8 Jenis Kerupuk Tradisional Indonesia untuk Pelengkap Makanan dan Camilan

8 Jenis Kerupuk Tradisional Indonesia untuk Pelengkap Makanan dan Camilan
info gambar utama

Selain kebiasaan makan nasi dan menggemari sambal, ada satu makanan lain yang tak bisa lepas dari masyarakat Indonesia, yaitu kerupuk. Rasanya yang gurih dengan tekstur renyah biasanya jadi pelengkap dari berbagai hidangan. Mulai dari bubur ayam, nasi goreng, bakso, hingga soto rasanya kurang lengkap disantap tanpa kerupuk. Sensasi kriuk-kriuknya itu lho, bisa bikin makan semakin nikmat!

Kerupuk umumnya terbuat dari adonan tepung, diberi bumbu, lalu digoreng atau dipangang. Namun, dengan adanya perbedaan bahan dan proses pengolahan, jenis kerupuk bisa sangat beragam. Dari warung tenda kaki lima, warteg, hingga restoran pun biasanya menyediakan kerupuk untuk menemani pengunjung bersantap.

Tak hanya dimakan bersama hidangan utama, kerupuk juga bisa disantap langsung sebagai camilan. Nah, berikut ini beberapa jenis kerupuk yang cukup populer di berbagai daerah di Indonesia. Kira-kira, mana yang jadi favorit Anda?

Kerupuk uyel

Jenis kerupuk satu ini mungkin bisa jadi yang paling umum. Kerupuk uyel yang berbentuk keriting berwarna putih ini biasa juga disebut kerupuk kampung atau kerupuk blek, karena biasanya disimpan dalam wadah kaleng seng yang disebut blek. Anda bisa menemukannya dengan mudah di warung, warteg, hingga rumah makan.

Kerupuk uyel terbuat dari tepung terigu, tepung tapioka, bawang putih, gula, dan garam. Setelah digoreng, kerupuk akan mengembang dan teksturnya menjadi renyah. Biasanya di tempat menjual bakso menyediakan kerupuk jenis ini.

Kerupuk udang

Kerupuk udang berasal dari Sidoarjo dan memang menggunakan udang kecil atau rebon dalam pembuatannya. Kerupuk juga ditambahkan tepung tapioka dan dikukus sampai matang. Setelah itu, adonan dijemur sampai kering dan tinggal digoreng saat ingin disantap. Kerupuk udang memiliki rasa yang gurih dan lezat, hampir cocok jadi pelengkap makanan apapun.

Kerupuk kulit

Siapa yang suka kerupuk kulit? Di beberapa daerah, jenis ini juga biasa disebut dorokdok, jangek, atau rambak. Sesuai namanya, bahan dasar kerupuk ini memang dari kulit sapi atau kerbau. Pada proses pengolahannya, kulit diberi bumbu rempah lalu direbus dan dikeringkan untuk menjadi kerupuk mentah.

Setelah digoreng, kerupuk kulit akan mengembang seperti bantal. Meski bentuknya tebal dan gemuk, kerupuk kulit akan lumer di mulut atau bila terkena kuah makanan.

Kerupuk merah

Saat menyantap masakan Padang seperti lontong sayur, soto, atau pecel, kemungkinan Anda akan menemukan kerupuk merah ini. Terbuat dari tepung tapioka dan pewarna alami, kerupuk merah memang kebanyakan ditemukan pada masakan Padang. Namun, kerupuk ini juga biasanya jadi teman makanan asinan Betawi.

Kerupuk melarat (NilaSito/Shutterstock)

Kerupuk melarat

Bila Anda mengunjungi beberapa daerah di Jawa Barat, seperti kawasan Puncak, Cirebon, atau Purwarkarta, kemungkinan akan menemukan kerupuk warna-warni yang biasa dijual di sentra oleh-oleh. Disebut kerupuk melarat karena proses menggorengnya yang tidak menggunakan minyak, melainkan pasir.

Konon, penggunaan pasir ini jadi alternatif harga minyak goreng yang mahal. Pada masa itu, tak semua orang mampu membeli minyak maka dari itu masyarakat jadi lebih kreatif dan memanfaatkan pasir untuk menggoreng.

Pasir yang digunakan tentunya aman untuk makanan dan bersih. Biasanya, digunakan pasir dari pegunungan yang telah dijemut sampai kering. Meski tanpa minyak, kerupuk melarat disangrai dengan pasir pun bisa mengembang sempurna lho.

Kerupuk kemplang

Dari Tanah Sumatra, jenis kerupuk yang tersohor adalah kemplang. Terbuat dari tepung tapioka dan ikan tenggiri menjadikan rasa kerupuk ini gurih dan tak hanya sekadar rasa tepung. Biasanya kemplang berbentuk bulat pipih, kemudian digoreng atau dipanggang dan disantap dengan sambal terasi pedas-manis.

Kerupuk gendar

Perbedaan kerupuk gendar dari yang lain adalah teksturnya. Mungkin ini karena bahan utama gendar yang biasa berasal dari adonan nasi, tepung, dan aneka bumbu. Semua bahan dicampur jadi satu dan menjadi adonan, kemudian diiris tipis lalu dijemur sebelum digoreng. Bila ada nasi sisa di rumah, bisa juga lho dibuat jadi kerupuk gendar. Anda tinggal membumbuinya dengan bawang putih, ketumbar, garam, dan ebi, lalu ditumbuk sampai halus.

Emping

Membahas soal kerupuk, jangan sampai melewatkan emping. Sebab, kudapan ini juga mudah ditemukan sebagai pelengkap aneka masakan mulai dari soto, sop, gado-gado, bubur ayam, lontong sayur, laksa, bahkan nasi goreng.

Emping sendiri mungkin berbeda dari kerupuk lain yang terbuat dari tepung. Bahan dasar emping adalah biji melinjo. Rasanya cenderung pahit, tetapi banyak dijual dengan tambahan bumbu lain untuk memberikan variasi seperti asin, pedas, bahkan manis.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini