Belgi Art, Prospek Seni Kriya di Tengah Kawasan Ekonomi Khusus MNC Lido

Belgi Art, Prospek Seni Kriya di Tengah Kawasan Ekonomi Khusus MNC Lido
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Dengan memanfaatkan limbah kayu sisa industri dan handuk bekas yang tidak terpakai, pria yang berasal dari Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berhasil membuat produk yang memiliki nilai provitabilitas, berdaya guna dan berdaya jual.

Produk yang dihasilkannya pun sangat beragam, diantaranya, berupa hiasan dinding kayu, tas kayu, kotak rokok kayu, kotak korek kayu, gantungan kunci, kalung, aneka pernak-pernik dan pot bunga berbahan dasar semen (cement flower pot).

Belgi Alhuda owner dari brand Belgi Art, menuturkan kisahnya kepada penulis, bahwasannya dia mulai merintis usahanya sejak tahun 2019 lalu, berawal dari keisengannya yang mencoba melukis dengan media limbah kayu bekas peti buah, ia menyusunnya membentuk sebuah persegi empat dan dilukis menggunakan cat seadanya.

Makna Multikulturalisme dari Makanan Tradisional Pecel

Tak jarang pula dirinya mendengar komentar negative dari beberapa orang, namun, banyak pula orang yang berkomentar positive setelah melihat hasil karyanya, hingga dirinya memiliki kepercayaan diri yang lebih dengan memperbaiki tekhnik pembuatan dan mencari bahan baku yang lebih baik, barulah setelahnya ia berani menunjukkan karyanya kepada masyarakat luas yang kini membuka sebuah galeri di depan rumahnya yang digunakan sebagai sarana penjualan aneka kerajinan tangan. Kini produknya telah dikenal dari tingkat Kepala Desa, Bupati, Anggota Dewan hingga Menteri.

Meskipun pada awalnya ia mengaku sempat minder dan tidak percaya diri karena kurangnya support system yang baik di dalam lingkungan sekitar. Mengingat dirinya tinggal di pemukiman pedesaan yang dirasa cukup 'aneh' jika kita berkegiatan seperti orang yang tidak memiliki masa depan.

Mengingat ketertarikan akan seni dan apresiasi terhadap karya seseorang dinilai masih sangat rendah, maka dirinya tidak pernah memikirkan sebelumnya untuk menjadi seorang pelaku bisnis ekonomi kreatif dalam bidang kriya atau kerajinan tangan hingga bisa bertahan sampai saat ini.

Belgi menuturkan kisahnya lebih lanjut kepada penulis "Saya tidak pernah lupa siapa yang sempat mengucilkan dan siapa saja yang telah membantu saya untuk tetap semangat berkreativitas, hingga suatu waktu saya bisa bertemu dengan beberapa pejabat negeri, bahkan sempat dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Ketua Forum UMKM IKM Kecamatan Cigombong, pencapaian lainnya produk Belgi Art telah masuk dalam Buku katalog Ekonomi Kreatif Jawa Barat pada tahun 2020 melalui Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat dan masuk kembali dalam Buku Katalog Produk Ekonomi Kreatif (Produktif) Kabupaten Bogor di tahun 2022 melalui kurasi yang dilaksanakan oleh Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Bogor (Kabekraf) dan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bogor. Selain itu, Belgi Art pernah masuk menjadi Finalis 10 Besar Festival UMKM Millenial yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Bogor dan menjadi Finalis10 Besar tingkat nasional dalam ajang pencarian 'Djiwa Tangguh' yang diselenggarakan oleh produk rokok ternama. - Pungkasnya

Belgi Alhuda owners Belgi Art pada saat mengikuti Festival Ekonomi Kreatif | Sumber : Dok. Pribadi Belgi Alhuda
info gambar

"Tentu saja hal itu tidak akan pernah terjadi jika dirinya berhenti ditengah jalan dalam menjalankan usahanya, apalagi jika hanya karena mendengar ucapan seseorang yang merendahkan," - Tambah Belgi.

Esensi Hari Pendidikan Nasional, Penting atau Formalitas?

"Kita tak dapat memuaskan semua pihak, yang bisa kita lakukan adalah terus berbuat, sisanya biarkan saja Tuhan yang menentukan dan biarkan semua yang telah terjadi, baik itu kenangan manis ataupun pahit, kita biarkan saja menjadi sebuah kisah," kata Belgi penuh haru.

Menurut dirinya, berkarya dalam usaha ekonomi kreatif kerajinan tangan harus terus melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan kompetitor dan menyesuaikan dengan keinginan pasar.

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa memang setiap usaha pasti memiliki kendala, usaha ekonomi kreatif kerajinan tangan ini saja, contohnya, disamping harus terus melakukan inovasi terhadap produk, inovasi pada saat proses produksi hingga mempercantik kemasan. Lebih dari itu, sumber daya manusia (SDM) - pun terkadang menjadi kendala dalam usaha kerajinan tangan ini.

Namun, setiap kendala bukan berarti tidak ada solusi untuk mengurainya, relasi atau jejaring-pun dibutuhkan guna menepiskan berbagai kendala dan menentukan arah dari sebuah konsep usaha yang dijalankan.

Menurut dirinya, ada lima faktor kendala pelaku kerajinan tangan, yakni sumber daya manusia, pemodalan, pemasaran dan distribusi, inovasi, dan pendampingan.

Maka perlu adanya keterlibatan dari semua pihak agar pelaku ekonomi kreatif khususnya dalam bidang kerajinan tangan ini dapat naik kelas, dari yang awalnya hanya skala mikro berpindah menjadi skala kecil kemudian menengah dan selanjutnya naik menjadi skala besar. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap lingkungan dan bukan hal mustahil jika pekerjaan rumahan seperti ini mampu membuka lapangan pekerjaan terlebih pasca pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Menurut dirinya, saat ini Indonesia akan menghadapi bonus demografi, modernisasi dan tantangan global. Sudah sewajarnya kita sebagai pemuda dan pemilik sebuah usaha mulai memikirkan masa depan generasi muda saat ini untuk melanjutkan perubahan dengan memberikannya berbagai macam pelatihan dan kegiatan lainnya tergantung minat, bakat dan kebutuhan agar dapat menjadikannya generasi yang unggul dan produktif dan dapat bersaing menghadapi tantangan global.

Ada tiga hal yang menjadi kelebihan pelaku ekonomi kreatif dalam sektor kerajinan tangan yaitu;

  1. Cepat berinovasi,
  2. 2. Fokus pada satu bidang,
  3. 3. Mudah dimulai.

Sedangkan tiga kekurangan pelaku ekonomi kreatif dalam sektor kerajinan tangan, yaitu;

  1. Anggaran operasional terbatas,
  2. 2. Tenaga ahli minim,
  3. 3. Kapasitas produksi sedikit.

Dengan kekurangan serta kelebihan tersebut, maka dirinya saat ini tengah menggencarkan berbagai pelatihan khususnya bagi generasi muda, agar dapat memberikan motivasi kepada pemuda yang putus sekolah atau belum bekerja ditengah modernisasi global serta pembangunan yang kian pesat di Indonesia pada umumnya, khususnya di Kecamatan Cigombong yang kini telah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City.

Maka pelatihan pengembangan generasi muda harus terus di upayakan, guna menumbuhkan minat serta bakat para pemuda dalam hal kreativitas, hal ini juga bertujuan dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif yang mungkin dapat mencetak mereka untuk menjadi seorang wirausahawan dikemudian hari.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan terkait perkembangan Cigombong. Belgi Alhuda menjelaskan bahwa Kecamatan Cigombong kini telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hal ini tentu saja akan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Peluang Emas jadi Pengusaha Gula Aren di Pulau Bawean, Apa Rahasianya?

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dikutip dari Bisnis.com menyebutkan bahwa KEK Lido ini akan menyerap 21.154 lapangan pekerjaan.

Hal ini menjadikan para generasi muda khususnya mereka yang berada di Kecamatan Cigombong untuk berani ambil bagian dalam mengisi sebuah pembangunan dan tentu harus di imbangi dengan kesiapan dan keahlian yang dibutuhkan.

Terakhir, Belgi Alhuda memberikan harapan agar dirinya dapat terus berkarya, menginspirasi semua orang dan berdampak pada lingkungan dari aktivitas usaha yang dijalankan, dia juga berharap untuk bisa maju dan bangkit bersama-sama dan menjadi Trend Youth Movement di masa mendatang.

"Sebaik-baiknya suatu jenis usaha, adalah mereka yang dapat berkontribusi dalam pembangunan, memberikan dampak terhadap pemberdayaan, ekonomi, sosial dan lingkungan serta berkelanjutan," tutup Belgi Alhuda

Referensi : sohib.indonesiabaik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini