenal memiliki harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari bagi mahasiswa dikenal dengan warung burjo. Pernahkah Kawan mendengar warung burjo? Burjo merupakan singkatan dari bubur kacang ijo.
Kendati demikian sebagaimana yang dilansir dari laman Detik Travel, seiring berjalannya waktu Burjo beralih nama menjadi warmindo. Warmindo sendiri merupakan singkatan dari warung makan indomie.
Baca juga: Deretan Kota Pilihan yang Cocok untuk Merantau Kuliah
Burjo ataupun warmindo banyak tersebar di wilayah kota-kota besar provinsi Jawa hingga di ibu kota. Beberapa di antaranya, yaitu Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Jakarta. Sementara pedagangnya sebagian besar berasal dari daerah Jalan Siliwangi, Kota Kuningan, Jawa Barat.
Khususnya di daerah Yogyakarta, keberadaan burjo hampir selalu bisa ditemui di tiap gang indekos. Selain dikenal dengan penjualan menu makanan bubur kacang ijo, burjo juga dikenal memiliki menu makanan dengan harga yang terjangangkau. Harga menu makanan di burjo berkisar dari Rp3.000 hingga Rp15.000.
Hal tersebut juga berpengaruh pada konsep warung makan burjo yang menerapkan sistem harga murah, pelayanan cepat, dan tempat yang santai. Tidak jarang di burjo terdapat internet gratis.
Bahkan, beberapa burjo di Yogyakarta menyediakan fasilitas yang tidak kalah menarik dengan kafe. Pasalnya, di burjo terdapat kursi dan meja yang nyaman untuk mengerjakan tugas kuliah. Sehingga, jika Kawan ingin makan dengan harga terjangkau dan internet gratis, burjo adalah jawabannya.
Baca juga: Cerita Letusan Gunung Kelud yang Menyambut Kelahiran Soekarno
Asal usul burjo
Berdasarkan wawancara Kompas.com dengan Anggi, ditemukan fakta bahwa asal mula burjo dijual dengan cara dipanggung. Anggi adalah anak dari seorang pemilik Burjo di Yogyakarta. Ia bercerita bahwa orang Kuningan pertama yang berjualan bubur kacang hijau bernama Rurah Salim.
Kala itu Rurah Salim datang dari Kuningan ke Yogyakarta untuk mengadu nasib pada dua tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1943. Berdasarkan cerita yang beredar, Rurah Salim berjualan dengan cara memanggul dagangannya.
Rurah Salim menjalankan usahanya itu bersama sang istri. Setelah Indonesia merdeka, Rurah Salim mulai berinovasi untuk dagangannya. Ia membuka kios dan tidak memanggul dagangan seperti biasanya.
Kala itu, menu yang ada di burjo hanyalah bubur kacang ijo. Tidak seperti saat ini burjo telah menjual berbagai menu, salah satunya indomie. Tradisi berjualan Indomie di burjo beredar di tahun 1990’an.
Jika di Jawa Barat dan Jawa Timur menyebutnya dengan burjo atau warmindo, di Jakarta dikenal dengan sebutan warkop. Warkop adalah akronim dari warung kopi.
Menu makanan burjo
Menu makanan burjo dikenal sangatlah terjangkau. Nama menu di burjo juga unik, salah satunya indomie tante.
Indomie tante merupakan akronim dari indomie tanpa telur. Laman Traveloka menyebarkan menu makanan burjo beserta harganya berikut ini.
Baca juga: Mengingat Perjalanan Pers Indonesia di Era Kolonial
Indomie telur Rp8.000
Indomie tante (tanpa telur) Rp6.000
Mie spesial Rp9.000
Mie dog-dog Rp9.000
Omlet Rp9.000
Magelangan Rp11.000
Nastel (nasi telur) Rp8.000
Nastel balado Rp9.000
Nastel geprek Rp9.000
Nastel asin Rp9.000
Nasi ayam Rp12.000
Nasi ayam geprek Rp13.000
Nasi ayam balado Rp12.000
Nasi sayur Rp6.000
Nasi goreng Rp9.000
Nastel orak-arik Rp9.000
Nasi putih Rp3.000
Nastel ati Rp9.000
Nasi setengah porsi Rp2.000
Telur setengah mateng Rp6.000
Tempe balado Rp3.000
Burjo (bubur kacang ijo) susu Rp6.000
Burjo Rp5.000
Demikian menu dan harga di burjo. Meski begitu, harga dan menu tersebut hanya sebagai gambaran. Berapa burjo lainnya memiliki harga dan menu berbeda. Apakah Kawan tertarik untuk mencobanya?
Nah, untuk Kawan para mahasiswa yang memiliki minat dalam kepenulisan, yuk, ikuti lomba menulis artikel/feature di situs GNFI dalam Writing Challenge Batch 3. Simak informasi selanjutnya hanya di @kawangnfi.*
Referensi: Detik Travel | Traveloka | Kompas.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News