Sate Klathak, Salah Satu Makanan Khas Bantul Terlezat dan Rekomendasi Kulinernya

Sate Klathak, Salah Satu Makanan Khas Bantul Terlezat dan Rekomendasi Kulinernya
info gambar utama

Bagaimana sensasi menyantap sate kambing menggunakan besi jeruji sepeda sebagai tusuk satenya? Jawabannya bisa Kawan dapatkan dengan menikmati sate Klathak khas Bantul. Sate Klathak merupakan sate daging kambing muda yang dimasak di bara api dengan tusuk dari jeruji besi sepeda, sate ini pun menjadi ikon kuliner Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejarah Sate Klathak

Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai sumber, sate Klathak dibuat dan pertama kali dijual oleh seorang peternak kambing bernama Mbah Ambyah.

Dikenal sebagai juragan yang memiliki banyak kambing, Mbah Ambyah akhirnya menjajakan sate kambing yang ia jual di bawah pohon melinjo.

Mbah Ambyah saat itu tinggal di Jejeran, Kecamatan Pleret, Bantul dan menjual sate Klathak dengan resep khasnya di area yang sama. Sehingga tak heran, kini daerah Jejeran menjadi pusat sate Klathak di Bantul.

Mengapa Disebut Sate Klathak?

sate klathak khas bantul yogya
info gambar

Terdapat beberapa versi mengapa sate ini disebut dengan sate Klathak. Versi yang paling populer adalah dikarenakan saat proses pembakaran, daging tersebut akan mengeluarkan suara letupan yaitu “klatak klatak klatak” sehingga tercetuslah nama sate Klathak.

Hal ini senada dengan ulasan dari laman Wikipedia, bahwa penamaan Klathak merujuk pada kegiatan membakar sate pada pembakaran terbuka yang dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah “klathak”.

Sedangkan versi lainnya menyebut bahwa Klathak diambil dari nama buah melinjo, karena awalnya sate ini dijual di bawah pohon melinjo sehingga menjadi inspirasi penamaan sate ini.

Perbedaan Sate Klathak dengan Sate Lainnya

Sate Klathak dibuat dari bahan dasar daging kambing muda. Untuk perbedaan sekaligus keunikan sate Klathak dibandingkan dengan sate lainnya adalah tusuk sate yang digunakan. Alih-alih menggunakan lidi, sate Klathak menggunakan besi dari jeruji sepeda sebagai tusuknya.

Penggunaan besi jeruji sepeda ini juga bukan tanpa alasan. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pematangan daging dan agar daging dapat matang dengan sempurna. Selain itu keunikan lainnya juga terletak pada bumbu bakaran yang digunakan.

Bumbu bakaran sate Klathak sangatlah sederhana. Daging kambing muda yang telah dipotong kecil-kecil hanya dibaluri oleh garam dan merica sebelum dibakar.

Untuk saus yang digunakan saat penyajian juga berbeda karena tidak menggunakan saus kacang atau bumbu kecap melainkan menggunakan bumbu gulai kuning yang nantinya bisa ditambahkan dengan sambal bagi yang menyukai cita rasa pedas.

Rekomendasi Warung Sate Klathak di Bantul Jogja

makanan khas bantul sate klathak
info gambar

Jika Kawan sedang liburan atau memiliki agenda kerja di Jogja, mampir dulu ke Bantul tepatnya di Kecamatan Pleret untuk menikmati cita rasa sate Klathak yang unik nan lezat. Berikut beberapa rekomendasi terbaiknya.

1. Sate Klathak Pak Pong

Warung Sate Klathak Pak Pong disebut-sebut sebagai warung sate Klathak paling legendaris di Bantul karena telah berdiri sejak 1960. Warung ini juga memiliki beberapa cabang, mulai dari Warung Sate Pak Pong pusat, Sate Pak Pong 2, dan Sate Pak Pong 3 yang lokasinya masih berdekatan.

Jika Kawan ingin menikmati sate klathak ini, langsung saja meluncur ke warung pusatnya di Jalan Sultan Agung No.18, Jejeran II, Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Jogja. Karena menjadi warung sate Klathak yang legend, jadi siap-siap untuk mengantre terlebih pada akhir pekan dimana warung sate ini akan sangat ramai.

2. Warung Sate Klathak Pak Bari

Warung sate Klathak selanjutnya yaitu Warung Sate Klathak Pak Bari yang juga sangat populer karena lokasinya yang strategis yaitu di Pasar Wonokromo.

Bukan hanya itu, Warung Sate Klathak Pak Bari ini juga semakin dikenal karena sempat menjadi salah satu lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) dan menjadi warung langganan para seniman Jogja seperti Butet Kertaredjasa.

Warung sate yang satu ini buka pukul 18.00 dan tutup saat habis. Jika ingin menyantap sate Klathak di sini, langsung saja ke Pasar Wonokromo yang beralamat di Jalan Imogiri Timur No.5, Wonokromo, Pleret, Wonokromo II, Wonokromo, Kec. Pleret, Bantul, Jogja.

3. Sate Klathak Mak Adi

Masih di Kecamatan Pleret Bantul, Warung Sate Klathak Mak Adi menjadi salah satu yang wajib dicoba. dengan harga terjangkau, Kawan bisa menikmati seporsi sate Klathak dengan bumbu khas racikan Mak Adi yang super gurih.

Warung ini hampir selalu dipadati pembeli karenanya jika ingin kesini diharap sabar untuk mengantre. Untuk lokasinya, Warung Sate Klathak Mak Adi berada di Jalan Imogiri Timur, Km 10, Jati, Wonokromo tak jauh dari kawasan Imogiri.

Demikian informasi kuliner sate klathak khas Kabupaten Bantul, tepatnya di kawasan Pleret dan Imogiri yang banyak berjejeran kuliner sate khas yang lezat ini. Semoga bisa menambah referensi kuliner yang wajib untuk dicoba saat sedang berada di Jogja.

Baca juga: Kisah Kelezatan Sego Godog Pak Pethel yang Pernah Sembuhkan Masuk Angin

Sumber:
https://www.ayoyogya.com/gaya-hidup/pr-394055833/mengenal-keunikan-sate-klatak-jogja-tusukan-dari-besi-jeruji-sepeda
https://sibakuljogja.jogjaprov.go.id/pasarkotagedeyia/blog/2022/08/11/sate-klatak/
https://visitingjogja.jogjaprov.go.id/37636/sate-klathak-fenomenal-yang-wajib-dicoba-sate-klathak-pak-jede/
https://www.gudeg.net/direktori/1871/sate-klatak.html
https://www.krjogja.com/wisata/read/239181/7-sate-klathak-jogja-yang-wajib-dikunjungi-nomor-1-pernah-untuk-syuting-aadc-2
https://wisata.harianjogja.com/read/2022/01/20/504/1093727/cita-rasa-10-sate-klatak-di-imogiri-bantul
https://id.wikipedia.org/wiki/Sate_klatak#:~:text=Sate%20klatak%20(Jawa%3A%20%EA%A6%B1%EA%A6%A0%EA%A6%BA%E2%80%8B,pembakaran%20terbuka%20disebut%20%22klathak%22.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Raras Wenny lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Raras Wenny. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RW
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini