Mengunjungi Binjai, Kota Pohon yang Jadi Tempat Rehat Favorit Pedagang

Mengunjungi Binjai, Kota Pohon yang Jadi Tempat Rehat Favorit Pedagang
info gambar utama

Binjai merupakan salah satu kota yang cukup penting di Provinsi Sumatra Utara. Letaknya kurang-lebih 22 kilometer di sebelah barat kota Medan. Binjai merupakan salah satu daerah pembangunan Mebidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai, dan Deli Serdang.

Dari mana asal Binjai? Berdasarkan data sejarah pada 1832 di wilayah ini ada sebuah daerah bernama Kampung Bingai. Untuk pembukaan kampung tersebut, oleh beberapa tetua masyarakat setempat digelar sebuah upacara adat di bawah pohon binjai.

Menanti Stadion Baru di Sumut, Penerus Sejarah PON Setelah Stadion Teladan

Pohon ini tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai. Di sekitar pohon binjai itu kemudian dibangun beberapa rumah yang kelamaan bertambah banyak dan akhirnya kawasan itu berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang sangat ramai.

“Nah, kawasan dekat pohon binjai itulah yang lama-lama menjadi sebutan bagi kota Binjai,” ucap Zaenuddin HM dalam Asal-Usul Kota-Kota Indonesia Tempo Doeloe.

Tempat penginapan

Selain itu, jelas Zaenuddin ada versi lain mengenai awal mula kota Binjai. Dikatakan asal mula kata Binjai merupakan kata baku dari istilah Binjei yang merupakan dari kata ben dan i-jei yang dalam bahasa Karo artinya bermalam di sini.

Pengertian ini dipercaya oleh masyarakat asli kota Binjai. Khususnya etnis Karo merupakan cikal bakal kota Binjai pada masa kini. Hal ini ucapnya berdasarkan fakta sejarah, bahwa pada masa lampau, kota Binjai merupakan perkampungan yang berada di perbatasan.

“Jalur ini digunakan oleh Perlanja Sira yang dalam istilah Karo merupakan pedagang yang membawa barang dagangan dari dataran tinggi Karo dan menukarnya (barter) dengan pedagang garam di daerah pesisir Langkat,” kata Zaenuddin.

Siswa Indonesia Raih 7 Medali Lomba Sains Asia-Pasifik

Biasanya para pedagang ini hanya bepergian dengan berjalan kaki menembus hutan belantara menyusuri jalur tepi sungai, sehingga sulit untuk ditempuh dalam satu atau dua hari. Karena itu perlu menginap di tempat yang sama.

“Seiring berjalannya waktu, kemudian kawasan tersebut menjadi sebuah perkampungan yang mereka namai dengan Kuta Benjei atau sebutan sekarang: Kota Binjai,” paparnya.

Kota perjuangan

Sejak 1822, Binjai telah dijadikan pelabuhan dan tempat untuk menghasilkan pertanian lada untuk diekspor. Kemudian pada 1823, Gubernur Inggris telah mengutus John Anderson untuk pergi ke kampung yang bernama Ba Bingai.

Namun catatan soal Binjai, terjadi pada 1864 ketika pemerintah Belanda ingin menguasai Deli. Usaha untuk menguasai Tanah Deli oleh orang Belanda menggunakan politik pecah belah melalui pengangkatan datuk-datuk.

Karya Anak SMA Sumatera Utara Akan Diluncurkan ke Luar Angkasa

Tetapi ada beberapa datuk yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda, bahkan melakukan perlawanan. Bersamaan dengan itu Datuk Sunggal tidak menyetujui konsesi tanah kepada perusahaan Rotterdenmy oleh Sultan Deli.

Karena itulah, di bawah kepemimpinan Datuk Sunggal bersama rakyatnya di Timbang Langkat (Binjai) dibuatlah benteng pertahanan untuk menghadapi Belanda. Karena itulah, Belanda merasa terhina.

Maka pada 17 Mei 1872 terjadi pertempuran yang sengit antara masyarakat dengan Belanda. Peristiwa perlawanan inilah yang menjadi tonggak sejarah dan ditetapkan sebagai hari jadi Kota Binjai.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini