KH Ahmad Dahlan Mendirikan Sekolah Muhammadiyah Pertama di Indonesia

KH Ahmad Dahlan Mendirikan Sekolah Muhammadiyah Pertama di Indonesia
info gambar utama

Rata-rata penduduk Indonesia menganut agama Islam. Gerakan atau organisasi Islam pun tumbuh berkembang di Indonesia, salah satunya Muhammadiyah. Nah, apakah Kawan tahu sekolah Muhammadiyah pertama di Indonesia?

Sosok di balik pembangunan sekolah Muhammadiyah pertama di Indonesia adalah K.H. Ahmad Dahlan, tokoh ulama bergelar Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus pendiri Muhammadiyah.

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) di ruang tamu rumahnya, di Kauman, Yogyakarta. Sekolah tersebut telah berdiri lebih dari satu abad, dihitung sejak 1 Desember 1911. Sekolah MIDI berdiri lebih dulu dibandingkan organisasi Muhammadiyah.

K.H. Ahmad Dahlan memang sudah tertarik ilmu agama Islam sejak kecil. Ayahnya adalah seorang ulama besar di Yogyakarta.

Ahmad Dahlan bahkan belajar ilmu agama sampai ke Makkah. Tak hanya ilmu agama, dia juga harus akan ilmu pengetahuan umum sehingga pola pikirnya terbuka. Ahmad Dahlan pun berambisi untuk mengajar. Dia menjadi guru agama di Kauman dan mengajar di Kweekschool dan Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA).

Melalui pengalaman mengajar, Ahmad Dahlan ingin menciptakan umat Islam Indonesia yang maju. Bukan hanya dari ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum.

Deretan Pilihan Sekolah Kedinasan di Bogor, Siap Daftar?

Sekolah Agama Modern

Ahmad Dahlan, Pendiri Sekolah Muhammadiyah Pertama di Indonesia | Foto: muhammadiyah.or.id
info gambar

Politik etis mengubah arah pendidikan Indonesia di masa itu, terutama di daerah Yogyakarta. Mulanya, masyarakat Yogyakarta hanya mengenal pesantren, sekolah para santri belajar ilmu agama Islam.

Pesantren tidak memasukkan ilmu pengetahuan umum karena dinilai menyesatkan. Sementara itu, pemerintah kolonial Belanda membuka sekolah yang mempelajari ilmu-ilmu umum.

Hal ini memantik K.H. Ahmad Dahlan membangun sekolah agama modern yang menyatukan kurikulum ilmu pengetahuan umum dengan agama Islam. Sekolah ini akan menjadi titik awal lahirnya kurikulum agama dipadukan ilmu umum di Indonesia.

Sekolah MIDI bertempat di ruang tamu rumah K.H. Ahmad Dahlan. Dia menggunakan meja miliknya sendiri yang terbuat dari papan bekas kain mori, kursi, dan papan tulis dari kayu suren.

Sayangnya, sekolah tersebut kurang mendapatkan sambutan baik dari masyarakat sekitar karena kurikulum yang dianggap tidak biasa. Anak-anak pun jadi takut pergi ke sekolah.

Luncurkan Bus Sekolah, Klaten Gemparkan Sosialisasi ke Masyarakat

Namun, K.H Ahmad Dahlan tak kehilangan akal. Dia sadar kalau niat baiknya mengubah pendidikan agama Islam tidaklah mudah. K.H. Ahmad Dahlan tak segan mendatangi rumah para siswa dan meminta mereka datang kembali. Usaha itu berbuah manis.

Sekolah MIDI mulai mendapatkan respon baik. Setelah enam bulan, jumlah siswa bertambah menjadi sekitar 20 orang. Kemajuan tersebut menggerakkan organisasi Budi Utomo mengirimkan beberapa guru lulusan Kweekschool, sekolah pendidikan guru pada zaman Hindia Belanda.

Sekolah Guru Muhammadiyah untuk Memenuhi Kebutuhan Guru di Sekolah Muhammadiyah | Foto: Dikdasmen PP Muhammadiyah
info gambar

Demi menjamin keberlangsungan sekolah itu, K.H. Ahmad Dahlan bersama beberapa santrinya yang telah dewasa mendirikan organisasi baru bernama Muhammadiyah. Organisasi Islam tersebut berdiri pada 18 November 1912.

Muhammadiyah awalnya hanya berdiri untuk menunjang keberlangsungan sekolah MIDI. Namun, dalam perkembangannya organisasi tersebut memperluas aktivitas dalam bidang sosial agama.

Perkembangan sekolah Muhammadiyah ini menarik perhatian Sultan pada 1918. Sultan memberikan sebidang tanah di Suronatan agar dibangun sekolah baru. Pertambahan siswa pun semakin melejit.

Green School Bali, Sekolah Internasional yang Ramah Lingkungan

Berawal dari sekolah MIDI di Kauman, pendidikan umum berbasis agama ini terus berkembang hingga melahirkan tiga jenjang. Persebarannya mulai merata ke seluruh Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Itulah sejarah sekolah Muhammadiyah pertama di Indonesia. Dewasa ini, pendidikan Muhammadiyah bahkan bisa kita temui sampai ke perguruan tinggi. Semoga informasi ini semakin menambah pengetahuan Kawan GNFI, ya!

Referensi: VOI | Wikipedia | Dikdasmen PP Muhammadiyah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini