Melihat Arsitektur Bangunan Perusahaan Listrik Pertama Hindia Belanda di Surabaya

Melihat Arsitektur Bangunan Perusahaan Listrik Pertama Hindia Belanda di Surabaya
info gambar utama

Sejarah kelistrikan pada masa kolonial Hindia Belanda, khususnya di kota Surabaya tidak terlepas dari peran ANIEM (Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits Maatschappij).

Perusahaan listrik ini berdiri pada 26 April 1909 dan pada waktu bersamaan mulai membangun gedung dua lantai sebagai kantor pusat (hoofdkantoor) di Jalan Gemblongan No. 64 Surabaya.

Pembangunan gedung yang selesai pada pertengahan tahun 1910 ini dirancang dan dilaksanakan oleh arsitek dari sebuah perusahaan rel kereta Orenstein en Koppel-Arthur Koppel Maatschappij. Bangunan kemudian diisi dengan barang-barang inventaris dan furnitur senilai 𝒇10,332 yang digunakan untuk mendukung operasional dan kinerja kantor.

Benteng Pendem Ngawi, Bangunan Bersejarah dengan Pintu Lebih Banyak dari Lawang Sewu

Perluasan pada 1927

ANIEM | Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/Wikimedia Commons
info gambar

Aniem berkembang dalam waktu yang tidak terlalu lama dan menguasai distribusi sekitar 40 persen dari kebutuhan listrik dalam negeri. Oleh karena padatnya aktivitas teknis dan administrasi serta kantor yang dirasa terlalu kecil, maka dilakukan perluasan bangunan di sebelah utara pada tahun 1927.

Proyek perluasan bangunan ini didesain oleh biro arsitek Job en Sprey (Architecten Ingeniursbureau Job en Sprey) dan bekerjasama dengan N.V. Nederlandsche Aanneming Maatschappij v/h firma H.F. Boersma (NEDAM) sebagai biro pelaksana konstruksi. Job en Sprey juga bermitra dengan Asano-Cement sebagai pemasok semen. Perluasan ini selesai pada pertengahan tahun 1930.

Bangunan ANIEM dibangun dengan gaya modern. Langgam arsitekturnya disesuaikan dengan iklim tropis basah di Indonesia. Terdiri atas dua lantai dan terdapat aula indah serta jembatan yang menghubungkan antara bangunan di sisi selatan dan utara.

Menurut G.H. Fon Vaber dalam Nieuw Soerabaia, pada malam hari di sekitar tahun 1930, iluminasi mozaik jendela di Jalan Gemblongan berkilauan seperti kaleidoskop warna. Penerangan rumah, pekarangan, jalan, pasokan energi ke pabrik, dan bengkel, semuanya membentuk mercusuar cahaya di Jalan Gemblongan.

Selain melakukan perluasan bangunan pada tahun 1927, ANIEM juga mulai membangun gedung yang akan difungsikan sebagai kantor pusat baru di Jalan Embong Wungu. Kantor pusat yang baru ini selesai dibangun dan diresmikan pada 3 Oktober 1930.

Peresmian kantor baru di Embong Wungu, menandai perpindahan kantor pusat (hoofdkantoor) dari Gemblongan ke Embong Wungu. Tidak hanya itu, perpindahan ini juga menjadikan perubahan kedudukan pada kantor di Jalan Gemblongan, yaitu sebagai kantor cabang (agentschap).

Misteri Situs Biting: Jejak Benteng Kuno yang Dibangun Pada Era Majapahit

Dari ANIEM ke PLN

Sebelum beralih menjadi Perusahaan Listrik Nasional atau PLN, ANIEM telah mengalami beberapa kali perubahan nama. Begitu pula dengan status bangunan ANIEM di Jalan Gemblongan No.64, sampai pada tahun 1994 ketika PLN telah resmi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), gedung ANIEM ini digunakan sebagai kantor PLN cabang Surabaya Utara.

Adapun secara struktural, PT. PLN (Persero) Cabang Surabaya Utara menggunakan nama sebagai Area Pelayanan Pelanggan (APP) hingga tahun 2004, Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) sampai pada tahun 2019, dan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) hingga sekarang.

Bangunan kantor PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Surabaya Utara di Jalan Gemblongan No.64 ditetapkan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Walikota Surabaya No. 188.45/004/402.1.04/1998 Nomor Urut 64 pada tahun 2009. Tidak banyak yang diubah dari bentuk bangunan. Perawatan yang rutin dilakukan pada setiap tahun adalah pengecatan dan perbaikan pada beberapa komponen yang rusak.

Sampai dengan tahun 2021, PLN UP3 Surabaya Utara telah memiliki 395.390 juta pelanggan dengan rasio elektrifikasi sebesar 108,34 persen.

(Sumber: G.H.Faber, Nieuw Surabaya; Verslag Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteit Maatschappij Over Boekjaar 1909).

Kota Lama Medan yang Bersejarah Kini Bersolek, Akan Hadir dengan Wajah Baru

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini