Mengenal Defend ID, dan Impian Indonesia Jadi Pemain Penting di Industri Pertahanan Dunia

Mengenal Defend ID, dan Impian Indonesia Jadi Pemain Penting di Industri Pertahanan Dunia
info gambar utama

Sejak dulu hingga saat ini, pertahanan menjadi hal utama nan krusial yang memiliki peran khusus di setiap negara.

Secara lebih spesifik, pertahanan negara atau biasa disebut juga sebagai pertahanan nasional, didefinisikan sebagai segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah sebuah negara, demi menjaga keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa.

Satu hal yang perlu digaris bawahi, walau pertahanan nasional tidak hanya selalu berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan militer, persenjataan, dan sejenisnya, namun nyatanya kesiapan militer yang dimiliki kerap dijadikan tolak ukur dalam menentukan kualitas pertahanan dari suatu negara tertentu.

Terlebih, selama ini seakan telah hidup anggapan secara tersirat, bahwa semakin tinggi dan memadai segala sarana dan prasarana militer serta persenjataan yang dimiliki suatu negara, maka semakin kuat pula posisi negara yang bersangkutan tidak hanya dalam hal pertahanan nasional, namun juga sekaligus pertahanan dunia.

Hal tersebut nyatanya membuat setiap negara yang ada, berlomba-lomba untuk mengasah kemampuan dan membuktikan eksistensinya di industri pertahanan dunia dalam segala hal, baik dalam bentuk kekuatan militer maupun fasilitas persenjataan, dan sudah barang tentu Indonesia menjadi salah satunya.

Sangar! Inilah 10 Negara dengan Militer Terkuat di Asia 2021

Posisi pertahanan Indonesia dalam hal kekuatan dan industri

Alutsista TNI AU
info gambar

Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai cara, untuk membuktikan jati diri sebagai negara dengan kekuatan militer dan pertahanan nasional yang layak diperhitungkan seperti berbagai negara lainnya, dan hasilnya dapat dibilang cukup memuaskan.

Global Fire Power (GFP), belum lama ini merilis daftar peringkat 140 negara dengan militer terkuat di dunia. Sejumlah aspek yang dijadikan penilaian mencakup kekuatan militer itu sendiri, keuangan, hingga kemampuan logistik dan geografis.

Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia menempati posisi ke-16 sebagai negara dengan kemampuan militer terkuat di dunia, dan menjadi yang terkuat nomor satu di kawasan Asia Tenggara.

Namun nyatanya, pencapaian tersebut berbanding terbalik dengan posisi pertahanan Indonesia dalam cakupan industri. Hal tersebut diketahui setelah Defense News, merilis daftar 100 perusahaan pertahanan terbaik dunia, dan tidak ada satupun perusahaan asal Indonesia yang masuk ke daftar tersebut.

Sekilas informasi, Defense News adalah instansi publikasi yang berkaitan dengan teknologi pertahanan, dan ditujukan bagi pembuat keputusan militer, pemerintahan, dan industri senior di seluruh belahan dunia.

Berangkat dari hal tersebut, tak heran jika pemerintah akhirnya mengambil langkah serius dengan membentuk suatu perusahaan pertahanan terbaru, yang diharapkan dapat membawa nama Indonesia ke dalam daftar top 50 Industri pertahanan dunia.

Garuda Shield 2021, Kerja Sama Latihan Militer Terbesar Sepanjang Sejarah RI dan AS

Upaya yang dilakukan dengan membentuk Defend ID

Industri Pertahanan Indonesia
info gambar

Sejak awal tahun 2021, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) rupanya sedang dalam tahap awal menggarap sebuah holding BUMN, khusus untuk industri pertahanan guna mencapai mimpi dan tujuan yang sebelumnya disebutkan, lewat pembentukan Defend ID.

Pertama kali dipublikasi secara gamblang sejak bulan Februari, pembentukan Defend ID akan melibatkan lima perusahaan BUMN yang memiliki keterkaitan dan peran penting dalam industri pertahanan itu sendiri.

Adapun lima perusahaan BUMN yang dimaksud yaitu PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana. Dalam keberlangsungannya, Len industri ditunjuk sebagai induk atau ketua tim percepatan yang akan memimpin holding BUMN Defend ID, dan mengayomi empat perusahaan lainnya.

Saat ini, skema keberlangsungan holding BUMN tersebut dikabarkan masih dalam tahap pematangan oleh para pemegang saham dan ditargetkan rampung pada akhir 2021 mendatang. Untuk sementara, secara garis besar ada dua poin utama yang menjadi tujuan dari pembentukan Defend ID.

Pertama, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Defend ID diharapkan dapat membawa nama Indonesia masuk ke dalam jajaran tidak hanya Top 100, melainkan Top 50 perusahaan industri pertahanan dunia.

Kedua, target untuk mencapai skor Technology Readiness Levels & Manufacturing Readiness Level di angka 8-8, dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 50 persen untuk proyek-proyek pertahanan.

Indonesia Menjadi Negara dengan Kekuatan Militer Nomor 16 di Dunia

Peran masing-masing perusahaan BUMN yang terlibat dan riwayat produk andalan yang dimiliki

Dipilihnya lima perusahaan BUMN untuk terlibat dalam proyek Defend ID tentu bukanlah tanpa alasan. Masing-masing perusahaan dinilai memiliki keunggulan tersendiri yang diyakini dapat memberikan kontribusi besar bagi keberlangsungan Defend ID di masing-masing bidang nantinya.

Hal tersebut nyatanya terbukti lewat sejumlah produk yang sudah dihasilkan oleh masing-masing perusahaan, dan sampai saat ini ikut berperan dalam melengkapi fasilitas pertahanan nasional dari segi militer dan persenjataan.

Untuk lebih jelas, berikut detail peran yang akan ditanggung oleh masing-masing perusahaan BUMN yang terlibat dalam keberlangsungan Defend ID, dan riwayat produk unggulan yang telah dihasilkan sebagai tolak ukur kemampuan yang diperhitungkan.

Len Industri

Produk Len Industri
info gambar

Len adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peralatan elektronik industri yang sudah berdiri sejak tahun 1965. Perusaah ini memiliki peran aktif dalam menyediakan berbagai produk di bidang pertahanan, transportasi, serta teknologi informasi dan komunikasi.

Bicara mengenai peran di Defend ID nantinya, Len akan bertanggung jawab dalam mengembangkan Command, Control, Communications, Computers, Combat Systems, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (C5ISR).

Hal tersebut yang akan menjadi penentu superioritas alutsista, dan terintegrasinya berbagai sistem pertahanan nasional (network centric warfare).

Mengenai riwayat produk, Len diketahui mampu membuat sistem pertahanan berbasis Communication Tactical Data Link System (CTDLS), yaitu pertukaran data taktis antar unsur atau matra baik laut, darat, ataupun udara ke Pusat Komando dan Pengendalian (Puskadol).

Sistem tersebut dilengkapi dengan fitur keamanan anti jamming (kemacetan) dan pengamanan enkripsi.

Dirgantara Indonesia

PT Dirgantara Indonesia
info gambar

Siapa yang tidak mengenal perusahaan BUMN satu ini, bergerak di bidang industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia juga di wilayah Asia Tenggara, perusahaan ini sudah hadir sejak tahun 1976.

Sesuai bidangnya, Dirgantara Indonesia akan fokus pada pengembangan dan maintenance, repair, and overhaul (MRO) platform matra untuk wilayah udara dalam keberlangsungan Defend ID

Salah satu karya Dirgantara Indonesia yang sudah terbukti paten dan diperhitungkan keberadaannya yaitu pesawat CN-235-220, yang diperuntukkan dalam melakukan berbagai misi khusus seperti 𝑆𝑒𝑎𝑟𝑐ℎ 𝑎𝑛𝑑 𝑅𝑒𝑠𝑐𝑢𝑒 (SAR), dan pengawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Pindad

Kendaraan Tempur (Ranpur) dan Kendaraan Taktis (Rantis) buatan PT Pindad
info gambar

Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer serta komersial yang sebenarnya sudah hadir sejak tahun 1808, dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW).

Perusahaan ini baru secara resmi menjadi bagian dari BUMN pada tahun 1983 dan berganti nama menjadi Pindad.

Ada cukup banyak produk pertahanan dan keamanan yang berhasil dibuat oleh perusahaan satu ini, di antaranya Medium Tank Harimau, R-Han 122B, Pistol Polimer, dan masih banyak lagi.

Satu produk yang paling dikenal dan diperhitungkan di antaranya kendaraan rantis yang kerap dijuluki Pindad “Maung”. Kendaraan ini dilengkapi dengan bracket senjata 7,26mm, konsol senjata SS2-V4, perangkat GPS navigasi, dan tracker kendaraan.

Sama halnya seperti Dirgantara, Pindad akan berfokus pada pengembangan dan maintenance, repair, and overhaul (MRO) platform matra darat dan penyediaan senjata serta amunisi.

PAL Indonesia

Kapal Landing Dock buatan PAL
info gambar

Perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia yang keberadaannya berawal dari pembentukan Marine Establishment (ME) ini, awalnya diresmikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939.

Perusahaan tersebut baru dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan dengan penggantian nama menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga saat ini.

PAL tercatat telah memproduksi sebanyak 232 unit kapal sejak tahun 1985 hingga tahun 2019, di mana 86 unit di antaranya merupakan kapal perang dan telah mengekspor 45 unit kapal baik kapal perang maupun kapal niaga ke berbagai negara.

Sesuai keahliannya, dukungan untuk Defend ID akan dilakukan PAL lewat pengembangan dan maintenance, repair, and overhaul (MRO) platform matra laut.

Dahana

Peledak buatan Dahana
info gambar

Dahana adalah perusahaan BUMN di bidang industri strategis yang menyediakan layanan bahan peledak terpadu untuk sektor migas, pertambangan umum, kuari dan konstruksi, serta untuk pertahanan.

Cikal bakal perusahaan ini sudah hadir sejak tahun 1966, namun baru secara resmi dibentuk sebagai perusahaan umum Dahana pada tahun 1973.

Salah satu produk Dahana yang diandalkan dalam industri pertahanan yaitu Bom P Series yang terdiri dari Bom P-100L, P-250L, dan P-500L. Bom P Series sendiri merupakan bom yang didesain untuk digunakan pada pesawat standar NATO maupun standar Rusia, dan saat ini telah digunakan oleh TNI AU.

Sesuai fungsinya, Dahana akan bertanggung jawab dalam menangani kebutuhan bahan peledak untuk seluruh matra baik darat, laut, dan udara yang nantinya akan digarap dalam proyek Defend ID.

Filipina Jatuh Hati pada Kendaraan Tempur Buatan Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini