Kearifan Lokal yang Tetap Terjaga di Kampung Naga

Kearifan Lokal yang Tetap Terjaga di Kampung Naga
info gambar utama

Indonesia merupakan negara multikulturalisme, di mana masyarakatnya sangat beragam dengan berbagai suku, etnis, budaya, dan agama yang bermacam-macam. Daerah yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan dan ciri khas yang terdapat dalam masyarakatnya. Baik itu tradisi, adat istiadat, maupun budayanya.

Keanekaragaman tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi negara Indonesia, karena masyarakatnya yang sangat heterogen.

Adapun dari setiap daerah memiliki tradisi dan kebudayaan yang melekat dalam masyarakatnya yang sudah tertanam turun-temurun sejak dahulu. Tradisi dalam suatu masyarakat dikenal dengan kearifan lokal.

Sebelum lanjut ke pembahasan yang lebih dalam, Kawan GNFI sudah tahu belum tentang kearifan lokal yang akan menjadi pembahasan di artikel ini? Mari baca lebih lanjut mengenai definisi kearifan lokal berikut ini, ya!

Kampung Ketandan Yogyakarta, Sepotong Akulturasi Tionghoa di Kentalnya Budaya Jawa

Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah mentradisi, dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun dan masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat adat di daerah tertentu.

Keberagaman masyarakat di Indonesia membuat kearifan lokal yang ada di Indonesia juga sangat beragam. Masyarakat daerah satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan kearifan lokal yang mereka pegang teguh dan lestarikan dari generasi ke generasi.

Sebagai warga negara Indonesia, kita patut bangga dengan keberagaman kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Setiap kearifan lokal yang terdapat di daerah-daerah atau suatu masyarakat memiliki daya tarik yang berbeda. Kearifan lokal dapat ditemukan pada masyarakat-masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai dan tradisi yang sudah diwariskan dari leluhurnya.

Salah satu kearifan lokal yang sangat menarik untuk dibahas adalah kearifan lokal yang ada di Kampung Naga.

Kampung Naga

Kampung Naga merupakan kampung adat yang sampai saat ini eksistensinya masih terjaga. Kampung ini berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung Naga memegang teguh nilai-nilai dan tradisi budaya yang sudah diturunkan turun-temurun sejak dahulu.

Di tengah-tengah modernitas dan globalisasi dalam masyarakat saat ini, masyarakat di Kampung Naga ini tidak pudar terkait adat, nilai-nilai, dan tradisi yang sudah ditanamkan sejak dahulu.

9 Kampung Unik di Indonesia, Ada yang Berisi Orang Kembar
Tradisi di Kampung Naga
info gambar

Tradisi-tradisi yang ada sampai saat ini masih tetap terjaga. Seperti kampung-kampung adat lainnya yang ada di Indonesia, Kampung Naga sendiri mempunyai pantangan atau larangan-larangan yang harus dihindari, peraturan-peraturan adat yang harus dipatuhi.

Salah satu tradisi di Kampung Naga yang sampai saat ini masih tetap terjaga kelestariannya adalah tradisi Hajat Sasih.

Hajat Sasih merupakan tradisi upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di kampung adat dan pelaksanaannya dalam setahun dilakukan sebanyak enam kali. Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan makam leluhur yang pelaksanaannya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan hanya para sesepuh kampung yang melakukan upacara ini.

Selain tradisi Hajat Sasih, Kampung Naga memiliki hutan lindung sebagai kearifan lokal yang dilindungi dan termasuk hutan larangan, baik orang luar maupun warga Kampung Naga tidak diperbolehkan untuk masuk hutan larangan tersebut. Kecuali juru kunci (kuncen) atau orang khusus diperbolehkan masuk, itu pun jika ada kepentingan yang benar-benar urgent untuk memasuki hutan larangan. Selain itu, ada rumah Sakral (Rumah Ageng) yang tidak boleh difoto oleh sembarangan orang

Warga Kampung Naga kebanyakan mata pencahariannya adalah petani. Mereka kebanyakan berkebun, berladang, dan bertani di sawah. Namun, ada juga warga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, berjualan souvenir atau cenderamata khas Kampung Naga.

Menemukan Jejak Peninggalan Portugis di Kampung Tugu

Sumber air yang ada di Kampung Naga, menurut salah satu warganya tidak pernah kering, hal ini karena warga di sana selalu menjaga dan melindungi kelestarian hutan yang ada di kampung tersebut.

Adat yang masih mereka pegang sampai saat ini, yaitu warga Kampung Naga tidak diperbolehkan menggunakan listrik. Pun dalam pernikahan mereka tidak ada resepsi hiburan.

Kampung Naga juga melaksanakan upacara adat atau tradisi yang dilaksanakan 6 kali dalam setahun. Untuk melestarikan tradisi, kampung ini juga menyelenggarakan sunatan masal. Ada musik tradisional Terbang Gembrung yang dipentaskan dalam upacara adat sunatan masal.

Semoga informasi ini bisa membantu Kawan GNFI dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kearifan lokal Indonesia, khususnya yang ada di Kampung Naga.

Dengan begitu, timbul kesadaran untuk lebih bangga dan cinta akan keberagaman masyarakat di Indonesia dengan berbagai budaya dan kearifan lokal yang dimiliki.

Semakin bangganya kita terhadap kearifan lokal yang di Indonesia, maka akan semakin kuat pula identitas bangsa Indonesia, di mana berbagai budaya dan kearifan lokal merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia.

Referensi: Youtube Wisata Udara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini