Melihat Sisi Soekarno yang Mencintai Dunia Lukisan

Melihat Sisi Soekarno yang Mencintai Dunia Lukisan
info gambar utama

Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyita perhatian publik setelah photo lukisannya viral di media sosial. Lukisan berlatar laut biru itu memiliki judul Debur Ombak di Pantai Pacitan, yang dilukis menggunakan cat acrylic dalam kanvas selebar 60x90 cm.

Selain lukisan ombak, beberapa lukisan SBY yang lainnya, seperti Gunung Merapi di siang hari dan saat gunung di Yogyakarta itu menumpahkan laharnya. Sebagian besar lukisan SBY memang terinspirasi dari daerah kelahirannya, yakni Pacitan.

"Memang banyak 'diilhami Pacitan' tempat kelahirannya yang memang indah sekali, banyak pantai dan gunung-gunung. Termasuk pak SBY sudah melahirkan dua lukisan tentang 'Merapi' yang dulu dekat dengan kesehariannya sebagai Danrem Jogya," imbuh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon, di Twitter, Sabtu (7/8/2021).

Tidak hanya SBY, Presiden pertama Indonesia, IR Soekarno pun mencintai dunia lukis. Menurut kritikus seni Agus Dermawan T, Bung Karno memang begitu mencintai seni. Namun, Agus mengatakan secara spesifik seni lukis adalah kesukaan dari Soekarno.

"Seni rupa Soekarno sangat suka, tapi yang paling spesifik itu seni lukis," katanya, mengutip Republika.

Mengenang 3 Sosok Orator Ulung Pejuang Kemerdekaan

Kecintaan terhadap seni kemungkinan besar memang tengah mengalir dalam darah Soekarno. Selain datang dari kedua orang tuanya--pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai--faktor lingkungan pun turut membantunya dalam menumbuhkan rasa cintanya terhadap seni.

Saat belajar di Technische Hogeschool (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB), Soekarno mendapat banyak pelajaran terkait seni gambar. Beberapa di antaranya datang dari guru arsiteknya, Charles Prosper Wolff Schoemaker dan pelukis Basuki Abdullah, yang sempat tinggal sebentar di Bandung.

“Ada lukisan dia, dari cat air, ukurannya kecil. Soekarno membeli bahan lukisan dari luar Ende. Meski dalam pengasingan, dia dapat gaji. Nah, dia titip dibelikan cat air dan kertas kepada orang-orang yang ke Surabaya, lewat kapal laut. Inilah salah satu yang membuat semangatnya tetap hidup meski terkena malaria,” kenang kurator lukisan Mikke Susanto, dalam acara peluncuran bukunya, Sukarno's Favourite Painters di Gedung Masterpice, Tanah Abang IV, Jakarta Pusat, seperti ditulis Historia.

Agus mengakui, kemampuan melukis Soekarno sangat bagus. Atas kemampuan dan kegemarannya tersebut, Soekarno telah melahirkan beberapa lukisan sepanjang perjalanan hidupnya. Agus menilai, jumlah karya lukis ciptaan Soekarno tidak terlalu banyak.

"Dengan aliran realisme, Soekarno memang gemar melukis. Untuk jumlah mungkin kurang lebih 15 karya. Namun, yang ditemukan tidak sampai sepuluh karya."

Selera lukisan Soekarno

Di dalam bukunya, Mikke mengulas sepuluh lukisan karya Bung Karno. Tak semua lukisan itu berangkat dari ide Si Bung Besar. Salah satunya, lukisan Soekarno berjudul Rini yang menggambarkan perempuan muda berkebaya hijau sedang duduk memangku buku kecil.

"Ini semula sketsa buatan Dullah, Bung Karno menyelesaikannya selama 10 hari di Istana Tampaksiring, Bali, pada 1958," kata dia, seperti dikabarkan Tempo.

Sebagai lelaki, Soekarno memiliki selera pada lukisan perempuan bahkan ada yang telanjang. Sebagai pejuang, dirinya juga menyukai pelukis yang menggambarkan pejuang, koleksi lukisannya bertema perjuangan, gerilya, mitos lokal, dan pewayangan.

"Selera lukisan Sukarno ada tiga. Pertama, dia sebagai laki-laki; Kedua, dia sebagai pejuang; dan ketiga, dirinya sebagai presiden,” ucapnya.

Wajib Ditonton! Berikut 3 Rekomendasi Film Tokoh Sejarah Perjuangan Indonesia

Salah satu pelukis kegemaran Soekarno adalah Basoeki Abdullah. Setelah kembali ke Indonesia, ia dipilih oleh Bung Karno menjadi pelukis langganan istana. Basoeki mampu menggambarkan keindahan sesuai imaji dalam benak Bung Karno.

Basoeki dan Bung Karno memang punya banyak kemiripan. Basoeki seorang seniman, sementara Sukarno sangat suka pada barang-barang seni. Selain itu, keduanya memang suka pada perempuan cantik.

"Basoeki pernah mengatakan dalam wawancara dengan sebuah media massa pada 1981, bahwa selain untuk seni, ketelanjangan adalah sikap sempurna dan cermin kepolosan," tandas Mikke.

Dikabarkan, ada 200-an lukisan karya Basoeki yang dikoleksi Bung Karno, bahkan terbanyak di antara pelukis lain. Sebagian lukisan bertema panorama, tak sedikit pula lukisan potret Bung Karno dan istri-istrinya. Dan tentu saja lukisan-lukisan perempuan.

"Presiden Soekarno memiliki banyak lukisan karya Pak Bas, dan lukisan-lukisan yang dikoleksinya memiliki tema sangat beragam dan penting terutama tema nasionalisme, sejarah, mitologi seperti lukisan Nyi Roro Kidul," ungkap Mikke.

Basoeki pun pernah diajak untuk menjadi pelukis istana, namun ditolak. Jabatan pelukis istana akhirnya diisi oleh Dullah (1950-1960), Lee Man Fong (1960-1964), dan Lim Wasim (1960-1968). Tidak hanya Soekarno, Basoeki juga melukis beberapa istri Soekarno mulai dari Fatmawati, Hartini, hingga Ratna Sari Dewi.

Sesungguhnya Basoeki bisa dikatakan sebagai perpanjangan tangan artistik Soekarno, di mana Soekarno menjadi kacamatanya untuk menerjemahkan Indonesia secara artistik. Dengan tema-tema ini, Soekarno amat terbantu untuk ‘menyusun’ dan menyajikan imaji-imaji kebangsaan. Utamanya bagi bangsa yang baru merdeka. Tentunya selain itu, selera mereka dalam seni memang cocok.

Imaji Soekarno dalam lukisan

Sejarawan Universitas Sanata Dharma (USD) Baskara T Wardaya, menjelaskan bahwa melalui lukisan-lukisannya, Soekarno bukan hanya seorang orator ulung, politikus, dan proklamator, tetapi dia juga sosok manusia yang cinta kepada manusia melalui karya seni.

"Sukarno membangun Indonesia tidak hanya struktur luar yang kasat mata, tetapi juga membangun manusia Indonesia, melalui seni yang memungkinkan dia untuk masuk ke sana," kata Baskara pada Liputan6.

Misalnya saja, lukisan berjudul "Pantai Flores" karya Basoeki Abdullah tahun 1942. Lukisan ini berawal dari karya Bung Karno di atas kertas, kemudian dirinya meminta Basoeki melukis kembali di atas kanvas dengan ukuran besar.

"Jadi sangat menarik bagaimana Basoeki Abdullah melukis berdasarkan pandangan mata Bung Karno, karena Basoeki Abdullah sendiri tidak pernah ke Flores," ujar kurator seni Asikin Hasan, menukil Republika.

Tidak Banyak yang Tahu, Ini Kota Kelahiran Bung Karno

Sebagai presiden, Sukarno memperlakukan lukisan-lukisan bukan hanya sebagai hiasan dinding semata, namun lukisan sebagai alat diplomasi. Dalam suatu pertemuan para pemimpin negara terjadi deadlock. Sukarno menengahi dan mengajak para tamu negara yang berdebat tadi jalan-jalan menikmati koleksi lukisan di istana.

“Nah, saat di depan lukisan perempuan telanjang, mereka berhenti, dan terjadi diskusi tentang masalah yang dibahas tadi. Alhasil, diskusi berjalan cair. Jadi, fungsi lukisan menjadi lebih punya makna,” jelas Mikke lagi.

Hal yang pasti, karena kecintaan Soekarno terhadap karya seni, ia dinyatakan sebagai kepala negara dengan koleksi lukisan terbanyak di dunia. Semasa hidupnya, Soekarno mengoleksi 2.800 buah lukisan.

"Soekarno bisa disebut sebagai kolektor (lukisan) terbesar di Indonesia, sampai saat ini belum ada tandingannya. Kalau dilihat dari segi jumlahnya, itu koleksinya tidak ada pribadi berkuasa yang sebanyak Soekarno," kata Mikke.

Mikke mencatat, saat ini Sekretariat Negara memiliki 16 ribu koleksi seni senilai Rp1,2 triliun. Mayoritas koleksi yang tersimpan di empat istana negara itu merupakan warisan masa kepemimpinan Bung Karno.

Kini lukisan koleksi Soekarno yang rata-rata menjadi koleksi Istana Republik Indonesia dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Setiap Agustus, bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan RI, beberapa koleksi lukisan Istana RI diboyong ke Galeri Nasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini