7 Senjata Tradisional Indonesia Paling Mematikan dan Punya Daya Magis

7 Senjata Tradisional Indonesia Paling Mematikan dan Punya Daya Magis
info gambar utama

Senjata tradisional merupakan salah satu produk kebudayaan yang acapkali menandakan suatu fungsi sosial. Selain digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, senjata tradisional juga digunakan dalam kegiatan berladang, berburu hingga upacara adat.

Dari ratusan senjata tradisional yang ada di Nusantara ini, ada beberapa yang dinilai memiliki karakater mematikan bahkan suntikan daya magis.

Penasaran apa saja senjata tersebut?, simak cuplikan berikut ini.

1. Mandau Suku Dayak

Mandau berasal dari asal kata "Man" salah satu suku di China bagian selatan, dan "dao" yang berarti golok dalam bahasa China.

Mandau terdiri dari dua bagian yakni bilah dan sarung (yang disebut kumpang). Mandau yang asli terbuat dari batu gunung yang mengandung besi.

Untuk menambah kekuataanya, Mandau kerapkali diisi oleh daya magis oleh seorang pandai besi atau tetua adat yang mampu berkomunikasi dengan leluhur mereka.

Mandau yang berkekuatan gaib inilah yang umum dikenal dengan Mandau Terbang. Namun sebenarnya bukanlah senjata tersebut yang terbang, tetapi orang yang menggunakannya nyaris tidak kelihatan sehingga bagi orang awam, Mandau tersebut terlihat melayang.

Melansir dalam laman detik.com yang mewawancarai Tokoh adat Dayak Bahau, G. Simon Devung menjelaskan, bahwa Mandau Terbang ini memiliki kesaktian yang luar biasa. Ilmu Mandau Terbang ini dahulu digunakan para leluhur saat berperang untuk membantai para musuhnya.

Ingin lebih tahu tentang Mandau?. Baca lebih lanjut kekuatan magis Mandau

2. Pisau Belati khas Papua

Pisau belati merupakan salah satu senjata tradisional khas Papua. Senjata ini digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh atau lainnya. Belati Papua memiliki nama lokal yakni Ndam pisuwe atau Ndam emak pisuwe.

Ada yang unik dari Belati khas Papua ini yakni senjata ini dibuat dengan tulang femur (tulang paha) manusia maupun tulang burung kasuari.

Sebelum penjajahan Belanda tahun 1950-an, belati ini dibawa oleh orang Asmat dan hanya digunakan dalam ritual pembunuhan.

Belati ini biasanya dihiasi dengan bulu Kasuari pada bagian gagangnya dan menambahkan ukiran yang menggambarkan manusia dan hewan.

Dalam laman kompas.com yang mengutip Rahmat M dalam karyanya Mengenal Senjata Tradisional (2010) mengatakan bahwasanya pisau belati selain digunakan sebagai pelengkap pakaian adat, senjata tradisional ini juga dimanfaatkan untuk berburu hewan serta berperang.

3. Badik khas Masyarakat Bugis - Makassar

Badik merupakan nama senjata tradisional masyarakat Sulawesi Selatan, baik suku Bugis, Makassar maupun Mandar. Namun bagi masyarakat Lampung, Badik juga merupakan senjata tradisional mereka.

Kendati memiliki kesamaan nama dan perdebatan historis tentang siapa yang paling awal menggunakan badik, tentu saja keduanya tetap menyimpan tafsiran-tafsiran filosofis yang berbeda.

Sama seperti senjata tradisional lainnya, Badik bagi orang Bugis Makassar memiliki pemaknaan mendalam dan juga daya magis.

Ada satu ungkapan yang populer bagi orang Bugis dan Makassar dalam menghayati kepemilikan badik ini.

Kata orang Makassar “Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik), begitupun dengan kata orang Bugis “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali” (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).

Dalam proses pembuatannya, Badik ditempa oleh seorang pandai besi atau yang disebut Panre/Panritta Bassi. Pembuatannya diawali dengan pencariab bahan baku, lalu dilakukan pengisian kekuatan supranatural melalui sejumlah proses ritual ketika membuat senjata tradisional tersebut.

4. Celurit khas Madura

Celurit atau Clurit adalah senjata tradisional khas dari Madura dan dimaknai sebagai simbol kejantanan laki-laki bagi masyarakat Madura.

Celurit baru dikenal sebagai senjata tajam sekitar abad 18. Celurit ini pun memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap penjajah Belanda.

Menurut Budayawan D. Zawawi Imron dalam laman kemdikbud.go.id bahwasanya Clurit memiliki filosofi, yakni dari bentuknya yang mirip tanda tanya menjadi cerminan kepribadian masyarakat Madura yang selalu ingin tahu.

Namun ada penafsiran lain, bahwa karena Celurit itu bentuknya bengkok, mirip dengan tulang rusuk manusia yang berkurang itu. Karena itu agar kejantanan laki-laki tidak berkurang maka mengganti tulang rusuk yang hilang itu dengan celurit yang diselipkan di pinggang bagian kiri.

Mien A. Rifai menyebut Celurit sebagai identitas orang Madura. Kemanapun orang Madura pergi tidak terlepas dari celurit

5. Rencong khas Orang Aceh

Rencong atau Rincong atau Rintjoeng adalah senjata pusaka bagi rakyat Aceh dan merupakan simbol keberanian, keperkasaan, pertahanan diri dan kepahlawanan aceh dari masa ke masa.

Melansir dari laman acehprov.go.id bahwa Rencong telah dikenal pada awal Islam Kesultanan di abad ke-13.

Senjata ini sudah dipakai sejak Sultan Ali Mughayat Syah, raja pertama Aceh memimpin. Sang Sultan sendiri tak pernah melepaskan senjata ini dari pinggangnya.

Bentuk Rencong juga unik, memiliki belati panjang yang lurus serta gagang yang berbelok di bagian pangkalnya.

Hal unik lainnya, sisi-sisi Rencong diukir dengan ayat-ayat Al Quran. Senjata ini dipakai oleh masyarakat Aceh sebagai senjata perang, entah melawan Belanda atau pun Portugis.

Baca lebih jauh tentang fakta unik Rencong

6. Kerambit khas Orang Minang

Kerambit adalah senjata tradisional masyarakat Minang yang sangat populer di Mancanegara. Jika di barat disebut Kerambit, di Minangkabau disebut kurambik, karambik, atau kurambiak/karambiak.

Jika kalian pernah menonton film the Raid, maka dalam beberapa adegan kalian akan mendapati sang aktor utama Iko Uwais menggunakan Kerambit untuk bertarung melawan musuh.

Melansir laman unkris.ac.id bahwa Kerambit berasal dari Minangkabau yang kemudian dibawa oleh para perantau Minangkabau melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara hingga ke negara-negara, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina dan Thailand.

Menurut cerita rakyat, bentuk kerambit terinspirasi oleh cakar harimau yang memang banyak berkeliaran di hutan Sumatra pada masa itu.

Senjata ini pada awalnya merupakan alat pertanian yang dirancang untuk menyapu akar, mengumpulkan batang padi dan alat pengirikan padi.

Namun seiring waktu, senjata ini sengaja dirancang lebih melengkung seperti kuku harimau, setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah Minangkabau yang berbunyi “Alam takambang jadi guru”.

7. Kujang khas Masyarakat Jawa Barat

Kujang adalah salah satu senjata tradisional asal Jawa Barat yang paling tersohor. Senjata ini bahkan dijadikan ikon Kota Bogor dengan dibuat Tugu Kujang berlokasi persis di samping Kebun Raya Bogor.

Kujang yang panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram ini memiliki asal usul sejarah yang cukup panjang. Ditaksir sekurang-kurangnya telah ada sejak zaman Tarumanagara.

Secara etimologi, “kujang” berasal dari “kudi” dan “hyang”. “Kudi” berasal dari bahasa Sunda kuno yang bermakna sebuah senjata atau jimat yang memiliki kekuatan gaib. Sementara, “hyang” berarti dewa atau sesuatu yang dianggap Tuhan.

Jadi, secara harfiah Kujang bisa dimaknai sebagai senjata pusaka yang memiliki kekuatan dewa.

Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi kujang tidak terlepas dari pola hidup masyarakat Jawa Barat yang agraris. Kujang merupakan alat yang digunakan untuk kegiatan berladang. Pandangan tersebut didukung oleh sebuah cerita yang ada di naskah kuno berjudul Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian berangka tahun 1518 M.

Nah itulah 7 diantara senjata tradisional Indonesia yang dianggap memiliki kekuatan mematikan dan daya magis. Apakah kalian memiliki salah satu di antaranya? . Silahkan komentar di bawah yuk.

Referensi: kompas.com | indonesiakaya.com | detik.com | petabudaya.belajar.kemdibud.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini