Bukan Mesjid Katangka Gowa , Inilah Mesjid Tertua di Sulawesi Selatan Sejak Abad 16

Bukan Mesjid Katangka Gowa , Inilah Mesjid Tertua di Sulawesi Selatan Sejak Abad 16
info gambar utama

Jika kalian sedang berada di Pulau Selayar, maka tak afdal rasanya jika tak mampir di Perkampungan Tua, Kec Bontomanai.

Apa yang menarik dari daerah ini?

Ternyata di tengah perkampungan ini terdapat sebuah mesjid yang disinyalir menjadi mesjid tertua di provinsi Sulawesi Selatan, mengalahkan usia masjid Katangka Gowa.

Mesjid ini juga sekaligus menjadi saksi bisu penyebaran islam di semenanjung selatan dari pulau Sulawesi pada abad 16.

Seperti apa kisahnya ? Mari telusuri jejaknya melalui tulisan berikut ini,

Letak Mesjid Tua Gantarang Selayar

Berjarak sekitar 12 km dari kota Benteng, ke arah timur pulau Selayar, kalian akan mendapati Pemukiman Tua Gantarang atau masyarakat setempat biasa menyebut dengan Gantarang Lalangbata.

Isitlah Gantarang Lalangbata berasal dari kata gang yang berarti jalan, dan tarang yang berarti terang, sehingga Gantarang adalah jalan terang. Adapun lalang berarti dalam dan bata artinya pagar.

Tidak keliru memang istilah tersebut sebab daerah pemukiman ini dipagari oleh benteng yang terbuat dari susunan batu karang mengelilingi kampung tersebut.

Di tengah Pemukiman Tua Gantarang Lalangbata inilah, berdiri sebuah Masjid Kuno Gantarang yang tetap dipertahankan kondisi dan arsitekturnya hingga hari ini.

Mesjid Tua Gantarang Dibangun pada Abad 16

Masjid Kuno Gantarang atau biasa disebut Masjid Awaluddin dibangun pada masa pemerintahan Sultan Pangali Patta Raja abad 16 yang merupakan raja pertama yang memeluk agama Islam di Pulau Selayar.

Awal mulanya, sebelum Syeikh Abdul Makmur atau yang lebih mahsyur disebut Datu Ribandang melakukan penyebarluasan Islam pertama di Sulawesi Selatan, Ia berangkat dan menyebarluaskan ajaran syariat Islam di Maluku dan Buton.

Usai mengislamkan raja Maluku dan Buton, dalam perjalanannya menuju Kabupaten Gowa, Sulawesi-Selatan, Datu Ribandang singgah untuk pertama kali di Kabupaten Selayar dengan melintasi jalur pantai Babaere dan masuk ke kampung Gantarang Lalang Bata.

Dari kisah itulah disimpulkan bahwa Kepulauan Selayar merupakan daerah penerima ajaran syariat Agama Islam pertama di semenanjung Provinsi Sulawesi Selatan. Bahkan, jauh sebelum masyarakat Kabupaten Gowa, mengenal dan menganut Agama Islam.

Maka Masjid Tua Gantarang Lalang Bata sebagai bukti peninggalan Datu Ribandang ini disebut-sebut jauh lebih tua bila dibandingkan dengan usia Masjid tua Katangka yang terdapat di daerah Sungguminasa, Kabupaten Gowa.

Adapun Penetapan Masjid Gantarang Lalang Bata sebagai Masjid tertua di belahan Provinsi Sulawesi Selatan disimpulkan melalui rekomendasi Forum Seminar Sejarah pada bulan November tahun 2011.

Fungsi dan Kondisi Mesjid Tua GantarangSaat Ini

Hingga kini, bangunan masjid tua Gantarang masih berdiri kokoh di tengah-tengah areal perkampungan Gantarang Lalang Bata.

Masjid tua ini tak hanya digunakan sebagai sarana ibadah semata. Akan tetapi, telah berfungsi ganda sebagai lokasi penelitian bagi para pakar sejarah dan atau mahasiswa.

Di dalam masjid ini terdapat satu buah beduk dan satu buah mimbar yang terbuat dari kayu.

Masjid ini memiliki denah dasar persegi empat dengan ukuran badan masjid 8,5 m x 15 m dan ukuran mihrab 2,5 m x 2,5 m, dengan dinding bangunan dari bahan batu.

Pilar-pilar masjid ini terbuat dari balok kayu dengan ukuran kayu 0,12 x 0,12 m. Tinggi bangunan dari dasar tanah sampai ke puncak atap 9,52 m. Atap masjid berbentuk tumpang yang terbuat dari seng bergelombang.

Referensi:

https://pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id/2014/09/mesjid-tua-gantarang-objek-wisata-religi-di-kep-selayar/

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/wp-content/uploads/sites/32/2018/12/Pengelolaan-Kawasan-Perkampungan-Tua-Gantarang-Lalangbata-Selayar-Sebagai-Kawasan-Wisata-Budaya.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini