Tak Selalu Daun Pisang, Ini Deretan Daun yang Banyak Jadi Pembungkus Makanan di Indonesia

Tak Selalu Daun Pisang, Ini Deretan Daun yang Banyak Jadi Pembungkus Makanan di Indonesia
info gambar utama

Jika menilik deretan makanan tradisional di Indonesia, ada banyak jenis makanan yang pembungkusnya juga menggunakan bahan tradisional dan alami dari alam, yakni berbahan dasar daun dan bukan plastik.

Umumnya, selama ini kebanyakan jenis daun yang banyak dan lumrah ditemui dan dijadikan sebagai pembungkus makanan adalah daun pisang. Salah satu alasaannya adalah karena pohon dari pisang itu sendiri cukup mudah ditemui dan tersebar di banyak tempat.

Tapi sebenernya, ternyata masih ada ragam jenis daun dari pohon lain yang selama ini juga banyak diandalkan sebagai pembungkus makanan di daerah lain. Bahkan pada daerah tertentu, lebih lumrah digunakan deretan jenis daun lain dibandingkan daun pisang sebagai pembungkus makanan.

Apa saja jenis daun yang dimaksud? Berikut 5 contoh di antaranya:

Pemuda di Subang Sulap Limbah Daun Nanas Jadi Serat Kain yang Tembus Pasar Mancanegara

Daun simpor

Di Belitung masyarakatnya lebih banyak menggunakan daun simpor ketimbang daun pisang, sebagai alas atau untuk membungkus makanan. Berasal dari tumbuhan dengan nama latin Dillenia suffruticosa, daun ini biasa digunakan sebagai wadah makanan tradisional mie belitong.

Menariknya bukan hanya untuk pembungkus makanan, daun simpor juga punya sederet khasiat mulai dari penangkal binatang sampai obat tradisional. Adapun khasiat pengobatan dari daun simpor di antaranya dipercaya bisa mengobati panas dalam, meredakan radang usus, dan obat sakit kulit.

Daun jati

Dari segi bentuk, sebenarnya daun jati hampir mirip dengan daun simpor. Selain mengurangi plastik, peran daun ini dalam membungkus makanan juga banyak digunakan karena bisa membuat kehangatan makanan lebih terjaga.

Ada eberapa makanan yang biasa dibungkus dengan daun jati di antaranya nasi jamblang khas Cirebon, atau nasi pecel yang berasal dari Blora dan Nganjuk. Daun jati juga kerap ditemui untuk membungkus tempe atau tape di beberapa daerah tertentu.

Sama seperti daun pisang, saat digunakan untuk membungkus makanan daun jati juga akan mengeluarkan aroma khas yang dapat menggugah cita rasa makanan tersebut.

Mengenal Daun Pegagan yang Populer Sebagai Bahan Utama Skincare Lokal

Daun jambu air

Umumnya selama ini jambu air banyak digemari hanya karena buah yang bercita rasa manis, asam, segar, dan dijadikan salah satu bahan rujak. Tapi ternyata, ada masyarakat di wilayah tertentu yang menggunakan bagian daun dari pohonnya untuk membungkus makanan.

Di Garut, daun jambu air umum dipakai untuk membungkus tape khas kota tersebut. Selain itu, penggunaannya juga banyak dipakai untuk membungkus nasi jamblang.

Bukan tanpa alasan, ternyata penggunaan daun jambu air dipilih karena bisa memberikan warna hijau alami. Tapi untuk memberikan warna yang bagus, karena biasanya daun yang dipilih adalah daun yang sudah agak tua dan baru dipetik dari pohon.

Daun patat

Punya bentuk yang mirip dengan daun kunyit, daun patat dikenal sangat aman untuk dijadikan pembungkus makanan. Hal tersebut lantaran daun patat punya sifat antibakteri.

Di Bogor, daun patat banyak dimanfaatkan sebagai pembungkus kuliner khas Kota Hujan, yakni taoge goreng. Selain itu, daun patat juga biasa digunakan untuk menggantikan plastik guna membungkus daging kurban saat Iduladha.

Daun talas

Di Sumatra ternyata banyak masyarakat yang memakai daun talas untuk membungkus makanan. Tapi, bukan sembarang daun talas yang bisa dipakai.

Daun talas yang biasa digunakan untuk membungkus makanan biasanya yang sudah tua dan punya diameter panjang sekitar 15-20 sentimeter. Pemilihan itu bertujuan supaya makanan yang dibungkus tidak tumpah.

Adapun olahan yang dibungkus dengan daun talas biasanya berupa buntil dan pendap atau ikan pais.

Ayam Tangkap, Hidangan Unik Bertabur Daun Kering dari Tanah Rencong

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini