Mengulik Sejarah Pos Indonesia, dari Batavia hingga Seluruh Indonesia

Mengulik Sejarah Pos Indonesia, dari Batavia hingga Seluruh Indonesia
info gambar utama

Kawan masih suka mengirim surat melalui kantor pos? Sejak berdiri pada era kolonial, kantor pos Indonesia masih ada dan dibutuhkan hingga saat ini.

Memang, di era digital sekarang sudah jarang orang mengirim surat melalui kantor pos. Namun, kehadiran e-commerce membantu kantor pos kembali bangkit lewat pengiriman paket ke seluruh Indonesia.

Sebelum menjangkau ke seluruh pelosok Indonesia, ternyata kantor pos Indonesia pertama berada di Batavia atau kini Jakarta.

Ingin tahu lebih dalam tentang sejarah pos Indonesia? Simak ulasan berikut ini, ya!

Sejarah Pos Indonesia

Menilik dari sejarah, Pos Indonesia mengalami proses yang cukup panjang. Mulanya, pada 26 Agustus 1746, kantor pos pertama didirikan di Batavia oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff. Ia membangun kantor pos tersebut dengan tujuan mengamankan surat-surat penduduk, terutama pedagang dari luar Jawa serta mereka yang bertransaksi dengan Belanda.

Empat tahun kemudian, dibangunlah kantor pos di Semarang untuk memudahkan mobilisasi. Rute pos melalui Karawang, Cirebon, dan Pekalongan.

Pos Indonesia semakin berkembang seiring pengadaan Jalan Raya Pos Anyer—Panarukan yang menghubungkan barat hingga timur Pulau Jawa. Pembangunan jalan dipimpin Gubernur Jendral Herman Willem Daendels (1808—1811).

Adanya jalan tersebut mempersingkat waktu tempuh, dari 4 hari menjadi 1 hari. Hal ini sekaligus mempercepat pengantaran surat. Kantor pos pun mampu berdiri di pelosok.

Pada 1875, pos bergabung dengan telegraf dan berstatus jawatan. Mereka pun diberi nama Posten Telegrafdienst.

Pada 1906, nama pos di Indonesia berubah menjadi PTT (Post, Telegraph, dan Telephone). Saat itu, PTT tidak bersifat komersial dan fokus terhadap pelayanan publik. Hingga akhirnya pada masa pendudukan Jepang, PTT turut diambil alih militer Jepang.

Baca juga: Kamu Masih Ingat Kartu Pos?

Pasca kemerdekaan, tepatnya 27 Desember 1945, pemerintah Indonesia mengambil alih pos era kolonial dan resmi berubah menjadi PTT Republik Indonesia. Tanggal peristiwa ini pun dijadikan peringatan Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Postel.

Kemudian, pada 1965, menilik pesatnya perkembangan pos di Indonesia, perusahaan pos menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini turut membuat pergantian nama menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro).

Pada 1978, PN Pos dan Giro berganti nama menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro. Sejak ini, diputuskan Perusahaan Umum Pos dan Giro sebagai badan usaha tunggal dalam pos dan giropos, baik hubungan dalam negeri maupun hubungan luar negeri.

Akhirnya, 17 tahun kemudian, tepatnya pada 20 Juni 1995, Perusahaan Umum Pos dan Giro berubah menjadi Perseoran Terbatas. Nama resminya adalah PT Pos Indonesia (Persero).

Jangkauan Pos Indonesia pun semakin meluas hingga ke pelosok nusantara. Melansir dari situs web Pos Indonesia, ada sekitar 58.700 titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia.

Di tempat tinggal Kawan ada berapa kantor pos, nih?

Baca juga: Sejarah Indische Partij, Organisasi Pergerakan Pertama untuk Melawan Belanda

Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia | Foto: indonesiakaya.com
info gambar

Penasaran dengan persuratan di Indonesia? Kawan bisa mengunjungi Museum Pos Indonesia di Jalan Cilaki No. 73 Bandung, letaknya berdekatan dengan Gedung Sate.

Ikon bersejarah kota Bandung ini telah berdiri sejak zaman Hindia Belanda, lho. Mulanya bernama Museum PTT. Bangunan didesain oleh dua arsitek, yakni J. Berger dan Leutdsgebouwdienst.

Museum Pos Indonesia menghadirkan banyak koleksi persuratan, antara lain ribuan perangko, baju dinas pos, peralatan pos, hingga berbagai surat.

Uniknya, Kawan akan menemukan surat emas, yakni surat dari raja-raja nusantara kepada Komandan dan Jenderal Belanda. Umur surat emas itu sudah menginjak ratusan tahun.

Masih banyak koleksi unik dan menarik yang akan Kawan temukan. Jangan lupa untuk berkunjung bersama teman dan keluarga, ya!

Baca juga: Mengunjungi 5 Museum di Universitas di Indonesia, Adakah Kampusmu?

Itulah sejarah Pos Indonesia yang patut Kawan ketahui. Pos Indonesia masih ada dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Semoga informasi ini membuat Kawan GNFI semakin tahu Indonesia, ya!

Referensi:Pos Indonesia | Indonesia Kaya | Katadata

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini