Desa Kutuh, dari Miskin hingga Jadi Desa Terkaya di Indonesia

Desa Kutuh, dari Miskin hingga Jadi Desa Terkaya di Indonesia
info gambar utama

Desa Kutuh yang terletak di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, kini dinobatkan sebagai desa terkaya di Indonesia, setelah puluhan lamanya menjadi yang paling miskin. Merasa tak diurus, para penduduk Kutuh selama beberapa tahun berjuang untuk keluar dari Desa Ungasan dan membangun wilayah administrasi sendiri.

Pada 2002, Desa Kutuh akhirnya memisahkan diri. Para warga bergotong royong selama bertahun-tahun, mengerjakan apa saja agar kehidupan mereka lebih baik dan desa semakin makmur. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk membantu desa memperoleh sumber pendapatan.

Melalui undang-undang nomor 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 1, pengelola dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang dikelola penuh oleh masyarakat dan pejabat desa. BUMDes bertujuan untuk memperkuat perekonomian desa dengan memanfaatkan potensi yang ada.

Desa Kutuh menjadi yang paling berhasil mengelola BUMDes. Badan usaha ini resmi berdiri dengan nama Manik Sedana Kutuh pada 30 Oktober 2016 di Jalan Melasti No.3.

Pada awal pengelolaannya di tahun 2017, BUMDes Manik Sedana Kutuh menjalankan tiga program utama. Pertama yakni Pancali Spa, di mana masyarakat membuka layanan pijat kepada para wisatawan di Pantai Pandawa. Kedua pengangkutan sampah dan yang ketiga program barang serta jasa.

Warga desa membuka toko grosir, menyewakan lapangan olahraga, wantilan untuk acara tertentu, hingga jasa keamanan upacara keagamaan.

Pada 2018, Desa Kutuh berhasil meraup pendapatan tertinggi mencapai Rp50 miliar. Jumlah tersebut diperoleh dari akumulasi 9 unit Badan Usaha Milik Desa Adat (BUMDA), di antaranya: Lembaga Perkreditan Rakyat Desa (LPD), wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Timbis Paragliding, atraksi seni budaya, penyediaan unit barang dan jasa, Pirantu Yadnya, transportasi, dan jasa kontruksi karya undagi.

Desa Kutuh juga menyediakan berbagai layanan untuk membantu para pengunjung, seperti layanan keamanan dan ketertiban wilayah serta jaminan asuransi kesehatan.

Apa saja objek wisata terkenal di Desa Kutuh? Berikut di antaranya:

Menikmati Suasana Bali-Jawa yang Filosofis di Candi Joglo Purwodadi

Pantai Pandawa

Pantai Pandawa dahulunya bernama Pantai Melasti, diambil dari aktivitas di sana berupa upacara penyucian bagi umat Hindu. Dulu sekali, demi melaksanakan prosesi melasti, penduduk harus melewati tebing dan perbukitan terjal.

Menyadari bahaya besar, penduduk pun mencari solusi dengan bergotong royong membelah sisi kiri dan kanan bukit. Pada 2010, perjuangan penduduk menghasilkan sebuah pantai yang diberi nama Pandawa, karena susahnya membelah tebing itu sama dengan yang dialami Panca Pandawa untuk keluar dari penderitaan.

Pantai Pandawa dihiasi pasir putih. Pemandangan di sana sangat langka karena pantai ini diapit dua bukit kapur putih. Terdapat pula enam buah patung Panda Pandawa dan ibu mereka, Dewi Kunti.

Selain asyik untuk berenang, Pantai Pandawa juga menyediakan perahu kano dan banyak fasilitas lainnya untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Keindahan Pantai Pandawa membuatnya disebut sebagai secret beach (pantai rahasia) oleh para turis mancanegara.

Pantai Gunung Payung

Berikutnya ada Pantai Gunung Payung. Letaknya sekitar 4,5 kilometer dari Pantai Pandawa. Di sebelah kiri jalan pantai ini, terdapat sebuah pura bernama gunung paung. Pura itulah yang mendasari pemberian nama pantai ini.

Sepanjang Pantai Gunung Payung terhampai pasir putih lembut. Air putihnya yang jernih dan berwarna gradasi biru-hijau sangat cocok untuk berenang. Tak hanya itu, kawasan pantai ini sangat nyaman untuk berjemur sambil menyaksikan paralayang.

Timbis Paragliding

Bagi Anda yang memiliki nyali besar dalam menikmati tantangan, masyarakat lokal Desa Kutuh juga menyewakan paralayang. Berlokasi di atas bukit Gunung Payung, untuk sekali naik paralayang, pengunjung dikenakan biaya sekitar Rp400 ribu.

Pasar Seni Pandawa

Pasar ini diresmikan pada 23 Marert 2019, oleh bendahara Desa Kutuh bersama Departemen Koperasi UKM Badung.

Pasar ini menjual berbagai kerajinan penduduk lokal, seperti cenderamata, pernak-pernik, aksesori, seprai, baju, souvenir khas Bali, patung ukiran, sandal, serta kebutuhan sehari-hari. Lain itu, harga yang ditawarkan oleh para pedagang juga relatif murah.

Melihat Keindahan Patung Bawah Laut Bali Selamatkan Terumbu Karang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini