Bekasam, Fermentasi Ikan Khas Sumatra Selatan

Bekasam, Fermentasi Ikan Khas Sumatra Selatan
info gambar utama

Pempek memang menjadi salah satu kuliner ikonik khas Palembang. Selain pempek, tentunya Palembang masih memiliki banyak kuliner khas lain yang tidak kalah lezat untuk dicicipi.

Dengan wilayah serta kehidupan masyarakat yang lekat dengan sungai sejak zaman dulu kala, daerah Sumatera Selatan juga kaya akan sumber daya ikan. Hal ini pula yang turut membuat ikan air tawar jadi salah satu primadona dan seringkali menjadi lauk pengisi dari meja makan orang-orang di daerah ini.

Mengenai salah satu kuliner khas Sumsel yang berasal dari ikan, pernahkah kalian mendengar yang namanya bekasam?

Namanya mungkin tidak populer di telinga orang-orang dari luar daerah, tetapi makanan ini telah menjadi salah satu santapan lezat yang menambah kenikmatan saat menyantap nasi. Kalau ada kesempatan, mungkin kalian bisa mencicipi olahan bekasam.

Sungai Musi yang Jadi Denyut Kehidupan Masyarakat Pesisir Sumsel

Fermentasi Ikan

Lazada (TOKO.PALEMBANGBANG)
info gambar

Sebenarnya, bekasam ini adalah sebuah cara atau teknik pengolahan sebuah masakan dengan menggunakan metode fermentasi. Bahan dasarnya adalah dengan menggunakan berbagai ikan air tawar yang kerap ditemui di perairan Sumatera Selatan.

Beberapa jenis ikan yang kerap diolah dengan metode bekasam adalah ikan mas, ikan, gabus, ikan nila, ikan mujair, ikan wader, hingga ikan lele. Selain dengan menggunakan ikan, sumber pangan lain yang kerap diolah menjadi bekasam adalah udang air tawar

Kemunculan metode fermentasi bekasam ini bermula dari ide masyarakat yang saat itu belum memiliki alat untuk menyimpan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama. Terlebih lagi, pada saat musim panen, jumlah stok ikan pun menjadi semakin meningkat.

Dari jumlah yang banyak ini pun membuat orang-orang merasa akan mubazir bila tidak segera diolah karena pasti akan busuk dalam waktu dekat. Berbagai cara pun masyarakat cari dan upayakan agar ikan ini bisa awet dalam waktu yang lama.

Hingga akhirnya, terciptalah metode pengawetan makanan dengan menggunakan bekasam ini.

Selain di Sumatera Selatan, proses olahan dengan metode seperti ini juga populer di daerah lain, seperti di Jambi, Lampung, Riau, hingga Kalimantan.

Pempek, Dijajakan oleh Orang Tionghoa Hingga Menjadi Makanan Rakyat Palembang

Proses pembuatan bekasam

Bekasam | Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham
info gambar

Dalam prosesnya, satu bahan yang sangat diandalkan adalah garam. Selain itu, proses pembuatannya juga tergolong sederhana, tidak terlalu rumit. Proses pengolahan ikan secara tradisional ini bisa dilakukan dengan fermentasi secara alami maupun spontan.

Bersumber dari situs Fakultas Teknologi Pertanian UGM, sebenarnya belum ada standarisasi terkait dengan proses dari pembuatan bekasam. Namun, biasanya ikan yang hendak diolah mulanya dibersihkan terlebih dahulu, termasuk isi perut maupun sisiknya.

Setelahnya, ikan dimasukkan ke dalam toples atau wadah yang dicampur dengan garam serta nasi.

Penambahan nasi ini pula yang menjadi salah satu keunikan dari pembuatan bekasam, sebab nasi ini bisa memberi makan mikroorganisme, sehingga proses fermentasinya bisa semakin bagus.

Setelahnya, wadahnya pun ditutup dengan menyisakan sedikit rongga untuk udara agar bakteri asam laktat saat proses fermentasinya dapat hidup dengan baik. Bila sudah, maka ikan didiamkan pada suhu ruangan dalam waktu satu minggu.

Karena diolah dengan garam ketika prosesnya, maka rasa yang muncul tentunya didominasi rasa asin dengan cita rasa tersendiri. Setelah ikan yang sudah melalui proses fermentasi ini selesai, ikan ini akan diolah lebih lanjut, entah itu dengan cara digoreng, ditumis, atau dimasak menjadi makanan berkuah.

Mengapa Banyak Orang Palembang yang Mirip Orang Tionghoa?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini