Cerita di Balik Keberhasilan Siswi Madrasah yang Diterima 6 Universitas Top Dunia

Cerita di Balik Keberhasilan Siswi Madrasah yang Diterima 6 Universitas Top Dunia
info gambar utama

Belum lama ini, pelajar di tingkat setara SMA atau MA baru saja melalui tahap penerimaan untuk masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi di Perguruan Tinggi atau Universitas, yakni SNMPTN.

Melihat adanya kuota yang telah ditetapkan, tentu tidak semua pelajar dapat langsung lolos lewat jalur tersebut. Diketahui jika hanya ada 19,7 persen pendaftar SNMPTN yang berhasil lolos. Sedangkan sisanya, masih harus berjuang entah dengan jalur alternatif baik SBMPTN atau tes mandiri.

Terlepas dari euforia tahun ajaran baru yang selalu mencuri perhatian di setiap pelaksanaannya, ternyata ada satu kabar yang bisa dibilang cukup membanggakan oleh satu insan pelajar di tanah air. Yakni berupa keberhasilan diterima untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di universitas top luar negeri.

Kabar mengenai keberhasilan seseorang diterima di universitas luar negeri mungkin sudah menjadi hal biasa. Tapi, kali ini terdengar luar biasa karena penerimaannya bukan hanya satu, melainkan enam universitas top luar negeri sekaligus.

Maudy Ayunda dan Bukti Nyata Keberdayaan Wanita Indonesia

Kamila Aisya dan Program Cambridge

Dok. Kemenag
info gambar

Pelajar yang dimaksud berhasil diterima di enam universitas luar negeri sekaligus adalah Kamila Aisya, siswi asal MAN 4 Jakarta. Bukan siswi reguler, Kamila diketahui memang merupakan siswi yang mengikuti program atau kurikulum Cambridge yang disediakan oleh sekolahnya.

Hal tersebut lantaran sejak masih di jenjang SMP, Kamila tidak mengambil kurikulum nasional melainkan kurikulum tersebut. Adapun secara detail, deretan universitas luar negeri dengan penjurusan yang berhasil ditembus Kamila terdiri dari:

  1. Media Studies Program di University of Groningen, Belanda,
  2. Information and Media Program di Western University, Kanada,
  3. Global Business and Digital Arts di University of Waterloo, Kanada,
  4. Media and Production Design University of Carleton, Kanada,
  5. International Bachelor of Communication and Media, Erasmus University of Rotterdam, Belanda, dan
  6. Toronto University, Kanada.

Mengutip pemberitaan di laman Kemenag, hal paling tersulit yang harus dipersiapkan untuk bisa lulus adalah menyusun rangkaian esai. Untuk mempersiapkan hal tersebut, Kamila mengaku membutuhkan waktu sekitar empat bulan lamanya.

“Persiapan yang paling lama menurut saya adalah menulis esai. Hampir tiap universitas memerlukan esai bahasa Inggris dan tiap universitas mempunyai spesifikasi esai berbeda-beda. Jadi saya menyelesaikan semua esai tersebut kurang lebih empat bulan,” jelas perempuan kelahiran tahun 2004 tersebut.

Ketika ditanya universitas mana yang akan dipilih, Kamila mengaku masih belum menentukan pilihan karena rupanya masih ada beberapa universitas luar negeri lain yang ia sasar, namun belum merilis pengumuman. Lain itu, Kamila juga disebut masih ingin memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mencari program beasiswa.

Punya Kurikulum Berbeda, Bagaimana Sistem Pendidikan Sekolah Internasional di Indonesia?

Apa keistimewaan kurikulum Cambridge?

Masih mengutip sumber yang sama, Kamila mengakui jika keberhasilannya bisa diterima di enam universitas luar negeri sekaligus bisa diperoleh berkat dirinya yang kebetulan memilih untuk menempuh pendidikan, dengan mengambil kurikulum Cambridge.

Pada beberapa kondisi, sebagian besar pelajar Indonesia yang bisa dengan mudah diterima di universitas top dunia, rata-rata memang berasal dari sekolah internasional atau sekolah yang menerapkan kurikulum satu ini ketimbang kurikulum nasional.

Apa yang membuat kurikulum Cambridge istimewa?

Kurikulum cambridge atau Cambridge International sendiri adalah kurikulum yang bertujuan untuk menciptakan generasi yang siap untuk persaingan global. Sesuai namanya, kurikulum ini berasal dari organisasi non profit yang ada di Universitas Cambridge, Inggris, dan telah dipakai oleh sekitar 1.000 sekolah di 160 negara termasuk Indonesia.

Alih-alih terpaku pada nilai atau angka, siswa-siswi di sekolah yang menerapkan kurikulum ini biasanya memiliki kemampuan berfikir yang kritis. Hal tersebut lantaran kurikulum ini lebih menggali kemampuan dan potensi siswa sesuai dengan bidang yang memang diminati.

Lebih lanjut menurut Kamila sebagai siswa yang mengikuti program ini, dirinya dilatih untuk lebih mengutamakan analisa ketimbang hafalan. Sehingga hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa.

Lebih lanjut, keunggulan lain dari kurikulum ini juga adanya kesempatan menguasai kompetensi global, dengan kefasihan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, kemampuan berpikir luas karena siswa memiliki cara pandang internasional, dan jaminan pendidikan terbaru dan modern bersamaan dengan perkembangan zaman.

Sementara itu di lain sisi, MAN 4 Jakarta sebagai sekolah tempat Kamila berasal sejatinya membuktikan jika meski instansi pendidikan tidak berada di bawah naungan Kemendikbud-Ristek, namun prestasi yang dimiliki tak kalah besar.

Meski bukan sekolah internasional, tapi MAN 4 Jakarta jadi salah satu sekolah yang mengadopsi kurikulum Cambridge sebagai salah satu program unggulan, dan mengharuskan setiap siswa-siswi melalui proses seleksi yang ketat untuk bisa mengikuti program tersebut.

Bukan kali pertama, sebelumnya catatan pencapaian serupa juga lebih dulu diraih oleh pelajar Madrasah lainnya yakni Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, Siswa MAN Insan Cendekia Serpong, yang diterima di empat universitas ternama luar negeri sekaligus, yakni Monash University, Adelaide University, Royal Melbourne Institute of Technology (Australia), dan Wageningen University & Research (Belanda).

Memahami Sistem Kurikulum Prototipe, Lebih Unggul Dibanding Kurikulum Sebelumnya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini