Potensi Aspal Alam dari Buton, Harta Karun Dunia dari Sulawesi Tenggara

Potensi Aspal Alam dari Buton, Harta Karun Dunia dari Sulawesi Tenggara
info gambar utama

Aspal mempunyai pengaruh terhadap pembangunan infrastruktur jalan untuk transportasi. Rencana pemerintah yang sedang gencar melakukan pembangunan menjadikan peluang bagi komoditas aspal untuk memberikan kontribusi di masa mendatang.

Aspal terbagi menjadi dua bila melihat dari tempat diperolehnya, yakni aspal alam dan aspal minyak. Aspal minyak adalah aspal yang berasal dari residu destilasi pengolahan minyak bumi, sedangkan aspal alam adalah hasil fraksional minyak bumi di sekitar permukaan.

Menukil dari Dunia Tambang, biasanya aspal alam terbentuk di daerah gunung yang dapat digunakan dengan sedikit pengolahan. Kadar dari aspal alam ini berkisar 10-45 persen yang berkaitan dengan jenis dan prioritas dari batuan.

Aspal alam hanya dapat ditemukan di 3 tempat di dunia, yakni di Buton, Sulawesi Tenggara (Indonesia), Trinidad (Amerika Selatan), dan Iran. Aspal buton mempunyai batuan yang berasal dari campuran antara bitumen dengan mineral lain.

7 Tambang Emas Terbesar di Dunia 2021

“Produksi aspal buton dilakukan dalam berbagai bentuk pengolahan. Aspal buton diperoleh dengan mengekstraksi agar resin dan fraksi ringan yang terkandung dapat diolah,” tulis Boyke Adhitya Yudhya Leon Augusta dalam Mengenal Aspal Buton, Harta Karun yang Ada di Indonesia.

Aspal alam ini pertama kali ditemukan oleh Elbert pada tahun 1909. Cadangan endapan aspal alam di Buton ini dapat ditemukan tepatnya di Teluk Sampolawa sampai Teluk Lawela dengan panjang daerah sekitar 75 km dan lebar sebesar 12 km.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, ketebalan aspal buton berkisar antara 9-45 meter dan ketebalan rata-rata 30 meter, dengan luas pengaruh sebesar 1.527.343,5 m2. Diketahui terdapat tujuh jenis aspal Buton.

“Aspal alam yang ada di Pulau Buton merupakan cadangan terbesar di dunia,” jelas Boyke yang menukil penelitian Alberta Research Council.

Prospek aspal buton Indonesia

Potensi cadangan aspal alam di Pulau Buton saat ini berjumlah 694 juta ton dengan kadar bitumen 15-35 persen. Jumlah cadangan tersebut setara kebutuhan untuk menyuplai pembangunan jalan nasional selama 350 tahun, asumsi kebutuhan 2 juta ton/tahun.

Cadangan aspal masih bisa dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan jalan dan pengikat agregat sebagai aspal hot mix. Konsumen kemudian diarahkan ke Indonesia bagian timur yang mempunyai jarak tidak terlalu jauh, sehingga tidak memerlukan biaya tinggi.

Walau memiliki potensi besar, pemenuhan kebutuhan aspal nasional masih didominasi oleh impor, hal ini karena penggunaan aspal Buton masih belum maksimal. Karena itu pemerintah melalui Kemenko Maritim dan Investasi RI mendorong industri aspal Buton.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Ayodhia G.L Kalake menindaklanjuti rapat koordinasi dengan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan pada awal Januari 2021.

Pemerintah Cabut Ribuan Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Dirinya meninjau kesiapan aspal Buton dan infrastruktur pendukung, seperti pembangunan akses dan pelabuhan, serta tata kelola izin usaha pertambangan (IUP). Beberapa titik yang dikunjungi, antara lain lokasi tambang PT Wijaya Karya Bitumen, Pelabuhan Nambo, dll.

“Tujuan kami ke sini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang potensi yang ada di wilayah Buton. Kami datang ke sini karena kami juga ingin memastikan tentang kesiapan fasilitas pendukung, baik infrastruktur maupun sarana prasarana agar nantinya distribusi Asbuton bisa berjalan dengan baik,” katanya yang diwartakan Liputan6.

Penghentian impor aspal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tidak ada impor aspal hingga 2024, hal ini agar memicu industri dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan jalan tersebut.

“Tadi sudah kita putuskan, dua tahun lagi tak ada impor aspal. Semuanya harus dikerjakan oleh Buton (Sulawesi Tenggara). BUMN silahkan. swasta silahkan, join dengan asing silahkan,” kata Presiden Jokowi yang dipaparkan Solopos.

Dirinya menyatakan Buton memiliki potensi besar dengan kekayaan hingga 662 juta ton aspal. Namun, ironisnya Indonesia tercatat masih menjadi pengimpor hingga lima juta ton aspal per tahun.

“Di sini (Buton) produksi malah tidak dijalankan, impor terus,” sindir Jokowi.

Inilah 10 Wilayah Paling Kaya di Kalimantan

Karena itu, dirinya memerintahkan agar para menteri bisa mengkaji upaya pengembangan industri aspal di Buton. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menginginkan terdapat hilirisasi aspal agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah.

Karena menurutnya, hilirisasi industri aspal di Buton juga akan meningkatkan pendapatan negara, di antaranya melalui penerimaan pajak. Apalagi Asbuton pun disebut memiliki keunggulan mutu yang lebih baik dari aspal minyak.

“Penggunaan asbuton juga diperkirakan dapat menghemat devisa karena akan mengurangi impor aspal minyak yang tinggi.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini